RAHASIA ILLAHI

Sabtu, 18 Mei 2019
RAHASIA ILLAHI
Hari ini, selasa 14 Mei 2019 hingga hari Sabtu 18 Mei 2019 saya melaksanakan Bimtek LKPP terkait Pengadaan Barang Jasa Pemerintah. Sebenarnya kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut sudah ada sekitar tahun 2015, berhubung saya ragu dan sebagainya maka akhirnya tidak mengikuti bimtek tersebut. Begitu pula ada sekitar 3 kesempatan tawaran yang sama, tetapi lewat semua, hingga akhirnya saya mendapatkan kesempatan ini sekarang.
Kesempatan tersebut di atas terlewat, tentunya ada berbagai pertimbanagan dari dalam diri saya sendiri. Kenapa sebelum-sebelumnya saya sempat ragu untuk ikut bimtek tersebut? Kalau dari jabatan sebagai pokja ataupaun pejabat pengadaan, tentunya tidak ada yang salah. justru jika tidak ada tim PBJP bisa jadi ruwet segala urusan dan rawan penyelewengan. Personil tersebutlah yang memang harus benar-benar komitmen menjalankan tugasnya sesuai tupoksi yang berlaku. Makanya di atas saya katakana terkait kesempatan yang terlewatkan di karenakan faktor pada diri saya sendiri. Selain hal tersebut, sayapun masih ingin tetap mengajar alias sebagai instruktur bertatap muka langsung dengan peserta pelatihan dan menularkan ilmu yang saya miliki. Walaupun dengan resiko tidak ada kemajuan dalam hal posisi. Karena dari dulu, instruktur dan instruktur terus alias dapat dikatakan tidak berkembang dalam tandakutip, tapi semua itu bukan berarti kemunduran. Berikan yang terbaik apa yang bias kita lakukan kapan dan dimanapun.

Pembukaan Bimtek PBJP
Akhirnya pada tanggal tersebut diatas pada paragraph pertama saya ditakdirkan untuk mengikuti bimtek Pengadaan barang jasa Pemerintahan (PBJP). Saya katakan ini saatnya saya siap untuk mengikuti bimtek tersebut! Pelaksanaan bimtekpun berlangsung, dari awal saya mengikuti bimtek dengan seksama untuk mendapatkan hasil yang terbaik, walaupun dalam pelaksanaanya saya mendapat nilai yang fluktuatif (kadang bagus, sedang bahkan jelek) dan ada teman yang mendapatkan nilai konstan artinya dari awal test hingga test-test permateri  pelatihan mendapatkan nilai bagus terus, tapi hal tersebut tidak mematahkan semangat saya untuk tetap belajar dan mendapatkan nilai yang sepadan dengan usaha saya. Bahkan waktu tidur sayapun berkurang. Jika waktu tidur saya dihitung, sekitar tiga jam saya istirahat (tidur sekitar jam 24:00-03:00) karena saat ini bulan puasa jadi bangun jam 03:00 untuk acara saur.

Menjelang Uji Komptensi. Berdoa bersama sebelum ujian
Waktu terus berjalan dan pelatihan tetap berjalan pula, Cuma kok semakin lama timbul kembali rasa ragu saya terkait pengadaan. Rasa ini timbul tentunya ada pemicunya, diantaranya:
1.  Ada pembelajaran dari narasumber terkait PBJP yang meceritakan seperti halnya ada intervensi dari pihak atasan terhadap pokja terkait untuk melakukan penyelewengan ketetapan peraturan yang berlaku narasumberpun memberikan tanggapan akan kasus tersebut, tetap ikuti peraturan dan sampaikan kepada atasan dengan cara yang santun. Walaupun bisa jadi ada resiko yang akan terima misalnya karir kita dihambat dll. Memang itu pilihan, ikuti atasan atau mengundurkan diri. Selain hal tersebut, yang Namanya pimpinan/atasan tidak selamanya ada di Instansi kita. Suatu saat akan bepindah tugas di tempat yang berbeda.
2.  Saat saya Bimtek Pengadaan ini di Hotel Green Orri Ciuterep Bogor ada pula rekan naker yang juga sedang menjalankan Bimtek Soft Skill di Hotel Royal Bogor nah berhubung posisi kami sama-sama di Bogor, akhirnya kami memutuskan untuk pertemuan. Betemulah kami (saya, Inoky peserta bimtek PBJP dan Onny, Marni, Superta, Nana peserta bimtek SoftSkill, semuanya merupakan instruktur Bangunan) di Hotel Royal. Ada dari salah satu mantan peserta Bimtek Sofskill yang memeberikan komentar terakit PBJP seperti: dia memang sengaja ataupun biasa-biasa saja saat mengikuti bimtek ataupun Ujian PBJP dan akhir dari ujiannya sudah bisa ditebak yaitu tidak lulus. Kejadian ini menambah saya perlu evaluasi akan hal ini semua.
3.  Pertimbangan yang berikutnyan adalah. Salah satu perserta Bimtek PBJP yang bareng dengan saya, bercerita terkait keragu-raguan mengikuti Bimtek PBJP dari awal. Dari awal dia memang sudah ragu-ragu ikut atau mundurwalaupun akhirnya dia ikut. Tetapi belum selesai sampai di situ, ternyata dia juga masih ragu, apalagi sang istri bertanyayakin mau di lulusin nih. Alasan dia tidak jauh berbeda dengan yang no 1 ataupun no 2. Alasan ini harus menambah kesimpulan saya terkait Bimtek PBJP lanjut atau tidaknya.
4.  Diakhir materi narasumber dari LPKK ada yang bercerita dilembaganya. Bahwa kalau dilembaganya salah seorang ditunjuk untuk menjadi Pokja PBJP, harus bersedia dan tidak ada istilah menolak. Terbentuklah pokja ada tiga orang dan dalam perjalanan waktu akhirnya satu diantara dua mengundurkan diri dari pokja.

Berkumpul instruktur (eks) Bangunan di Royal Hotel (ki-ka: Superta, Inoky, Marni,Ins Boyolali, Onny, me, Nana)

Dari perkumpulan peristiwa-peristiwa tersebut tentunya ada pembelajaran yang harus kita evaluasi agar tidak berlalu begitu saja yang akhirnya kita tidak mendapatkan apa-apa (golongan merugi) selama lima hari disini apalagi sudah meninggalkan keluarga pula. Opsi pilihan saat itu: Berpikir ambil sikap biasa saja terhadap Bimtek ini dan tidak melulusakan diri atau tetap penuh semangat mengikuti bimtek ini dan berusaha semaksimal mungkin untuk lulus ujian? Akhirnya saya memutuskan opsi yang kedua karena ada ilmu yang didapat dan termasuk sungguh-sungguh untuk dapat lulus (itu dari diri saya) tapi hasil akhirnya saya serahkan kepada Allah, DIAlah yang Maha Tahu dan Mengetahui yang terbaik bagi kita semua. Dalam doapun saya berdoa untuk saya pribadi saya ingin lulus ujian tapi hasil akhirnya saya serahkan kepadaMu jualah karena ENGKAU tahu yang terbaik bagi ummatNYA.

Try out sebelum Uji Konpetensi
Sabtu 18 Mei 2019 merupakan hari ujian kompetensi dasar PBJP kami bertigapuluh peserta serentak mengikuti ujian ini selama 2 jam yang diawali dengan doa.  Sayapun mengerjakan dengan penuh semangat dan harap. Dibandingkan dengan soal-soal pra-posttest dan soal permateri termasuk soal saat try out, saya mengerjakan soal ujian ini termasuk yang termudah dan tersantai alias tidak panik dan maksimal dalam pencarian jawaban mandiri ataupun lewat buku (bersifat open book). Passing grade kelulusan adalah nilai 167 dinyatakan lulus sayapun belum tahu apakah saya di bawah ataukah di atas. Saat mengerjakan soal sambil mengoreksi nama, nip ada yang salah atau tidak karena akan berpengaruh pada sertifikat. Ternyata NIP saya salah, yaitu kurang satu angka dengan nominal angka satu (1). Medekati durasi 2 jam ada beberapa peserta sudah menyelesaikan ujiannya dan ada beberapa yang dinyatakan lulus. Sebelum saya menyelesaikan ujian ini dengan mengklik selesai ujian, ada soal yang saya koreksi dan saya ganti jawabannya. Setelah itu saya putuskan selesai dengan bismillah saya klik selesai ujian.apakah yakin? YAKIN saya klik lalu saat itu pula muncul score ujian dan saya mendapatkan score 166 dan MAAF SAUDARA BELUM LULUS. 166 yaa.. kurang satu angka lagi untuk mendapatkan kelulusan. Alhamdulillah inilah yang terbaik bagi saya dengan usaha maksimal yang saya lakukan walaupun hasilnya tidak lulus. Ternyata di sini ada KODE Allah untuk saya.. yaitu angka satu (1). Angka satu ini bermakna sekali. Pertama NIP saya kurang 1 angka yaitu angka SATU (1), artinya ujian saya 166 dan kurang SATU lagi unuk lulus. Point 166 inilah point penentuan artinya 99% mendekati kelulusan dan bias jadi koreksi jawaban saya yang terakhir mengurangi nilai saya menjadi 166 walaupun bisa jadi sebaliknya. Seolah-olah point 166 itu mengatakan kamu sebenarnya mampu, sanggup dan bisa, tapi belum saatnya untuk saat ini.  Wallahu Alam.

Hasil UJK, perhatikan skor kelulusan (166) dan NIP 19730306 200501 1 001
Note:
Dari tulisan di atas bukan berarti yang terkait dengan PBJP itu buruk, justru jika tidak ada PBJP akan semakin buruk dan rawan penyelewengan. Justru orang-orang yang berdiri disinilah merupaka orang-orang pilihan dan mampu mealksanakan tugasnya dengan amanah. Kalau bicara masalah penyelewengan dibidang atau diposisi manapun bisa di selewengkan, itu semua tergatung dari sipelakunya sendiri. Kalau pelakunya amanah syukur alhamdulillah tapi kalau tidak amanah itu akan menjadi problem bagi instansinya dan dirinya sendiri.

0 komentar: