DI GIGIT ULAR

Senin, 29 Oktober 2018



Hari ini Senin 29 Oktober, ada suatu kejadian yang menimpa keluargaku. Adapun kejadiannya sebagai berikut:
Hari ini saya ijin pulang ke rumah dahulu karena ada rencana mau cek up anak saya yang ketiga (Farah) ke klinik terkait jari kelingkingnya terjepit pintu setelah pengobatan yang pertama dicabut kuku kelingkingnya. Sebelum saatnya antar Farah ke klinik, hp istri saya berdering ditelepon dari pihak sekolah dan disuruh ke sekolah sekarang juga karena bapak kepala sekolah ingin bicara. Mendengar percakapann telepon istri saya heran demikian pula dengan istri.. ada apa yaa, kok tumben-tumbenan. Istripun memastikan lagi saat ditelepn yang kedua kalinya, Tanya istri “ Faris, baik-baik saja kan bu?” dijawab gurunya “ia” walaupun dalam benak kami berdua tidak yakin.

Penanganan awal setelah luka gigitan dibersihkan

Akhirnya kamipun langsung ke sekolah dengan membawa berbagai asumsi pikiran kemungkinan hal-hal buruk terjadi pada Faris. Sampai disekolah langsung mencari Faris, setelah ketemu.. disana juga ada beberapa guru serta kepala sekolah. Takala kami jumpa Faris saya melihat Faris sedang menangis dan berlinang air mata, saya focus lagi melihat dan tertuju pada kaki Faris, waah benar ternyata luka pada kakinya (saya pikir saat itu kakinya luka berdarah terbentur atau sejenisnya) lalu Kepala sekolah bicara pada istri, intinya “ bahwa Faris habis digigit ular” lalu istri mengasih tau kepada saya, perihal tersebut. Saya dan istri kaget sekali mendengar kabar tersebut dan lagi.. hal terburukpun menghantui pikiran kami. Saat itu itu saya membayangkan tubuh kecil Faris dengan linangan air matanya ”yang tak lama lagi Faris akan mendahului kami, papah tidak menyangka dede Faris yang akan dipanggil terlebih dahulu (sambil teringat kejadian yang pernah meninpa saya di saat saya tak sadarkan diri, klik disini untuk informasi selanjutnya). Tanpa basa basi saya gendong Faris dari belakang hingga kedepan sekolah  ke parkiran motor lalu kamipun membawa Faris ke rumah sakit terdekat. Dalam pencarian rumah sakitpun saya sempat blank, harus dibawa ke rumah sakit mana ya.. blank karena memang shock terkejut saja. Karena pikiran saya saat itu memang carut marut dan berharap semoga faris kuat semoga Faris kuat selian mngejar waktu, oleh karena itu sayapun memacu laju sepeda motor cukup kencang dan istri saya mengingatlan agar hati-hati sampailah saya di Rumah Sakit Bella, tapi dirumah sakit tersebut tidak mempunyai serum anti bisa ular dan menyarankan agar ke RSUD Bekasi. Sempat kecewa juga dan langsung saya menuju RSUD langsung kami ke IGD dan memprosesnya walaupun istri tidak dapat masuk karena membaya bayi (Farah)

Penanganan awal setelah luka gigitan dibersihkan         

Saya gendong Faris dan saya temui dokter disana. Taklama kemudian dokter memproses Faris sambil minta informasi data terkait digigit ular. Dibersihkan dan dikasih cairan tertentu luka bekas gigitan ular tersebut. Setelah dibersihan lalu ditindaklanjuti dengan dikasih serum anti bisa ular. Disela-sela pengobatan tersebut, saya keluar ruangan IGD untuk menemui istri saya, yang tentunya sangat mengkwatirkan akan kejadian ini dan saya jelaskan mengenai proses pengobatan tersebut. Kamipun mendaftarkan pengobatan Faris yang tadi belum terpikirkan akan hal tersebut. Setelah dibersihkan lalu diambil tindakan untuk diobservasi atau diberikan serum anti toksin. Pada kesempatan ini pula hadir bapak kepala sekolah, ibu .., ibu.. dan bapak … untuk menemui kami berdua (Faris dan Dylan). Sekitar pukul tujuan Dylan sudah diperbolehkan untuk pulang karena proses observasinya sudah selesai termasuk juga infusnya sudah habis. Sementara Faris masih ada sekitar ¼ kantong infus.
Berhubung Fikri berada dirumah sendirian dan hari sudah malam, akhirnya istri pamitan pulang dengan menggunakan grab bike. Saya dan para perwakilan dari sekolah masih berada di RSUD. Sekitar pukul delapan malam bertepatan dengan infus Faris sudah habis, saya pamitan pulang untuk ambil kartu BPJS. Usai diambil dan diurus hingga selesai, barulah kami pamitan pulang dengan membangunkan Faris yang saat itu sedang tidur lelap. Sekitar jam sepuluh malam kami semua meninggalkan RSUD dan akan kembali ke RSUD tiga hari kedepan.  
Diinfus dan diberikan ABU (anti bisa ular)

Sampai rumah kami tidurkan Faris dan saya tidak bisa tidur hingga subuh. Saya takut terjadi apa-apa dengan Faris, tiap saat saya mengecek Faris, takut demam ataupun berhenti bernafas. Alhamdulillah malam telah dilalui dan tidak terjadi apa-apa. Hari ini, Selasa 30 Okrober 2018 Sekoah SDIT NUFA diliburkan untuk semua kelas dan kegiatan belajar dilakukan di rumah. Hal ini dilakukan untuk menyisir sekolah dan memastikan tidak ada ular di sekolah, bahkan sampai membawa pawang ular pula.

Usai kejadian tersebut dan kondisi Faris juga sudah Fit, saya menanyakan ke Faris kronologis kejadian tersebut. Faris katakan “ saat itu Faris dan teman-teman sedang maju ke depan meja guru, untuk menanyakan materi pelajaran. Kondisi meja guru memang ramai, saat antrian tersebut Faris merasa ada yang gigit dibagian tumit kaki, takala dilihat ternyata ular yang sedang mengigit tumitnya lalu Faris bilang ke ibu guru, karena ramai dengan suara siswa bisa jadi ibu guru tidak mendengar. Lalu faris keluar kelas, sementara teman Faris Syehan juga digigit dibagaian tumit atas dan dylanpun juga digigit bagian tangan dan kakinya, karena dia memegang ular tersebut yang dia pikir adalah mainan. Bahkan Dylan sempat meneteskan darah. Akhirnya ularpun datanagni oleh Office Boy (OB). Ternyata ular saat itu tidak hanya satu, ditemukan pula ular di kamar mandi.”


Setelah itu barulah Faris dan kawan-kawan dibawa ke klinik amelia dan di klinik tersebut tidak mempunyai serum anti bisa ular (ABU) dan dibawa kembali mereka ke sekolah. Dan disinilah baru pihak sekolah menelpon masing-masing orang tua agar ke sekolah dengan segera. Hmm tidak kebayang juga jika saat itu saya tidak pas sedang dirumah. Alhamdulillah pas saya ada dirumah,karena saat itu pula saya rencana mau cek up Farah terkait jari kelingkingnya yang terjepit pintu.
Menunggu informasi lanjut dari Dokter

Saya tanaya pula ke Faris “ apa yang Faris pikirkan saat disekolah takala sedang menangis?” jawab Faris “ Faris takut kalua Faris meninggal” memang jauh-jauh hari sebelum kejadian tersebut diatas, saya sudah memberi pendidikan terkait ular dll. Baik itu melalui TV, youtube, cerita ataupun pengalaman saya. Saya jelaskan bahaya ular dan bagaimana penangannannya. Karena saya saat SD juga nyaris dipatok ular besar. Kala itu ada ular besar lewat lalu saya kejar dan saya injak, begitu saya injak ular tersebut bediri dan berbalik ke saya seketika saja saya angkat kaki saya. Tidak terbayangkan jika ular tersebut mematok saya. Begitu pula saat ada ular besar diteras rumah Bekasi, takala saya luput memukul itu ular, maka ular tersebut berbalik sambil mengangkat kepalanya kearah saya, Alhamdulillah ular tersebut tidak mematok saya. Dirumah Bekasi saja sekitar ada tiga ular ditemuka di dalam rumah, bahkan ada yang didalam AC, belum rumah yang di Pasar Minggu juga sering dijumpai ular.  

