SEMUA AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH II
Sabtu ini 17 Juli 2021 ada kejadian yang dialami oleh istri yaitu adanya pendarahan yang disertai oleh keluarnya gumpalan-gumpalan yang keluar cukup banyak. hal ini membuat istri menjadi lemas dan tidak ada energi. Apalagi saat dipertengahan malam sudah lemas dan rasa sakit yang dialami istri sehingga tidak dapat berbuat apa-apa kecuali merasakan rasa sakit yang dialaminya. Dalam kondisi seperti ini, saya juga bingung mau dibawa kemana malam dini hari seperti ini. Rumah sakit ataupun klinik tentunya pada tutup selain itu jika keluar berobat pakai apa pula, mengingat kondisi istri yang lemas dan tentunya tidak ada tenaga untuk berpegangan jika kami menggunakana kendaraan motor menuju tempat pengobatan. Saya berdoa dan berharap agar cepat pagi hari hadir dan dipulihkan tenaga istri. Akhirnya pagipun datang dan kondisi istri lebih baikan, tapi tidak bertahan lama setelah itu mulai terasa kembali rasa sakit disertai pendarahan kamipun memutuskan untuk berobat ke RS. Bella. Berhubung ini hari Ahad maka untuk proses berobat sedang libur. Berhubung rasa lemas yang sangat dialami oleh istri serta rasa sakit lalu kami mengusulkan untuk ditangani dahulu saja dalam artian masuk UGD untuk penanganan awal minimal diinfus untuk menambah energi (karena saat pendarahan istri tidak mood untuk makan). Lalu kami lapor ke penjaga agar ditangani via UGD saja. akhirnya disarankan untuk menanyakan ke bagian UGD. kami berdua masuk ke dalam ruangan UGD dan sebelum sampai ke meja perawat, kami sudah distop lalu kami ditanya "untuk apa dan ada keperluan apa" kondisi ruangan UGD sepertinya agak jelimet dan menegangkan berbeda saat saya bawa Faris untuk operasi hidrokel, aman dan terkendali. dengan rada tergesa-gesa petugas yang ada di UGD menayakan kepada kami dan menjelaskan bahwa: di ruangan ini (UGD) adalah penderita Covid 19 semua. saat petugas memberitahukan hal tersebut, membuat kami kami down kenapa kami diarahkan kesana, kenapa kami dibiarkan ke ruangan tersebut, kenapa kami tidak diberi tahu... (waduh terasa spontan kami sudah mulai terinfeksi virus covid 19 rasanya). Akhirnya kami kembali kepada petugas jaga dan menjelaskan kejadian tersebut di atas. lalu petugas jaga menghubungi suster yang piket yang terkait dengan kandungan dan kami disuruh untuk menunggu. Tak lama kemudian suster yang dimaksud datang dan menayakan kepada istri saya. Saat itu pula istri tetap bertahan agar diambil penanganan karena istri sudah tidak kuat lagi. Ya memang saat saya lihat wajah istri terlihat hitam gelap tidak seperti biasanya, ini menandakan istri memang sudah benar-benar capai. akhirnya istripun duduk di kursi roda agar bisa istirhat sambil menunggu suster tersebut menghubungi dokter yang menangani kuret terhadap istri saya untuk meminta konsultasi terkait dengan hal yang dialami istri saya. Kesimpulan dari konsultasi suster terhadap dokter adalah: untuk saat ini di tes lab saja untuk mengetahui apakah perlu diarawat atau tidak (saya lupa nama tes labnya). Dari hasil tersebut, baru bisa disimpulkan tindakan apa yang akan diambil. Jika tidak terjadi apa-apa dan tetap ingin dirawat, bisa tapi tidak bisa menggunakan BPJS karena alasan untuk dirawat memang tidak termasuk dalam aturan BPJS. Taklama kemudian istri diambil darahnya untuk cek dilab. Saat diambil darah istri ditempatkan dikamar darurat dan hanya tinggal satu-satunya kamar yang lainnya sudah penuh. Dikamar darurat tersebut ternyata ada juga pasien yang sudah beberapa hari ini mengalami demam tapi jika tes swab covid 19 menunjukan negatif. walaupun demikian kita masing-masing tetap saling waspada. sambil menunggu hasil tes sayapun mencari bubur ayam untuk makan istri, coba cari disekitar terminal dan yang lainnya tetap kosong (memang selama covid ini area sekitar terminal yang biasanya ramai sekarang menjadi sepi dan toko-toko tutup lebih awal dari kondisi normal hal ini terkait juga dengan PPKM). Akhirnya saya memasan via grabfood sajalah. setelah sampai dan istri makan, barulah hasil tes lab keluar dan kesimpulan memang tidak memenuhi untuk diambil tindakan terkait dengan fasilitas BPJS. Saya menawarkan kepada istri apa mau tetap dirawat atau kita pulang, besok pagi baru kita berobat dengan menggunakan surat rujukan saat kuret. Kami menyimpulkan untuk pulang saja saat ini dan paiesn yang satu kamarpun menyarankan demikian "lebih baik pulang dirawat dirumah saja disini banayk virus"
Senin 19 Juli 2021 jam enam pagi saya kembali ke Rs Bella untuk mendaftar berobat istri dengan menggunakan surat rujukan saat kuret. Setelah dicek suhu dan ambil nomor serta menunggu antri, saatnya dipanggil untuk pendaftaran. sayapun mendaftar tapi terkendala dengan surat rujukan. Ternyata surat rujukan berlaku hanya sekali penanganan saja. Berhubung surat rujukan yang digunakan saat untuk kuret, maka untuk kasus atau kejadian yang istri alami saat ini sudah terbilang beda penangan artinya butuh surat rujukan yang baru lagi, walaupun surat rujukan saat kuret masih berlaku hanya saja yang berbeda penangananya. Kesimpulannya butuh surat rujukan yang baru terkait kasus yang istri alami. Ya sudah mau bagaiman lagi, akhirnya saya pulang dan menjelaskan kepada istri.
berhubung istri perlu kepastian dan kejelasan lebih lanjut agar tidak penadsaran dan tenang pula, maka kami menyimpulkan untuk cek USG ditempat Klinik Bunda Sehat. Ternyata cek USG yang digunakan adalah USG transvaginal pikir cek USG biasa. Hasil tes USG transvaginal menyatakan tidak ada masalah terhadap pendarahan yang berlangsung saat ini, semua normal hanya saja ada kista kecil. itu kesimpulan dari tes tersebut, dari hasil tes tersebutlah membuat istri lebih nayaman dan mendapat kepastian apa yang dialami selama ini.
Point yang menyeramkan diambil atas kejadian tersebut diatas adalah "saat memasuki runag UGD, dimana ruanagan tersebut sudah penuh oleh pasien covid 19, wah rasanya tidak karuanseolah-olah virus covid sudah merasuki tubuh kami berdua. Alhamdulillah kami berdua aman semoga saja berlanjut seterusnya dan juga aman untuk kita semua serta covid 19 segera berakhir aamiin".
0 komentar:
Posting Komentar