KITA GRAVITASI BAGI SEMUA
(ALAM)
Di dalam realita kehidupan sehari-hari tentunya
banyak kejadian yang terjadi di sekeliling kita. Kita bisa melakukan aktifitas tersebut
di muka bumi tidak lepas dari gaya gravitasi. Karena dengan gaya gravitasi
tersebutlah kita bisa berpijak di atas
permukaan bumi. Terkait dengan gaya
gravitasi saya yakin di antara pembaca ada yang sadar, ada yang belum
sadar dan ada pula yang tidak sadar, tapi tidak masalah semua hal tersebut karena melalui tulisan ini saya akan memuat tulisan yang
berkaitan dengan gravitasi. Gravitasi yang akan saya tulis berkaitan
dengan gravitasi universal dalam aspek kehidupan kita.
Dalam ilmu fisika gravitasi
adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta. Jika gravitasi dikaitkan dengan perilaku kehidupan kita,
kata gravitasi bisa disamakan dengan kata “ tarik-menarik”, “ daya tarik’,” magnet”, “inner beauty”, ataupun “panutan” (jika kelak
didalam tulisan ini di jumpai kata gravitasi, maka gravitasi tersebut dapat diartikan sebagai tarik-menarik, daya tarik, magnet, inner beauty, ataupun panutan). Gravitasi tersebut dapat dimaknai sebagai sebab akibat apa yang
telah kita lakukan dalam kehidupan kita. Gravitasi ini mencakup semua aspek kehidupan baik
itu profesi pengajar,
olahragawan, wartawan, pembisnis, motivator, penceramah, ataupun profesi yang
lainnya , untuk menjadi akibat yang
baik, tentunya kita harus memberikan yang
terbaik sebagai suatu keiklasan dan bukan keterpaksaan agar menjadi sebab yang
baik pula. Jika semua hal tersebut sudah diaplikasikan dalam kehidupan kita,
tentunya akan menjadi daya tarik, manget, gravitasi semua, termasuk pula alam semesta. Bahkan seorang penganggurpun (orang yang sedang
berproses mencari pekerjaan, diperhalus dikit he..he..he..) tetap mempunyai gravitasi bagi lingkungan sekitarnya. Tentunya
akan menjadi suatu kebanggaan dan rasa syukur jika kita bisa sebagai pusat gravitasi di sekitar
kita. Jadikanlah prilaku kita dalam
kehidupan sehari-hari menjadi akibat baik dari sebab yang kita lakukan. Dalam
kondisi, profesi apapun tetaplah menjadi gravitasi di sekitar kita.
Saya akan bercerita terkait dengan tulisan saya di atas tersebut, ambil contoh yang terburuk saja yaitu
pengangguran (terburuk.., sebenarnya tidak juga jika sipenganggur sedang
berproses mencari kerja). Ya..! penganggur tetap mempunyai gravitasi. Jadikan status penganggur sebagai sarana
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Saat sedang menganggur
anggaplah Tuhan sedang memberikan waktu spesial untuk diri kita dengan Tuhannya tanpa diganngu oleh
rutinitas yang lainnya. Jadikan diri kita sebagai abdi bagi Tuhannya. Apa yang
perintahkanNYA kita laksanakan karena belum tentu jika kita sedang bekerja
punya waktu seperti ini. Anggaplah sekarang ini kita sedang menjalani pematangan kualitas diri sehingga kita siap
mental dalam menjalani kehidupan ini dan menjadi gravitasi bagi para pencari
kerja yang lainnya. Yang pada akhirnya image penganggur
tidak identik dengan kriminalitas atau hal-hal negatif. Jadi gravitasi itu bisa
ditempatkan dalam segala kondisi karena kita selalu bisa memandang segala pengalaman dan
kejadian dari sudut pandang yang positif, bahkan untuk kejadian yang buruk
sekalipun dan selalu bergairah dalam menjalani hidupnya!