Menunggu penyelesaian administrasi untuk pulang 
Istirahat malam hari pasca digigit ular


Alhamdulillah dari kejadian-kejadian tersebut di atas kita masih diberi kesempatan untuk intropekasi diri dan memperbaiki diri. Bisa saja Allah menegor saya dan istri atas perilaku kami berdua kepada anak-anak (Faris), agar lebih memperhatiakan dan sayang kepada mereka semua.

SAKIT/UJIAN/COBAAN

Masih ada kaitannya dengan hal tersebut “sakit” kejadian Faris digigit ular, terlebih dahulu adeknya Farah kelingkingnya terjepit pintu tanggal 25 Oktober 2018 hari Kamis yang mengakibatkan kuku kelingkingnya mengangkat dan hampir terlepas. Setelah berangkat dan disuruh kembali hari selasa, tapi kami merencanakan hari senin saja untuk cek up kembali. Walaupun diharin Senin ternyata tidak jadi cek-up juga terkait dengan kakaknya yang digigit ular. (klik untuk keterangan lebih lanjut).

Setelah Faris sehat kembali dari gigitan ular, eh tak lama kemudian sakit kembali. Sakitnya pada lidah yaitu merasa gatal dan terasa sakit kejadiannya sekitar tanggal 05 November 2018 hari Senin lalu tanggal 06 nya giliran Fikri yang sakit berupa muntah-muntah dan buang-buang air. Berhubung tanggal 07 saya ada jadwal ngakses di Purwkata, maka pada tanggal 06 saya memebawa Fikri Faris berobat. Akibat kejadian tersebut Fikri dan Farispun ijin tidak masuk sekolah hingga hari Jumat.
Kuku yang terjepit pintu


Hari Senin tanggal 12 November 2018 Fikri Faris sudah masuk semua. Tetapi gantian sekarang bapaknya yang sakit. Pagi saya ke kantor, menjelang jam 11 an saya pulang ke rumah karena saya buang-buang air, sama halnya seperti Fikri sakit. Akhirnya saya ijin tidak masuk kantor samapai hari Jumat.
Hhmm ini kejadian kali yang ketiga saya tertular oleh anak. Kejadian yang pertama saat anak sakit cacar, satu keluarga sakit kecuali ibunya. Kedua saat Faris sakit gondongan dan yang ketiga yang sekarang ini saat Fikri sakit muntah-muntah dan buang-buang air. Sayapun sempat bingung dan bertanya-tanya kenapa yaa…? Kok saya terus.., dulu-dulu jika anak sakit, saya tidak tertular, tapi sekarang.., ooww..


Seperti biasanya jika saya sakit, saya artikan saya banayak dosa (aslinya sakit tidak sakit tetap saja saya melakukan dosa) dan sakit ini sebagai penggugur dosa saya. Tapi kali ini kenapa anak yang sakit duluan terus dilanjutkan ke saya ya.. jangan –jangan ada factor yang lain. Oya sering saya ngobrol ringan dengan istri terkait dengan penyakit. Saya katakan pada istri “penyakit juga bias datang dari pikiran loh...” terus ditambah lagi,“perkataan itu adalah doa dan bisa pula dosa looh..”kalua begitu, bias juga pahala dong hehehe.. dari percakapan tersebut diatas, lalu saya terfokus oleh ucapan “perkataan”. Bisa saja sakit ini untuk menghapus dosa-dosa dari perkataan saya, tapi perkataan yang mana yaa.. (pasti banyak dong hehee..) kalau di kait-kaitkan dengan penyakit yang saya alami ini yang didahului oleh sakit anak terlebih dahulu apa yaa? Oohh bisa jadi ucapan saya saat anak sedang sakit yang seperti ini “ Ya Allah sembuhkan anak saya, biarkan yang sakit saya saja dan jangan anak saya”. Yaa setelah saya tela’ah apa memang karena perkataan saya tersebut diatas yang akhirnya penyakit anak saya disembuhkan dan dialihkan ke diri saya sesuai dengan permintaan saya. 

Saat disuntik dan diambil kukunya

Lepas hal tersebut diatas, yang terpenting bagi saya adalah:terima sakit ini apa adanya dengan iklas agar sakit ini dapat menggugurkan dosa-dosa saya dan perbaiki kualitas hidup didunia untuk menggapai kehidupan di fase berikutnya (hidup setelah mati).





0 komentar: