CORONA-COVID 19
Baru saja kemaren membahas sedikit masalah corona dan covid 19 pada
tulisan berjudul banjir tahap dua, eehh sekarang
perkembangannya sangat mengerikan dan bahkan sudah menjadi pandemi (penyebaran secara cepat dan meluas ke antar
negara dan benua). Di Indonesia sendiri yang saya tahu awalnya dari dua orang
positif terkena covid 19 yang berdomisili di Depok akhirnya menyebar dengan
cepat di wilayah yang lain Indonesia dan berefek pada kebutuhan hidup yang
berubah cepat pula.
Saat ini banyak orang mencari tahu apa itu corona dan covid 19 (Corona (CO), Virus (VI) Disease (D) dan tahun 2019 (19), yang
mana virus corona Covid-19 ini pertama kali muncul di tahun 2019), cara
penyebarannya, cara penangannanya dan lain lain. Bahkan ada yang semakin tahu
justru semakin takut. Termasuk juga berefek ke ranah politik local ataupun global,
apakah ini murni virus ataupun merupakan senjata biologis ataupun memang
benar-benar dari China ataupun pula dari Amerika, itu yang untuk politik global.
Kita tahu kedua negara tersebut memang sedang perang dingin. Lepas dari hal
tersebut sambil berproses oleh waktu yang akan membuka tabir yang sesungguhnya
terkait dengan corona ataupun covid 19 mari kita kembali ke topik.
Dampak corona-covid 19 di Indonesia adalah langkanya masker karena
ada penimbunan dan sebagainya dan kalaupun ada harganyapun tidak masuk akal.
Luar biasa peran para penimbun yang tidak membantu meringkan wabah penyakit
yang sedang dialami anak bangsa malah justru mencari keuntungan pribadi saja.
Ternyata bukan hanya masker saja yang langka termasuk pula berbagai merk disifektan,
hand sanitizer dan sebagainya, sayapun juga sudah membuktikan mencari
barang-barang tersebut memang langka. Karena memang barang-barang tersebut sangatlah
penting dalam kondisi seperti ini. Satu sisi masker untuk melindungi diri dari
penularan virus juga untuk mengurung virus tersebut agar tidak keluar saat
penderita sedang bersin, batuk ataupun bicara. Sedangkan covid 19 ini sebenarnya
virus yang lemah, karena tidak tahan disuhu yang panas, makanya dianjurkan
untuk berjemur yang tepat pukul 10:00 pagi hari. Selain panas virus ini juga
tidak tahan terhadap sabun, disifektan, hand sanitizer makanya langka produk-produk
tersebut.
Akhir-akhir ini sering pula mendengar kata-kata WFH (Work from Home)
dan social distance selain kata-kata corona dan covid 19. Tentunya kata-kata
tersebut juga imbas dari adanya corona-covid 19. Salah satu antisipasi yang
diambil untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Maksudnya WFH itu kita
bekerja dari rumah alias tidak kekantor melainkan bekerjanya dari rumah,
termasuk juga kantor saya. Maka dari itu untuk kantor saya dikasih waktu dua
minggu (14) hari bekerja dari rumah yaitu sejak tanggal 17 maret- 01 April 2020
walaupun di minggu awal masih pakai sistem piket (berhubung saya ngajar kelas
boarding maka saya jadwalnya melebihi dari yang piket hehehe). Melihat
perkembangan penyakit ini semakin bertambah, akhirnya untuk kegiatan kerja
dilakukan secara WFH untuk seluruh pegawai dan system piket ditiadakan,
termasuk juga pelatihan disudahkan pula. Karena sampai saat ini masih berjalan
beberapa paket pelatihan boarding (pelatihan yang pesertanya dari luar Bekasi
dan di asramakan) termasuk juga Dikdas (Diklat Dasar) dipulangkan, padahal
mereka juga baru mulai pelatihan untuk yang kelas Dikdas dan masa pelatihannyapun
panjang sekitar tujuh bulanan maklum merekan kan PNS yang disiapkan untuk
menjadi Instruktur, seperti halnya saya saat Dikdas dahulu. Sedangkan untuk
pelatihan NonBoarding yang pesertanya lokal, memang sudah diliburkan dari awal.
Itu dari segi teknis pelaksanaan pelatihan, sedang untuk menyikapi tertularnya corona-covid
19 ini bagi pegawai yang masuk, prosedurnya sudah disesuaikan dengan protkol
yang berlaku seperti di cek suhu badan sebelum masuk ruangan, dititik-titik stratergis
sediakan cairan disifektan serta perperiodik diadakan penyemprotan seluruh area
kantor dengan cairan disifektan.