Untuk menjadi daya tarik
(magnet), panutan ataupun gravitasi, tentulah dimulai dari diri sendiri. Pada dasarnya setiap orang
memiliki daya tarik masing-masing, namun baik ataupun
buruknya tergantung dari kita pelakunya dan sudut pandang orang yang
menilainya. Karena dimulai dari diri sendiri, maka jadilah pribadi yang positif untuk
mencapai hal yang terbaik. Lakukanlah hal yang positif dalam segala hal, yaa.. dalam
segala hal termasuk juga pikiran positif kita, karena hidup itu tidak terlepas dari
saling mengurangi ataupun saling menambahkan. Terkait hal ini, kita sudah mengetahui, di mana dalam tubuh ini terdapat dua energi yang
satu sama lain saling mempengaruhi, yaitu energi positif dan energi negatif. Ketika kita memiliki sebuah
tindakan, yang disitu mampu memancarkan pancaran energi positif, maka kita juga akan mampu
menghilangkan energy negatif yang ada di dalam diri kita. Sudah menjadi kesepakatan
umum hal-hal positif itu adalah kebaikan, begitu pula
sebaliknya hal-hal negatif adalah keburukan dan saya akan analogikan kata-kata tersebut sebagai berikut: pertama sebagai contoh saling mengurangi, jika kita melakukan 10 hal positif (kebaikan)
dan 3 hal negatif (keburukan), maka ini bisa kita sebut saling mengurangi yaitu
10-3= 7 kebaikan atau kita melakukan 3 kebaikan dan 7 keburukan (3-7=-4 keburukan). Sedang contoh yang kedua adalah saling menambahkan yaitu jika kita melakukan 5 keburukan dan melakukan
kembali 4 keburukan, maka -5-4=-7 keburukan ataupun kita melakukan 7 kebaikan dan
6 kebaikanmaka akan bernilai 7+6= 13 kebaikan. Itulah hidup yang kita lakukan dan
kita akan dinilai seperti itu. Tinggal pilihan ada ditangan kita dan mana yang dipilih,
bagian dari kebaikan atau bagian dari keburukan. Masing-masing punya konsekuensi
(sebab-akibat) sendiri-sendiri.

Memang
bukan cara yang mudah untuk memperkuat energi positif yang ada di dalam diri kita, tapi bukan berarti hal
itu sulit untuk kita dapatkan. Banyak cara
yang bisa kita lakukan untuk memperkuat energi positif dari dalam diri kita, dengan catatan, kita harus melakukan hal ini
dengan sungguh-sungguh. Adapun hal-hal positif yang perlu kita
lakukan adalah: Jalani
pola hidup sehat, mudah tersenyum, jadilah diri sendiri, menambah hal positif
(wawasan, pengetahuan, dan ilmu), gaya bicara sopan, perlahan
dan jelas, berpenampilan menarik, sopan, dan rapi.
Sedangkan hal-hal negatif yang perlu kita buang jauh-jauh adalah: Jangan berprasangka buruk, hilangkan segala macam
bentuk penyakit hati (dendam, benci, iri, dll), tidak mudah emosi, jangan mengkonsumsi makanan
yang merusak kesehatan, usahakan untuk tidak mudah
stres dan depresi, hindari segala macam bentuk
pengaruh buruk. Karena hal-hal positif yang kita lakukan akan menarik
hal-hal positif yang dari luar masuk ke dalam diri kita, begitu pula
sebaliknya. Jika hal tersebut rutin kita lakukan minimal selama 40
hari, rasakan perubahan yang akan terjadi! Berani mencoba…?

Teringat akan sebuah buku dan
film berjudul “The Secret” akan hukum tarik-menarik. Hukum tarik menarik itu sendiri adalah kekuatan
yang akan menarik sesuatu yang sejenis, seirama, untuk
saling mendekat. Sementara
itu jika ditinjau dari sisi yang lain perilaku positif tidak hanya dilakukan aktifitas
secara fisik seperti pada paragraf di atas, melainkan juga melalui aktifitas berpikir
positif sehingga hal tersebut akan saling melengkapi dan memperkuat energi positif. Berpikir positif merupakan satu paket dengan aktifitas
positif dan bicara positif. Pikiran itu bersifat magnetis dan pikiran itu mempunyai
frekuensi. Ketika kita memikirkan pikiran-pikiran, pikiran-pikiran itu dikirim kesemesta
dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang berada di frekuensi yang
sama. Segala sesuatu yang dikirim keluar akan kembali kesumbernya, yaitu kita. Maka
jadikanlah potensi diri kita potensi yang selalu positif . Apa yang terjadi ketika seseorang individu senantiasa berpikiran
negatif, banyak mengeluh, bermalas-malasan? Tentu saja hal ini akan menarik
individu-individu dengan karakter yang sama untuk mendekat kepadanya. Sehingga tidak
heran jika orang yang berpikir negatif mengeluhkan kenapa teman-teman di kantornya begitu negatif, para tetangga di rumah terlihat tidak suka, dunia terasa sempit dan tidak
ada tempat yang nyaman dan lain sebagainya. Bisa jadi masalahnya adalah
di dirinya yang menjadi "magnet negatif" yang
menarik semua itu mendekat padanya. Hukum tarik-menarik adalah hukum alam. Hukum ini sama pentingnya
dengan hukum gravitasi. gravitasi adalah hukum
alam yang Tuhan ciptakan, untuk membuat dinamika dalam kehidupan. Dan hal ini
juga sesuai dengan apa yang dijanjikan NYA, bahwa TUHAN berlaku sesuai
prasangka hamba NYA. Oleh sebab
itu Tuhan menganjurkan jangan berputus asa dari berharap serta berdoa karena harapan
dan doa juga termasuk dalam aktifitas positif. Jadilah "magnet" kebaikan, agar kita menarik hal-hal baik
semakin mendekat kepada kita.

Masih dalam konteks gravitasi
atau hukum tarik-menarik. Selain berprilaku dan berpikir positif, pada tulisan diatas
juga disebutkan berkata positif. Tentunnya akan ada korelasi dari berkata positif
ataupun berkata negative. Saya ulangi kembali intinya, yang baik akan menarik
yang baik sedangkan yang buruk akan menarik yang buruk. Saya contohkan pada “AIR” saya kutip dari Dr Masaru Emoto yang dipublikasikan melalui
bukunya “The True Power of Water” ternyata air mampu merespon kata-kata, gambar
serta musik secara positif ataupun negatif. Jika kita mengatakan pada air
kata-kata positif seperti
“cinta
dan terima kasih” maka hasil foto kristal airnya sungguh dahsyat
yakni membentuk kristal air heksagonal yang indah. Sebaliknya, jika kita
mengatakan pada air kata-kata negatif
“kamu
bodoh” atau kalimat negatif lainnya maka air tersebut tidak akan membentuk
kristal tapi meresponnya dengan bentuk yang buruk tidak menentu. Dapat dibayangkan bagaimana bentuk air
yang ada pada tubuh kita, seandainya kita berkata negatif, tidak mampu membayangkan
tentunya. Artinya dalam melakukan aktifitas sehari-hari kita harus memperhatikan
perilaku kita yang positif baik itu bertindak, berpikir ataupun
berkata.

Keinginan
saya untuk menjadi
bagian dari gravitasi, agar prilaku positif
saya dapat menular ke
teman-teman, maka saya perlu mensosialisaikan prilaku
tersebut. Untuk mensosialisasikan di lingkungan
terdekat, saya bisa langsung take action, tapi saya ingin
lebih dari lingkungan terdekat guna
dapat meyebarkan virus-virus kebaikan leih luas lagi. Keinginan
saya tersebut tidaklah sulit di zaman era teknologi seperti sekarang
ini. Saya
memanfaatkan internet
sebagai media sosialisasi. Apa yang saya lakukan sehari-hari
di semua aktifitas sebisa mungkin saya rekam baik berupa foto, video, pesan dan lain-lain karena
hasil rekaman tersebut akan saya share di media sosial. Tentunya yang disharingkan pada media sosial adalah hal-hal
yang baik yang akan menjadi gravitasi bagi para netizen. Adapun media sosial
yang saya gunakan seperti Facebook, twitter, instagram ataupun blog pribadi. Sebagai
contoh, takala ada kejadian yang bagus dibarengin dengan argument
disekitar kita termasuk pula takala saya sedang membaca artikel
yang bagus serta layak disebarkan biasanya saya buat
ststus di facebook (www.facebook.com/prabowosinggih), jika ada moment yang bagus untuk diambil
gambar, maka saya akan foto moment tersebut dan saya akan upload di instagram
(@singgihprabowost), jika saya punya pemikiran
cermelang, baik yang spontan ataupun hasil pemikiran, hasil
tersebut saya rangkai
dalam kata-kata yang diwujudkan dalam bentuk tulisan dan saya twitt
di akun twitter
saya (@singgihprabowoo) ataupun ada peristiwa yang spesial yang perlu
dituangkan dalam tulisan yang cukup panjang, maka saya tuangkan dalam blog pribadi
saya http://singgih.prabowo.blogspot.co.id bisa berupa tulisan plus foto
ataupun tulisan saja . jika semua akun-akun tersebut digabungkan lalu
disimpulkan, maka kesimpulan yang di dapat akan mencerminkan secara tidak langsung mengenai
diri saya sendiri.
Diri saya inilah yang saya akan jadikan daya
tarik atau gravitasi bagi rekan-rekan semua dalam skala yang lebih luas
agar gravitasinya menjadi besar pula dan membawa kebaikan bagi kita semua (alam).
Tentunya dalam bermedia
sosial tersebut banyak kendala yang dihadapi. Bukan kendala pada
peristiwa yang terjadi di
sekeliling kita melainnkan terkendala pada keterbatasan perangkat yang digunakan
dalam melakukan kegiatan tersebut. Untuk kelancaran dalam
bermedia social tersebut haruslah didukung oleh perangkat yang mumpuni satu
perangkat yang dapat mencakup seluruh kegiatan seperti all in one baik dari
segi kamera, vidio, kecepatan, kapasitas, serta aplikasi-aplikasi yang cukup
banyak seperti internet banking (bisa lebih dari satu bank), aplikasi belanja
online, email, aplikasi pendidikan, aplikasi keuangan dan masih banyak lagi.
Dalam perjalanan waktu saya sering kali gonta-ganti hp
tapi tetap saja terkendala, karena saat inu saya belum menemukan
HP yang
all in one. semoga lain kesempatan dapat menemukan yang sesuai denga kantong saya.
#BeTheGravity
Sumber Gambar:
bagaiman jika berkata sudah positif, bertindak juga sudash positif namun, berpikir masih negatif?