MONITORING DAN KEJADIAN LAINNYA

Jumat, 11 Oktober 2019
MONITORING DAN KEJADIAN LAINNYA

Seperti biasanya saya kembali akan melaksanakan Dinas Luar (DL). Kali ini DL saya terkait BLK Komunitas. Agenda tersebut direncanakan pada tanggal 9-11 (Rabu-Jumat) Oktober 2019. Adapun lokasi yang akan dikunjungi adalah BLK Komunitas Yayasan Pusat Pendidikan dan Dakwah Baitusalam di Desa Kendaldoyong, Pemalang Jawa Tengah dan BLK Komunitas Ponpes Al Insap berada di Paesan Tengah, Pekalongan Jawa Tengah juga. Team kunjungan monitoring BLK Komunitas ini adalah saya bersama Aditya.

Telah kami jadwalkan untuk agenda pertama adalah berkunjung ke BLK Komunitas Al Insap yang berada di Pemalang pada tanggal 9 Oktober 2019. Untuk transportasi, kami menggunakan transportasi darat (mobil Aditya). Kami berangkat pukul 11 dari kantor dan sapmai dilokasi pukul 17:15 wib. Setelah sampai kami lalu kami mengecek semua pekerjaan fisik termasuk juga laporan proses pembangunan BLK Komunitas. Hingga selesai pada pukul Sembilan malam. Lalu kami pamit dan dilanjutkan dengan makan malam hingga pukul 23:00 setelah itu dilnjutkan perjalanan menuju Hotel Regiana yang berada di dekat pintu tol. 

BLK Komunitas Baitusalam

BLK Komunitas Baitusalam
Hari ini kamis, 10 Oktober 2019 adalah hari kedua dan jadwal kami adalah monitoring ke BLK Komunitas Al Insap Pekalongan. Setelah cek out dari Hotel Regiana pukul 10:00, kami lanjut ke BLK tersebut di atas. Sampai lokasi sekitar jam 11:30. Seperti halnya dengan yang kunjungan pertama diatas, kamipun mengecek pekerjaan fisik dan laporan yang akan diserahkan. Untuk kunjungan yang kedua ini ada tambahan pekerjaan yaitu penandatanganan PKS pembangunan Gedung serta PKS pemberian peralatan. Ada empat BLK Komunitas yang harus menandatangani dan masing-masing BLK mengirimin tiga personil  pengurus BLK Komuitas, yaitu: Pimpinan Lembaga, Ketua Unit Pengelola Keuangan dan Ketua Unit Pengelola dan semuanya berkumpul di BLK Komunitas Al Insap. Monitoring selesai pukul 20:30. Setelah selesai kami melanjutkan bermalan di Hotel Pesona dekat alun-alun dan Masjid Agung Al Jami Pekalongan.

BLK Komunitas Al Insap
BLK Komunitas Al Insap
Jumat 11 Oktober 2019 hari ketiga dan merupakan hari terakhir kami disini. Hari ini ada dua agenda yang berbeda dari kami. Saya kembali ke rumah sedangkan Aditya mampir ke rumah orang tuanya di Semarang. Usai sholat Jumat di Masjid Agung lalu kami cek out. Sebelum pulang kami menyempatkan mampir ke Pasar Grosir Sentono dan kami masing-masing membeli batik, saya mebeli dua batik daster untuk istri. Setelah itu dilanjutkan dengan makan di warung Soto Taoto Rochmani. Setelah beres urusan perut, lalu saya ke Stasiun Perkalongan dan masih ditemani oleh Aditya dan di Stasiun Pekalongan inilah kami misah. Saya pulang ke Bekasi sedang Aditya melanjutkan perjalanan ke Semarang.

Masjid Agung Al Jami Pekalongan


Masjid Agung Al Jami Pekalongan

Perjalanan pulang ini saya menggunakan Kereta Argo Muria dengan jam pemberangkatan pukul 17:13. Stasiun Perkalongan adalah stasiun kedua setelah Stasiun Semarang Tawang. Ada yang menarik dari perjalanan saya menggunakan kereta ini, adapun pengalaman menarik tersebut adalah:

Saat saya naik kereta dan hendak duduk, ternyata tempat duduk saya ada yang menempati (sementara). Setelah saya datang orang tersebut (yang menduduki tempat saya) memindahkan bantal dan selimut ke kursi belakang setelah itu orang tersebut duduk di samping saya. Kursi di gerbong kereta ini saat itu sudah penuh, saat sampai Stasiun Tegal ada beberapa orang yang turun dan naik. Setelah menaik dan turunkan penumpang, keretapun kembali berangkat. Ada beberapa tempat duduk yang tidak terisi termasuk di depan saya. Dalam perjalanan selanjutnya ada anak kecil yang rewel dan menangis-nangis dan pengen duduk sama ayahnya. Lalu bapak-bapak yang duduk disamping saya (yang memindahkan bantal dan selimut) berdiri dan menghampiri anak yang menangis tersebut lalu duduk kembali disamping saya sambil dipanggku oleh ayahnya dan masih tetap menangis. Saat itu saya simpulkan yang duduk awal dikursi saya bisa jadi anak perempuan bapak ini. Setelah diam dan anteng lalu dibawa ke ibunya yang duduk persis dbelakang bapaknya. Setelah beberapa/lama kemudian sianak perempuan tadi menagis kembali dan ibunya memanggil-manggil bapaknya, saya penasaran “ ada apa kira-kira” lalu saya coba melihat dari sisi kiri saya melalui kaca jendela, saat saya lihat ternyata si anak tersebut, mengeluarkan muntah yang cukup banyak. Makanya ibunya panik memanggil bapaknya yang saat itu sedang tidur. Anak tersebut masih menaggis dan memanggil bapaknya. Perlahan-lahan saya melepas headset, mencabut chager hp dan memakai sepatu, setelah itu saya berkata kepada bapak anak tersebut “ pak.. sepertinya sianak mau dekat dengan bapak deh, anak bapak duduk saja disini (di tempat saya) saya biar pindah ke depan saja, pas didepan kosong. Lalu saya pindah, begitu pula dengan anak tersebut pindah duduk bareng dengan ayahnya.

Perjalanan masih berlanjut hingga akhirnya berhenti saat di Stasiun Cirebon. Seperti halnya di Stasiun Tegal, di Stasiun Cirebon pun ada penumpang yang turun naik. Saat itu saya terkejut dan kaget, saya pikir sudah tidak ada penunpang yang naik lagi, ternyata Stasiun Cirebon belum lewat tadi. Saya berpikir jika ada yang tempat duduknya saya tempati bagaimana yaa.. ? kalau balik lagi ketempat duduk semula tidak enak dengan si bapak-ibu dan anak tadi. Kalau tidak balik terus saya duduk dimana? Jika disini ada yang nempati saya pindah ke tempat duduk yang kosong saja deh karena masih ada beberapa tempat duduk yang kosong atau kalau memang penuh.. Ya sudah saya berdiri disambungan dekat toilet saja deh. Saat penumpang naik dan mencari nomor tempat duduk, saat itulah saya tegang hehehe.. datang satu orang duduk di bagku kedua depan dari saya sebelah kiri. Datang lagi dan menuju saya ternyata duduk disamping bapak si anak, datang lagi dan berhenti disamping saya (sudah takut saya dan sambil berdoa) dan teryata duduk disebelah bangku kiri saya alhamdulillah lewat lagi. Saya piker sudah selesai, ternyata belum selesai datang lagi penumpang sambal melihat-lihat nomor tempat duduk dan berhenti disamping saya dan menaruh tas, saat itu saya ingin berdiri eehh ternyata dia duduk persis didepan saya. Alhamdulillah lewat lagi sambal tetap berdoa semoga keretanya segera berangkat dan sudah tidak ada penunpang lagi. Ternyata masih ada penumpang dan berhenti disamping saya saya tanya nomor berapa mas dia jawab nomor 4A Alhamdulillah lewat lagi berarti, karena orang tersebut duduk persis disamping saya. Tak lama kemudian kereta berangkat dan tenanglah saya hehehe… ternyata setelah berangkatpun masih ada orang yang mencari tempat duduk, pasrah saya…. Dan ternyata di bagian belakang dia duduknya. Tenang lagi saya terus saya cek gerbong ini untuk/memastikan tempat duduk masih ada yang kosong tidak, ternyata sudah terisi penuh semua. Gak papah deh kereta sudah jalan ini, amanlah karena tidak ada penunpang yang naik lagi. Eeehhh tunggu dulu sama persis kejadian diatas, ternyata masih ada penunpang yang belum mendapat tempat duduk. Bener-bener pasrah saya karena gerbang ini sudah penuh. Jika orang tersebut duduk digerbong ini sudah pastilah tempat duduk yang saya tempati ini adalah tempat duduk orang tersebut. Berjalan orang tersebut dari depan ke tengah dan menuju saya, pasrah dan pasrah sambil berdoa dan sambil siap-siap berdiri untiuk pindah disambungan antar gerbong belakang dekat toilet. Begitu orang tersebut berada disamping saya.. eehh ternyata orang tersebut terus berjalan, artinya orang tersebut duduk di gerbong Sembilan atau gerbong terakhir. Sepertinya sudah lewat deh mudah-mudahan.

Sekitar satu jam perjalanan dari Stasiun Cirebon dan kemungkinnan sudah tidak ada penumpang yang naik lagi. Lepas dari hal tempat duduk. Saat dalam perjalanan ini kadang-kadang saya menengok kearah belakang untuk melihat kondisi si anak tersebut. Pernah saya lihat sianak sedang bermain tablet dan kini saya lihat kembali sedang tidur dengan bapaknya. Lepas cerita dari sianak dan kita focus ke orang yang duduk persis disamping kanan saya yang dekat jendela, ternyata orang tersebut adalah teman dari orang yang duduk persis di depan saya. Saya berpikiran kala itu “jangan-jangan orang tersebut yang di depan saya duduknya di tempat yang saya tempati, berhubung sudah saya tempati akhirnya dia duduk didepan saya dan kebetulan didepan saya kursinya juga kosong”. Yaa sudalah biarkan saja yang penting semuanya dapet kursi dan duduk saling berdekatan dia dan kawannya. Tak lama dari kejadian ditersebut di atas, saya tetarik ingin melihat seluruh kondisi keluarga tersebut, lalu sayapun buang air kecil digerbong belakang sekalian ingin melihat kondisi keluaraga tersebut. Ternyata semua anggota keluarga tersebut sedang tidur, hanya berbeda tempat saja. Sianak tidur dengan ibunya, sedang sang bapak tidur sendiri dibelakanganya dua kursi full. Alhamdulillah dalam benak saya mereka bisa istirahat.

Tak terasa sudah sampai Stasiun Bekasi dan saatnya saya turun. Ternyata bukan saja saya yang turun, termsuk kedua orang yang disamping dan depan saya juga turun. Saat saya dipintu belakang sambil menunggu kereta berhenti dan disana pula ada kedua orang yang duduk disamping dan depan saya, lalu saya tanyakan kepada kedua orang tersebut “ kalian sebenarnya duduk jadi satu atau terpisah, kan kalian berteman biasanya duduk jadi satu, sambil saya jelaskan perihal perpindahan tempat duduk saya” dan dia katakan “memang kami berpisah duduknya dan tempat yang kami duduki memang sesuai dengan yang ditiket. Hhmmm legalah saya, artinya tidak ada yang diganggu atau dirugikan ketika saya pindah tempat duduk.     

Sampai Stasiun Bekasi saya turun lalu di sambung dengan Grab Bike. Dalam perjalanan pulang ini ternyata ada kendala, yaitu motor yang saya naiki bermasalah alias rusak. Sepertinya tidak bisa ditangani dalam waktu singkat, akhirnya saya memutuskan untuk selesai dan pesan Grab Bike yang lain. Saya katakan kepada pengendara Grab Bike “Pak diselesaikan saja perjalanan saya, nanti biar saya pesan Grab yang lain”. Lalu dia katakana “diganti saja tujuannya pak, artinya agar harganya sesuai denga jarak yang ditempuh dan saya katakan gak papa biarkan saja.. penegedara katakana gak papa nih pak bayarnya berlebih? Saya jawab ia gak papa. Terus saya pesan Grab baru dan akhirnya sampai juga ke rumah berkumpul dengan keluarga tercinta dengan selamat berkat lindungan dari Allah SWT.

Pelajaran yang dapat di ambil dari kejadian tersebut di atas adalah: kasih sayang yang dilimpahkan oleh Allah kepada keluarga tersebut. Walaupun bagi keluarga tersebut ada masalah dalam perjalanan (seperti anaknya yang muntah-muntah) ternyata disisi lain Allah memudahkan keluarga tersebut. Artinya jangalah kita mengeluh terus-terusan ataupun kufur terhadap nikmat yang telah kita rasakan disaat kita sedang diuji taidak enak. Bersyukurlah apa yang telah di anugerhkan kepada kita semua, niscaya akan ditambahkan nikmat-nikmat yang lain pula.

Selain hal tersebut diatas, telah di deasign juga untuk gerbang delapan (8) gerbang yang saya tunpangi, ada slot satu tempat duduk yang kosong dan posisinya persis di depan saya. Kalau bukan Allah yang telah menakdirkan, siapa lagi. Bentuk kasih sayang Allah terhadap hambaNYA.

0 komentar: