SEMUA AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH I

Sabtu, 05 Juni 2021

 

SEMUA AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH I

Pertengahan bulan April tepatnya tanggal 23 tahun 2021 istri saya sempat mengecek kehamilan dengan tes pack dan hasil tes tersebut adalah positif, walaupun posisi garis hasil tes pack masih samar-samar tapi dilihat dari penjelasan keterangan dites packnya sudah termasuk positif. Tak lama dari tes tersebut untuk memastikannya kami ke klinik tempat faskes kami di BPJS tertanggal 26 April 2021. Hasil dari pengecekan dengan menggunakan alat bantu USG belum tertihat dimonitor. Kesimpulan awal dari cek up tersebut bisa dikatakan masih usia terlalu dini kandungannya sehingga tidak terlihat.

Hasil Tes Pack Positif
  

Selang beberapa hari setelah cek di klinik Amelia lalu kami untuk mencoba cek di Bidan Bekti tetangga sekitar rumah dan beliau pula yang menagani Farah saat dilahirkan (klik di sini untuk lebih detailnya). Hasil dari tes USG di Bidan Bekti dinyatakan hamil karena sudah terlihat kantong/rumah janin. Alhamdulillah yang awalnya penasaran antara hamil atau tidak, kini sudah terjawab, yaitu hamil.

Setelah mengetahui berita tersebut di atas istripun menjaga kondisi dengan baik. Karena hamil yang sekarang ini ada beberapa perbedaan dan persamaan saat hamilnya Farah, yaitu adanya flak-flak di awal. Inilah yang membuat istri ekstra hati-hati. Dengan adanya flak-flak tersebut bisa jadi ada sesuatu seperti janin yang tidak kuat menempel pada rahim sehingga menimbulkan flak-flak tersebut. Selang beberapa minggu akhirnya sudah tidak timbul flak-flak lagi. Istripun rajin minum obat, vitamin dan calsium yang dianjurkan oleh dokter ataupun bidan.

Hasil USG positif

 Kini usia kandungan sekitar 8 minggu atau dua bulan. Alhamdulillah sudah masuk bulan kedua. Disela-sela saya istirahat selepas pulang kantor Jumat tertanggal 28 April 2021 istri mengatakan kepada saya “bahwasannya tadi istri mengalami flak-flak kembali”, sayapun menaggapi hal tersebut “mungkin flak biasa seperti diawal-awal”. dan istri mengajak saya hari Sabtu besok untuk cek up mengecek kehamilan kembali. Saat Sabtu mau mengecek kehamilan, ternyata Bidan Bektinya tutup, akhirnya tidak jadi atau ditunda.

Ahad 30 Mei 2021, sore hari terjadi pendarahan yang cukup banyak pada istri. Istripun kaget akan hal ini, kenapa ini dan ada apa ini...! akhirnya istri ke Bidan Bekti guna untuk memastikan apa yang telah terjadi, eehhh ternyata bidannya masih tutup dan akhirnya setelah sholat isya kamipun ke Bidan Bekti dan masih tutup juga dan akhirnya kami ke Bidan Tuti yang berada di depan perumahan kami. Di sanalah di USG, adapun hasil USG adalah: positif hamil hanya saja janinnya tidak berdetak dan janin tidak berkembang. Untuk ukuran dua bulan, biasanya detak janin sudah terdeteksi. Akhirnya Bidan Tuti menyarankan untuk cek ke  klinik atau rumah sakit yang lebih lengkap lagi baik menggunakan BPJS ataupun tidak.

Senin 31 Mei 2021 kami cek-up ke Klinik Amelia, setelah daftar dan hadir serta menunggu ke klinik Amelia, ternyata dokter yang ditunggu-tunggu tidak bisa hadir dikarenakan ada sesuatu. Lalu kami memutuskan untuk mencari tepat untuk cek up yang mempunyai fasilitas USG 4 Dimensi. Istri sebelumnya sudah browsing terkait tempat tersebut dan mendapatkan Klinik Bunda Sehat. Akhirnya kami menuju ke lokasi. Sampai lokasi lalu daftar dan menunggu giliran dipanggil. Tiba saatnya dipanggil sesuai urutan dan istripun menceritakan kronologisnya. Tak lama kemudian barulah dilakukan pengecekan USG transvaginal (1). Hasil tes yang telah dilakukan adalah memang janin yang ada di rahim tidak mengalami perkembangan dan tidak ada denyut ataupun suara pada janin. Sayapun tidak bisa membayangkan apa yang ada dibenak dan respon emosional pada istri saat mengetahui hal tersebut. Dokter yang memeriksa istripun memberikan gambaran terkait apa yang telah diperiksa dan dianjurkan untuk menindaklanjutinya, yaitu untuk memberisihkan apa yang tertinggal di rahim dengan cara dikuret(2) Setelah hasilnya tahu dan sementara sambil memikirkan tindakan selanjutnya, apakah dikuret ataupun dikasih obat-obatan. Jika pertanyaan tersebut di atas sudah terjawab, bukan berarti selesai pertanyaan, tapi justru akan menambah pertanyaan-pertanyaan baru seperti jika misal dikuret, lalu mau pakai BPJS atau mandiri? Sementara untuk tahun ini kami masih membutuhkan dana yang cukup besar untuk bayaran sekolah Fikri dan Faris karena ada biaya yang harus dipersiapkan untk kenaikan kelas. Katakanlah kenaikan kelas Faris dari kelas 5 ke kelas 6 butuh dana sekitar 6.000.000 rupiah sedang Fikri sekitar 3.000.000 rupiah.

Hasil Transvaginal menyatakna janin tidak berkembang

Hari ini selasa tertanggal 1 Juni setelah saya mengikuti Apel hari lahir Pancasila kami kembali ke Klinik Amelia untuk mendapatkan surat rujukan ke rumah sakit untuk diambil tindakan lebih lanjut. Usai mendapatkan surat rujukan lalu kami langsung menuju ke Rumah sakit rujukan yaitu Rumah Sakit Bella, tapi sayang berhubung hari ini tanggal merah, maka untuk pendaftaran berobat diliburkan dan dibuka esok hari.

Hari ini sesuai dengan rencana Rabu 2 Juni 2021 kami kembali ke RS. Bella pukul 6.30, seperti biasanya diawali dengan proses pendaftaran berhubung masih masa pandemi Covid 19, maka perlu diskrining terlebih dahulu. Sebenarrnya dimasa pandemi covid 19 ini saya menghindari dari rumah sakit. Menurut saya rumah sakit itu tempat dari (penyembuhan) penyakit karena semua orang yang sakit kumpul menjadi satu disini apapun penyakitnya baik ringan hingga berat baik yang menular ataupun tidak menular. Saat kami dateng saya pikir tidak seramai yang sudah-sudah ternyata dugaan saya keliru, justru lebih ramai yang sekarang ini jika dibandingkan dengan sebelumnya (belum masa pandemi covid 19). Apa kira-kira penyebabnya yaa.. sayapun belum tahu. Lepas dari takut dan menghindari tapi mau tidak mau saya harus juga mendatangi rumah sakit karena memang ada yang harus diambil tindakan oleh ahlinya yaitu dokter. Proses pendaftran selesai dilanjut proses pemanggilan hingga proses pemeriksaan oleh dokter. Istri mendapatkan jadwal oleh dr. Renny Pratiwi, SpOG jam 10:00. Tiba giliran dipanggil, istri diperiksa oleh dr. Renny, istripun menjelaskan kronologis kejadian. Pada kesempatan kali ini istripun diperiksa kembali dengan USG transvaginal. Hasil dari pemeriksaan dan USG transvaginal menyimpulkan sama dengan hasil sebelumnya. Dokterpun menyarankan harus dikuret untuk tindaklanjutnya. Untuk hari ini hanya pengecekan darah dilaboraturium serta tes swab antigen baik istri sebagai orang yang mau dimbil tindakan dan saya sebagai orang yang menemami istri. Alhamdulillah hasil swab negatif, artinya istri besok bisa diambil tindakan dan sayapun dapet menemani istri. Selain swab istri diberikan obat untuk diminum tengah malam nanti (00:00) dan istri dijadwalkan hari Kamis besok untuk melakukan tindakan kuret. Pada tengah malam istripun meminum obat yang diberikan oleh dokter. Efek dari obat tersebut membuat perut mulas dan istri sempat mengalami gemetar. Setelah itu istri tidur, tapi tidurpun tidak tenang. Pada jam 2 dini hari istri membangunkan saya dan mengatakan “untuk nanti berangkat ke rumah sakitnya jam 5 pagi saja yaa..” dikarenakan istri sudah tidak tahan lagi dengan kondisi yang dialami dan ingin cepet selesai pula. Jam 3.15 dini hari kami bangun dan kami menyiapakan segalanya termasuk masak nasi dan lauk untuk anak dirumah saat kami tinggalkan. Dan pukul 6:00 kami berangkat ke rumah sakit. 

Tes swab antigen dinayatakan negatif

Kamis 3 Juni 2021 jadwal kuret istri. Setelah sampai rumah sakit, lalu kami urus prosedur untuk diambil tindakan. Setelah semua beres tinggal tungga panggilan. Sekitar jam 9 kami mendapatkan panggilan lalu diantar ke ruang tindakan. Diruang tindakan ini juga masih ada beberapa pengisian form-form administrasi dan penjelsan-penjelsan terkait proses kuret dan lain sebagainya. Kondisi istri saat ini puasa baik makan dan minum, kecuali saat dikasih obat pada siang hari. Untuk jadwal jam operasinyapun belum diketahui karena terkait dengan pembukaan pula. 

 

Saat menunggu diambil tindakan

Kamipun menunggu proses tindakan dari jam demi jam sambari menayakan kabar anak dirumah yang kami tinggal. Dalam menunggu tindakan ada juga peristiwa saat istri ingin ke toilet, saat berjalan ke toilet istri kedinginan. Istri memang tidak kuat dingin apalagi diruangan ber AC. Terasa kaku tubuh istri saat kedinginan dan sayapun binggung dan takut terjadi apa-apa. Terasa kini jam sudah menujukan pukul 3 sore dan pada jam ini suster melakukan persiapan peralatan seperti beberapa peralatan alumunium yang cukup banyak berbentuk sendok besar, alat penghitung detak jantung dan lain sebagainya. Kami berharap semoga saja tidak lama kemudian diambil tindakan karena selain istri laper juga ingin cepat selesai pula tentunya. Sambil menunggu kepastian akhirnya dokterpun dateng pada jam 17:30 dan mengambil tindakan kuret.

Peralatan yang akan digunakan untuk kuret

Sayapun pada saat itu dipersilahkan untuk diluar ruangan tindakan. Tak lama kemudian saya dipanggil dan dipersilahakn untuk masuk kembali karena proses kuret sudah selesai. Sayapun melihat istri saya masih belum sadarkan diri dan masih lengkap dengan peralatan yang melekat ditubuhnya seperti selang oksigen, impus dan alat penghitung detak jantung (Patient Monitor) yang masih terhubung pada jempol istri. Melihat kondisi istri seperti ini membuat saya takut pula. Yaa takut segalanya deh.. apalagi terdapat patient monitor dan selang oksigen yang masih terhubung belum lagi suara yang terdengar dari monitor, mengingatkan akan hal-hal tertentu seperti kematian. Menunggu proses pemulihan memang membutuhkan waktu. 

 

 

Setelah rada sadar saya coba untuk komunikasi dengan istri tapi masih belum maksimal. Selain khawatir yang lain saya juga teringat saat siang tadi istri merasakan laper. Karena untuk makan disyaratkan kondisi istri harus sudah bisa duduk. Akhirnya istri sudah bisa duduk walaupun dengan proses berkali-kali mencoba untuk duduk sambil saya bantu. Memang terasa berat badan istri saat saya coba bantu mendorong ke depan untuk duduk seolah-olah badan tertumpu pada tangan saya. Setelah sekian kali mencoba akhirnya istripun bisa duduk lalu saya suapkan makan, tapi istri tidak selera dengan makanan yang ada karena istri ingin makan makanan yang hangat. Saya coba untuk mencari bubur ayam disekitaran rumah sakit dan tidak ditemukan yang menjual bubur ayam. Saya coba alternatip yang lain seperti soto tetap saya tidak temukan karena hampir semua pada tutup yang ada seperti nasi goreng dan pecel lele. Saya kaget, baru jam segini kok jarang penjual dan toko-toko pada tutup. Saya pikir mungkin karena efek dari pandemi covid sehingga tutup lebih awal dan berubah segalanya. Berhubung tidak ada makan yang cocok lalu saya belikan gorengan yang hangat. Tapi sama saja istri tidak berselera. Akhirnya kami putuskan untuk pulang saja deh selain istri sudah sadar walaupun masih belum kuat. Kami pulang menggunakan grab car dan motor tetap saya parkirkan di rumah sakit. Karena kondisi seperti ini tidak memungkinkan pulang dengan mengendarai motor. Alhamdulillah sekitar pukul 21:30 sudah sampai rumah. Dirumah sudah ada bude, bulik dan sepupu tadi siang sekitar jam 14 an tiba dirumah guna membantu dan menemani Fikri, Faris dan Farah. Saya persiapkan makan istri hingga istirahat dan kemudian saya mandi dan menemin istri istirahat dan esok harinya hasil kuret yang diserahkan kepada kami, saya kubur dekat dan berdampingan dengan ari-ari Farah.

Hasil dari kuret, sengaja tidak diperjelas (mohon maaf, jika menganngu)
 

Dari kejadian tersebut di atas tentunya menjadikan pelajaran bagi saya, istri dan keluarga. Kami diberikan tiga anak lahir dengan normal dan tidak terkendala dan hal itu harus kami syukuri, sedang sekarang rencana mau anak yang ke empat dan mengalami keguguran diusia dua bulan, itupun harus kita terima karena sudah takdir demikian, kita ini milik Allah dan akan kembali kepada Allah.. Artinya kita tidak punya kuasa atas sesuatu walaupun kita menginginkannya. Apalah kita ini, terkadang yang besar itu hanya kesombongan dan keinginan kita yang neko-neko, sementara untuk kuasa kita tidak punya daya dan upaya hanya pasrah/tawakal setelah kita melakukan ikhtiar dan berdoa. Kalaupun keinginan baik kita tidak tercapai (bukannya Allah  tidak ingin kebaikan atau kita tidak tahu/belum rencana Allah. Karena menurut kita baik, belum tentu menurut Allah itu baik, atau sebaliknya) tentunya tidak ada yang akan sia-sia semuanya akan ada ganjarannya termasuk apa yang telah kita lakukan.


Penguburan hasil kuret

Terkait dengan kejadian tersebut di atas yaitu perihal kuret dan prosesnya yang dimulai dari hari Ahad tertanggal 31 Mei-3 Juni 2021 ternyata disekitaran tanggal tersebut, saya ada kegiatan yaitu saya ditugaskan oleh Kantor untuk Dinas Luar rekruitmen  ke Lhokseumawe Aceh tertanggal 2-4 Mei 2021, berhubung dari pihak satgas Covid Lhokseumawe tidak bersedia akhirnya pelaksanaan kunjungan ke Lhokseumawe dibatalkan dan saya dikasih kesempatan untuk memilih tempat lain selain Lhokseumawe dan pada kesempatan ini saya katakan untuk rekrut tahap ini saya tidak dahulu deh, nanti tahap berikutnya saja saya ikut. Awalnya saya masih ragu-ragu apakah ikut atau tidak, yaa hitung-hitung sebagai jalan-jalan ke tempat yang belum pernah saya kunjungi pula apalagi saya suka travel cocoklah itu (dalam hati). Bahkan dua teman saya juga ada yang ingin mengundurkan diri dari kegiatan tersebut dan keduanya menawarkan kepada saya sebagai penggantinya, tapi tetap saya jawab “untuk tahap ini tidak dahulu deh” dan ternyata hikmah dari kegagalan keberangkatan saya bisa jadi kejadian tersebut di atas merupakan suatu jawabannya. Masyaallah itu terjadi atas kehendak Allah.



WA terkait tidak berangkat ke Lhokseumawe

 

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan segalanya pada kami sehingga proses kuret berjalan dengan baik. Serta terimakasih pula kepada kakak dan adek-adek saya serta mertua (orangtua kami) untuk supportnya. Tidak ketinggalan pula dr. Renny Pratiwi, SpOG yang menangani kasus ini beserta RS. Bella yang pelayanannya masih bagus seperti disaat penaganan Faris yang digigit ular. 

 

1.         Untuk melihat adanya kelainan pada organ reproduksi wanita, yaitu rahim, indung telur, saluran indung telur, serviks, dan vagina yang dapat menyebabkan perdarahan vagina, nyeri panggul, dan kemandulan. USG transvaginal juga dapat melihat pertumbuhan kista dan jaringan abnormal lainnya pada rahim, seperti miom. Selain itu, USG transvaginal juga dapat dilakukan saat kehamilan untuk memonitor denyut jantung janin, serta melihat kelainan pada serviks yang dapat mengakibatkan kelahiran prematur atau keguguran.)

2.         Kuret atau kuretase adalah prosedur untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Kuret biasanya diawali dengan dilatasi, yaitu tindakan untuk melebarkan leher rahim (serviks). Oleh karena itu, prosedur ini sering kali disebut dilatasi dan kuretase (dilation & curettage).

Kuret dapat dilakukan dengan metode pengikisan menggunakan alat berbahan logam ataupun metode penyedotan (suction) menggunakan alat khusus. Dengan metode tersebut, jaringan dalam rahim akan dikeluarkan. Jaringan yang akan dikeluarkan dari rahim (uterus) melalui tindakan kuret adalah jaringan endometrium. Endometrium adalah jaringan berlendir yang membentuk dinding rahim bagian dalam. Ketebalan endometrium akan berubah selama siklus menstruasi. Endometrium akan menebal dan mengandung banyak pembuluh darah untuk mempersiapkan kehamilan. Jika tidak terjadi kehamilan, dinding endometrium akan luruh dan terjadi menstruasi.

Selain untuk mengeluarkan jaringan endometrium, kuret juga dapat digunakan untuk mengeluarkan janin yang meninggal akibat keguguran dan mengeluarkan plasenta yang masih menempel di dalam rahim setelah persalinan (retensi plasenta).

 




0 komentar: