Hari ini
Senin 29 Oktober, ada suatu kejadian yang menimpa keluargaku. Adapun
kejadiannya sebagai berikut:
Hari ini
saya ijin pulang ke rumah dahulu karena ada rencana mau cek up anak saya yang
ketiga (Farah) ke klinik terkait jari kelingkingnya terjepit pintu setelah
pengobatan yang pertama dicabut kuku kelingkingnya. Sebelum saatnya antar Farah
ke klinik, hp istri saya berdering ditelepon dari pihak sekolah dan disuruh ke
sekolah sekarang juga karena bapak kepala sekolah ingin bicara. Mendengar percakapann
telepon istri saya heran demikian pula dengan istri.. ada apa yaa, kok
tumben-tumbenan. Istripun memastikan lagi saat ditelepn yang kedua kalinya,
Tanya istri “ Faris, baik-baik saja kan bu?” dijawab gurunya “ia” walaupun
dalam benak kami berdua tidak yakin.
![]() |
Penanganan awal setelah luka gigitan dibersihkan |
Akhirnya
kamipun langsung ke sekolah dengan membawa berbagai asumsi pikiran kemungkinan
hal-hal buruk terjadi pada Faris. Sampai disekolah langsung mencari Faris,
setelah ketemu.. disana juga ada beberapa guru serta kepala sekolah. Takala kami
jumpa Faris saya melihat Faris sedang menangis dan berlinang air mata, saya
focus lagi melihat dan tertuju pada kaki Faris, waah benar ternyata luka pada
kakinya (saya pikir saat itu kakinya luka berdarah terbentur atau sejenisnya)
lalu Kepala sekolah bicara pada istri, intinya “ bahwa Faris habis digigit
ular” lalu istri mengasih tau kepada saya, perihal tersebut. Saya dan istri
kaget sekali mendengar kabar tersebut dan lagi.. hal terburukpun menghantui
pikiran kami. Saat itu itu saya membayangkan tubuh kecil Faris dengan linangan
air matanya ”yang tak lama lagi Faris akan mendahului kami, papah tidak
menyangka dede Faris yang akan dipanggil terlebih dahulu (sambil teringat
kejadian yang pernah meninpa saya di saat saya tak sadarkan diri, klik disini
untuk informasi selanjutnya). Tanpa basa basi saya gendong Faris dari belakang
hingga kedepan sekolah ke parkiran motor
lalu kamipun membawa Faris ke rumah sakit terdekat. Dalam pencarian rumah
sakitpun saya sempat blank, harus dibawa ke rumah sakit mana ya.. blank karena
memang shock terkejut saja. Karena pikiran saya saat itu memang carut marut dan
berharap semoga faris kuat semoga Faris kuat selian mngejar waktu, oleh karena
itu sayapun memacu laju sepeda motor cukup kencang dan istri saya mengingatlan agar
hati-hati sampailah saya di Rumah Sakit Bella, tapi dirumah sakit tersebut
tidak mempunyai serum anti bisa ular dan menyarankan agar ke RSUD Bekasi. Sempat
kecewa juga dan langsung saya menuju RSUD langsung kami ke IGD dan memprosesnya
walaupun istri tidak dapat masuk karena membaya bayi (Farah)
![]() | |||||||||
Penanganan awal setelah luka gigitan dibersihkan |
Saya gendong Faris dan saya temui dokter disana. Taklama kemudian dokter memproses Faris sambil minta informasi data terkait digigit ular. Dibersihkan dan dikasih cairan tertentu luka bekas gigitan ular tersebut. Setelah dibersihan lalu ditindaklanjuti dengan dikasih serum anti bisa ular. Disela-sela pengobatan tersebut, saya keluar ruangan IGD untuk menemui istri saya, yang tentunya sangat mengkwatirkan akan kejadian ini dan saya jelaskan mengenai proses pengobatan tersebut. Kamipun mendaftarkan pengobatan Faris yang tadi belum terpikirkan akan hal tersebut. Setelah dibersihkan lalu diambil tindakan untuk diobservasi atau diberikan serum anti toksin. Pada kesempatan ini pula hadir bapak kepala sekolah, ibu .., ibu.. dan bapak … untuk menemui kami berdua (Faris dan Dylan). Sekitar pukul tujuan Dylan sudah diperbolehkan untuk pulang karena proses observasinya sudah selesai termasuk juga infusnya sudah habis. Sementara Faris masih ada sekitar ¼ kantong infus.
Berhubung
Fikri berada dirumah sendirian dan hari sudah malam, akhirnya istri pamitan
pulang dengan menggunakan grab bike. Saya dan para perwakilan dari sekolah
masih berada di RSUD. Sekitar pukul delapan malam bertepatan dengan infus Faris
sudah habis, saya pamitan pulang untuk ambil kartu BPJS. Usai diambil dan
diurus hingga selesai, barulah kami pamitan pulang dengan membangunkan Faris
yang saat itu sedang tidur lelap. Sekitar jam sepuluh malam kami semua
meninggalkan RSUD dan akan kembali ke RSUD tiga hari kedepan.
![]() |
Diinfus dan diberikan ABU (anti bisa ular) |
Sampai rumah
kami tidurkan Faris dan saya tidak bisa tidur hingga subuh. Saya takut terjadi
apa-apa dengan Faris, tiap saat saya mengecek Faris, takut demam ataupun
berhenti bernafas. Alhamdulillah malam telah dilalui dan tidak terjadi apa-apa.
Hari ini, Selasa 30 Okrober 2018 Sekoah SDIT NUFA diliburkan untuk semua kelas
dan kegiatan belajar dilakukan di rumah. Hal ini dilakukan untuk menyisir
sekolah dan memastikan tidak ada ular di sekolah, bahkan sampai membawa pawang
ular pula.
Usai kejadian
tersebut dan kondisi Faris juga sudah Fit, saya menanyakan ke Faris kronologis
kejadian tersebut. Faris katakan “ saat itu Faris dan teman-teman sedang maju
ke depan meja guru, untuk menanyakan materi pelajaran. Kondisi meja guru memang
ramai, saat antrian tersebut Faris merasa ada yang gigit dibagian tumit kaki,
takala dilihat ternyata ular yang sedang mengigit tumitnya lalu Faris bilang ke
ibu guru, karena ramai dengan suara siswa bisa jadi ibu guru tidak mendengar.
Lalu faris keluar kelas, sementara teman Faris Syehan juga digigit dibagaian
tumit atas dan dylanpun juga digigit bagian tangan dan kakinya, karena dia
memegang ular tersebut yang dia pikir adalah mainan. Bahkan Dylan sempat
meneteskan darah. Akhirnya ularpun datanagni oleh Office Boy (OB). Ternyata
ular saat itu tidak hanya satu, ditemukan pula ular di kamar mandi.”
Setelah itu
barulah Faris dan kawan-kawan dibawa ke klinik amelia dan di klinik tersebut
tidak mempunyai serum anti bisa ular (ABU) dan dibawa kembali mereka ke
sekolah. Dan disinilah baru pihak sekolah menelpon masing-masing orang tua agar
ke sekolah dengan segera. Hmm tidak kebayang juga jika saat itu saya tidak pas
sedang dirumah. Alhamdulillah pas saya ada dirumah,karena saat itu pula saya
rencana mau cek up Farah terkait jari kelingkingnya yang terjepit pintu.
![]() |
Menunggu informasi lanjut dari Dokter |
Saya tanaya
pula ke Faris “ apa yang Faris pikirkan saat disekolah takala sedang menangis?”
jawab Faris “ Faris takut kalua Faris meninggal” memang jauh-jauh hari sebelum
kejadian tersebut diatas, saya sudah memberi pendidikan terkait ular dll. Baik
itu melalui TV, youtube, cerita ataupun pengalaman saya. Saya jelaskan bahaya
ular dan bagaimana penangannannya. Karena saya saat SD juga nyaris dipatok ular
besar. Kala itu ada ular besar lewat lalu saya kejar dan saya injak, begitu
saya injak ular tersebut bediri dan berbalik ke saya seketika saja saya angkat
kaki saya. Tidak terbayangkan jika ular tersebut mematok saya. Begitu pula saat
ada ular besar diteras rumah Bekasi, takala saya luput memukul itu ular, maka
ular tersebut berbalik sambil mengangkat kepalanya kearah saya, Alhamdulillah
ular tersebut tidak mematok saya. Dirumah Bekasi saja sekitar ada tiga ular
ditemuka di dalam rumah, bahkan ada yang didalam AC, belum rumah yang di Pasar
Minggu juga sering dijumpai ular.
![]() | |
Menunggu penyelesaian administrasi untuk pulang |
![]() |
Istirahat malam hari pasca digigit ular |
Alhamdulillah
dari kejadian-kejadian tersebut di atas kita masih diberi kesempatan untuk
intropekasi diri dan memperbaiki diri. Bisa saja Allah menegor saya dan istri
atas perilaku kami berdua kepada anak-anak (Faris), agar lebih memperhatiakan
dan sayang kepada mereka semua.
SAKIT/UJIAN/COBAAN
Masih ada
kaitannya dengan hal tersebut “sakit” kejadian Faris digigit ular, terlebih
dahulu adeknya Farah kelingkingnya terjepit pintu tanggal 25 Oktober 2018 hari Kamis yang mengakibatkan
kuku kelingkingnya mengangkat dan hampir terlepas. Setelah berangkat dan
disuruh kembali hari selasa, tapi kami merencanakan hari senin saja untuk cek
up kembali. Walaupun diharin Senin ternyata tidak jadi cek-up juga terkait
dengan kakaknya yang digigit ular. (klik untuk keterangan lebih lanjut).
Setelah
Faris sehat kembali dari gigitan ular, eh tak lama kemudian sakit kembali.
Sakitnya pada lidah yaitu merasa gatal dan terasa sakit kejadiannya sekitar
tanggal 05 November 2018 hari Senin lalu tanggal 06 nya giliran Fikri yang
sakit berupa muntah-muntah dan buang-buang air. Berhubung tanggal 07 saya ada
jadwal ngakses di Purwkata, maka pada tanggal 06 saya memebawa Fikri Faris
berobat. Akibat kejadian tersebut Fikri dan Farispun ijin tidak masuk sekolah
hingga hari Jumat.
![]() |
Kuku yang terjepit pintu |
Hari Senin
tanggal 12 November 2018 Fikri Faris sudah masuk semua. Tetapi gantian sekarang
bapaknya yang sakit. Pagi saya ke kantor, menjelang jam 11 an saya pulang ke
rumah karena saya buang-buang air, sama halnya seperti Fikri sakit. Akhirnya
saya ijin tidak masuk kantor samapai hari Jumat.
Hhmm ini
kejadian kali yang ketiga saya tertular oleh anak. Kejadian yang pertama saat
anak sakit cacar, satu keluarga sakit kecuali ibunya. Kedua saat Faris sakit
gondongan dan yang ketiga yang sekarang ini saat Fikri sakit muntah-muntah dan
buang-buang air. Sayapun sempat bingung dan bertanya-tanya kenapa yaa…? Kok
saya terus.., dulu-dulu jika anak sakit, saya tidak tertular, tapi sekarang..,
ooww..
Seperti
biasanya jika saya sakit, saya artikan saya banayak dosa (aslinya sakit tidak
sakit tetap saja saya melakukan dosa) dan sakit ini sebagai penggugur dosa
saya. Tapi kali ini kenapa anak yang sakit duluan terus dilanjutkan ke saya
ya.. jangan –jangan ada factor yang lain. Oya sering saya ngobrol ringan dengan
istri terkait dengan penyakit. Saya katakan pada istri “penyakit juga bias
datang dari pikiran loh...” terus ditambah lagi,“perkataan itu adalah doa dan
bisa pula dosa looh..”kalua begitu, bias juga pahala dong hehehe.. dari
percakapan tersebut diatas, lalu saya terfokus oleh ucapan “perkataan”. Bisa
saja sakit ini untuk menghapus dosa-dosa dari perkataan saya, tapi perkataan
yang mana yaa.. (pasti banyak dong hehee..) kalau di kait-kaitkan dengan
penyakit yang saya alami ini yang didahului oleh sakit anak terlebih dahulu apa
yaa? Oohh bisa jadi ucapan saya saat anak sedang sakit yang seperti ini “ Ya
Allah sembuhkan anak saya, biarkan yang sakit saya saja dan jangan anak saya”.
Yaa setelah saya tela’ah apa memang karena perkataan saya tersebut diatas yang
akhirnya penyakit anak saya disembuhkan dan dialihkan ke diri saya sesuai
dengan permintaan saya.
![]() |
Saat disuntik dan diambil kukunya |
Lepas hal
tersebut diatas, yang terpenting bagi saya adalah:terima sakit ini apa adanya
dengan iklas agar sakit ini dapat menggugurkan dosa-dosa saya dan perbaiki
kualitas hidup didunia untuk menggapai kehidupan di fase berikutnya (hidup
setelah mati).
0 komentar:
Posting Komentar