![]() |
Para Dokter Sedang Berdinas |
Sedangkan untuk pencegahan penyakit corona-covid 19 disekitar rumah
atau wilayah saya dilakukan beberapa himbauwan dan penyikapan diantara untuk
akses keluar masuk hanya ada satu pintu masuk, selain satu pintu masuk tersebut
ditutup ataupun diportal. Dipintu masuk inilah dikasih bilik penyemprotan.
Semua kendaraan ataupun orang yang melalui pintu ini akan disemprot. Berikutnya
selain pintu masuk yaitu meminimalisir melakukan keluar rumah, jika tidak ada
keperluan tetap stay at home. Kalaupun juga harus keluar dianjurkan untuk menggunakan
masker.
Kenapa wabah kali ini memang benar-benar mengerikan, sepertinya
memang belum pernah terjadi wabah penyakit yang sebesar ini. Wabah ini bisa
dikatakan menegerikan tentunya tidak terlepas dari informasi yang tersampaikan
ke kita. Sekarang untuk informasi tentunya tidaklah sulit didapet, nah
informasi inilah yang mepengaruhi keijiwaan kita. Sebagai contoh pemberitaan
yang kita terima yaitu: bagaimana dasyatnya corona-covid 19 yang melanda China
di awal-awal. Begitu mencekan beritanya bahkan ada berita orang yang masih hidup
alias beregrak dibungkus kain plastik dan dikatagorikan sudah meninggal. Belum
berita yang tidak diekspos alias disembunyikan, ada yan bilang sebenarya yang
meninggal di china itu (Wuhan) lebih banyak dan berlipat lipat dari yang pihak
Pemerintah China umumkan. Terus lonjakan yang tajam untuk Negara Iran dan Italy
saat diawal-awal, terkait yang menderita ataupun yang meninggal cukup tinggi.
Bahkan di Italy sendiri saking banyaknya yang meninggal dan lahannya terbatas
ada penguburan secara masal selain itu ada pula yang di kremasi dengan
menggunakan beberapa puluh truk militernya untuk mengangkut ratusan mayat.
Bayangkan saja satu hari “Kamis kemarin dalam
satu hari tercatat ada 427 korban meninggal dunia, tertinggi sejak virus
tersebut terdeteksi ada di Italia. Sementara jumlah kematian total menyentuh
angka 3.405” (sumber oto.detik.com per 20 Maret 2020). sama halnya dengan
dinegera kita Indonesia, pergerakan yang terjangkit corona-covid 19 juga meningkat
dari hari ke hari, begitu pula yang sampai meninggal dunia. Bahkan yang
meninggal dunia bisa dua kali libat dari yang sembuh. Belum lagi para pejuang
di Garda Terdepan yaitu para Dokter yang sudah meninggal dunia sampai saat ini
31 maret 2020 berjumlah sebelas dokter (kita doakan semoga para pejuang
kemanusiaan/para dokter yang meninggal ditempatkan di Siisi Allah SWT aamiin. Sedang untuk yang terjangkit covid 19 di
Indonesia Update 31 Maret: 1.528 Kasus, 136 Meninggal, 81 Sembuh. Selain hal
tersebut yang membuat virus ini menakutkan adalah para penderita corona-covid
19 yang meninggal dunia, proses pemakamannya berbeda dengan yang pada
lazimnnya. Mereka yang meninggal tidak dikafani dengan kain, melainkan dengan
plastik. Selain itu juga tidak di mandikan seperti layaknya, mereka cukup
dengan tayamun dan yang mensholati jenazahnya adalah para dokter dan rekan-rekannya.
Merekapun (yang meninggal dunia) tidak dibawa pulang ke rumah, melainkan
langsung dimakamkan sehingga para keluarga yang di tinggalkannyapun tidak bisa
berjumpa dengan si mayit apalagi mencium ataupun memeluknya. Yang terakhir yang
membuat takut masyarakat kita adalah “mahluk ghoib” mahluk ghoib disini
bukannya dia itu setan ataupun hantu, melainkan virus yang tidak tampak,
sehingga bisa pula kita menyebutnya ghoib. Kita tidak mengetahui keberadaan dia
dimana, tapi dia itu ada dimana-mana yang setiap saat dapat saja menempel di
tubuh kita entah kapan dan dimana, tahu-tahu kita sudah positip mengidap
corona-covid 19. Bahkan bisa jadi kita tertular oleh orang yang sudah mengidap
penyakit ini, karena ada orang yang terkena penakit ini tetapi dia tidak
merasakan efeknya. Kita pikir dia sehat, eehh gak Taunya justru
menularkannya. Orang yang seperti ini
biasanya mempunyai daya imun yang kuat. Nah kalau cerita tersebut di atas kita
alami, bagaimana kita tidak takut membayangkan saja sudah mengerikan. Maka dari
itu marilah kita berdoa agar tidak mengalami hal tersebut diatas aamiin.
![]() |
Puluhan Truk Militer Italy Menganngkut Ratusam Mayat |
Atas
kejadian-kejadian hal tersebut di atas, kamipun menyikapinya dengan beragam
fakta. Kadang optimis baik-baik saja, kadang pesimis dan juga iklas dan pasrah.
Bayangkan saja saat kami (saya dan istri) keluar untuk membeli kebutuhan
keluarga disitu terasa parno sendiri. Apa-apa harus waspada, buka pintu Alfa
atau Indopun menggunakan kaki, jarak antrian bayarpun berjarak satu meter.
Intinya meminimalisir memegang sesuatu di tempat umum, kalaupun memegang
ujung-ujungnya tangan kami dioleskan dengan hand sanitizer. Begitu pula plastic
belanjaan yang kami terima entah belanja barang ataupun pemesan makanan via
grab ataupun pengiriman paket semua yang dilakukan serba ketakutan. Pulang dari
belanja ataupun keluar dari rumah, setibanya di rumah baju yang kami kenakan
ditaruh dimesin cuci untuk dicuci walaupun hanya sekali atau sebentar dalam
pemakaiannya. Setiap hari kamipun sekeluarga rutin berjemur sinar matahari
termasuk juga berimbas ke pola makan. Kami membiasakan diri memakan extra food
(kombinasikan campuran buah dalam bentuk cair sekental madu dan ini juga
merupakan produk yang langka. Sampai saat ini kamipun kehabisan produk ini) sebelum
makan, kopi herbal baik itu heath Coffe termasuk Sevel Coffe dan tentunya
ngeteh dengan teh jana tea hot serta herbal-herbal lainnya seperti Procumin habassauda
dll. Semua itu produk berkhasiat dari HPAI. Jika pembaca ada yang berminat
terkait herbal-herbal tersebut, dapat menghubungi saya (sekalian
mengkampanyekan hidup sehat sekaligus promosi heheheh..). Sebenarnya hal
tersebut juga ingin dibarengin pula dengan olahraga, tapi berhubung adanya
himbauwan stay at home, ya sudah olah raga saja di rumah saja deh.
Beda
negara beda penanganan dan beda kepentingan. Ada yang rakyatnya Bersatu melawan
covid 19 tapi juga ada sebaliknya. Kejadian covid 19 ini justru dimanfaatkan oleh
piha-pihak yang tidak bertanggung jawab dan mencari keuntungan dan faktor
politis tentumnya. Ada ketidakkompakan anatara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah mereka berdua mempuyai pendapat yang berbeda-beda dan alasan
masing-masing dalam menangani covid 19 ini. Seperti halnya ada yang
berkeinginan untuk cepat mengambil langkah yang konkrit seperti diberlakukannya
karantina wilayah atau LockDown (berarti karantina wilayah, yaitu pembatasan
pergerakan penduduk dalam suatu wilayah, termasuk menutup akses masuk dan
keluar wilayah) tapi pemerintah Pusat sepertinya tidak sependapat dengan hal
tersebut, justru Pemerintah Pusat ada indikasi ingin menerapkan Darurat Sipil,
darurat sipil merupakan status penanganan masalah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 23 Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya. Dalam
perppu itu dijelaskan 'keadaan darurat sipil' adalah keadaan bahaya yang
ditetapkan oleh Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang untuk seluruh atau
sebagian wilayah negara. Sepertinya penanganan terkait covid 19 di Indonesia
ini lebih rumit dan banyak kepentingan dan ada yang berkomentar jangan-jangan
Indonesia tidak punya dana untuk menaggulangi covid 19 ini sehingga usulan
Darurat Sipil muncul. Memang kalau Darurat Sipil, Pemerintah tidak menanggung
kebutuhan rakyatnya berbeda dengan Lockdown, Pemerintah akan menanggung biaya
kebutuhan rakyatnya (kenapa tidak pakai dana yamg diperuntukan untuk pemindahan
ibu kota saja yaaa hehehe..). lepas dari itu semua semoga saja keputusan yang
di ambil adalah keputusan yang terbaik untuk kita semua. Kalaupun ada keputusan
yang diambil tidak sesuai dengan jalur kebenaran, biar saja yang bersangkutan
akan menerima pembalasan kelak di akhirat.
![]() |
Perbedaan Darurat Sipil-Pembatasan Sosial-Karantina Wilayah |
0 komentar:
Posting Komentar