Pemalang Silahturami Saudara (tidak disangka)

Rabu, 03 Juli 2019
Pemalang Silahturami Saudara (tidak disangka)

Dalam tiga hari ke depan yaitu tanggal 3-5 Juli (rabu-Jumat) kami, saya dan Kiki, enak dong jalan dengan cewek.. eeet tunggu dulu siapa yang jalan dengan cewe hehehe. Nama panggilan boleh kiki tapi wujudnya cowok kok, akan berkunjung ke Pemalang dalam rangka monitoring BLK Kumunitas. Perjalanan ke Pemalang mengunakan kereta api Tawang Jaya Premium dengan harga tiket 230.000 Rupiah perorang. Kami berangkat dari Stasiun Senen pukul 06:55 dengan waktu tempuh sekitar 05 jam 09 menit dan sampai di Stasiun Pemalang pukul 12:04.
Sekitar jam 12an kami sampai di Stasiun Pemalang dan kami sudah di jemput oleh Pak Adam sebagai perwakilan dari BLK Komunitas, yang sebelumnya saya dan Pak Adam sudah saling komunikasi terkait kunjungan kami ke Pemalang termasuk penjemputan kami ini. Setelah berjumpa lalu kami di antarkan ke lokasi. Sebelum sampai lokasi kami disuguhkan makan sate kambing dan sholat berjamaah di tengah perjalanan. Dalam perjalanan ke lokasi saya sempat mendengar pembicaraan anatra Pak Adam dengan sopirnya menyinggung kata-kata Moga. Moga bagi saya sepertinya tidak asing lagi deh, apalagi di Pemalang juga terdapat saudara saya. Setelah aku ingat-ingat, jika tidak salah (berarti benar dong) istri dari Om Bambang berasal dari Moga. Perlu diketahui, Om Bambang ini adalah adek dari ibu saya dan sudah meninggal dunia pula (informasi terkait beliau silahkan klik disini). Tak lama kemudian tibalah kami di lokasi BLK Komunitas kurang lebih memakan waktu sekitar 1 Jam dengan jarak 80 km.
tiket kereta senagaja dimasukan, buat bukti jika 10 th mendatang harga tiket KRD murah lhooo
Saatnya kami mengecek bangunan yang dalam proses pembangunan. Tempatnya memang agak terpencil dan sepi serta daerah perbukitan. Kami mengecek bangunan fisik yang sudah dikerjakan apakah sesuai dengan spek dan juknis yang ada. Karena nantinya bangunan ini (Blk Kominitas) akan diminta pertanggung jawaban terhadap dana yang digunakan. Setelah mengecek serta memberikan pengarahan lalu agenda kami adalah mencari tempat penginapan. Kami di sarankan untuk bermalan di Tegal tepatnya di Guci. Karena tempat ini indah dan ada obyek wisatanya. Akhirnya kamipun memutuskan bermalam di Guci. Sebelum kami beranjak ke Guci, saya bertanya kepada sopir Pak Adam terkait alamat Bulik saya yang ada di Pemalang. Ternyata sopir Pak Adam tau lokasi tersebut bahkan satu perumahan dengannya. Alhamdulillah jika demikian dan rencana besok kamis saya akan berkunjung ke rumah Bulik Ida.

Akhirnya saya pamitan dengan Pak Adam dan kami melanjutkan perjalanan ke Guci. Dalam perjalanan saya menegamati panorama alam disini dan memang indah pemandangan disekitar sini dan diluar dugaanku sebelumnya ditambah daerah Guci ini dingin, awalnya saya pikir tempat yang dingin di Jawa tidak ada kecuali di Puncak dan Lembang, ternyata salah pemikiranku, disini dan Wonosobopun ada dan cool... kami sudah mendapatkan wisma penginapan di sini yaitu Wisma Wisata, berhubung hari sudah sore, kami memutuskan untuk istiraht dahulu besok kamis baru jalan-jalannya. Oya situasi disini memang banyak wisma, losmen dan sebagainya. Mejamur memang, bertanya dalam hatiku.. memang ada apa sih di sekitar sini, sehingga banayak pengunjung dan banyak tempat bermalam. Sepertinya biasa-biasa saja.
Area awal Sekitar Wisata Guci

Kolam renang dan Pemandian Air Panas
Sambil istirahat dan menghabiskan malam diwisma ini, saya komunikasi/dengan Pak Adam dan Bulik Ida terkait rencan besok kamis saya akan berkunjung ke rumah Bulik Ida. Saya tanya terkait alamat dan rumah Om Bambang, jawabannya sungguh mengejutkankan kami berdua. Ternyata-ternyata Pak Adam dan Bulik Ida adalah satu kampung dan masih saudara. Bahkan dengan Om Bambang, Pak adam ini kenal dekat dan sering rapat bareng dll dan Pak Adam katakan rumah Bulik Ida yang di Moga itu adalah di depan Masjid yang tadi siang kita sholat berjamaah. Wah tambah semangat dan yakin saya bisa bersilahturami dengan bulik Ida. Akhirnya besok kami sepakat untuk berkunjung ke rumah Bulik Ida siang hari. Tidak terasa pula hari sudah mulai gelap dan benar saja disini dinginnya rruar biasa gak tahan rasanya. Semuanya serba dingin baik lantai maupun dinding apalagi airnya ditambah saya mandi pada pukul  Sembilan malam rasanya seperti mandi dengan air es brreerr dinginnya gak ketulungan. 


Kamis 4 Juli 2019 hari ini saya punya dua agenda. Pertama berkunjung ke obyek Wisata Guci dan kedua bersilahturami dengan Bulik Ida. Diawali dengan perjalanan ke wisata air panas Guci dengan berjalan kaki karena lokasi wisma yang tempat bermalam kami tidaklah jauh dari obyek wisata. Dengan suhu udara yang dingin serta berkabut kami telusuri daerah perbukitan Guci. Pelan-pelan kami berjalan mendaki perbukitan sambil melihat panorama alam yang indah ini dan sejuk dimata. Saya tidak bisa mengedipkan mata disini karena akan kehilangan nikmat indahnya alam ini selain itu juga sebagai rasa perenungan dan rasa syukur atas panca indra yang telah Allah berikan kepada mahluk ciptaanNYA termasuk juga rasa takjub akan ciptaan Allah bernama alam semesta ini. Sambil menikmati alam. eeehh ternyata ada sate kelinci.. woouw jarang sekali saya makan sate kelinci, terakhir makan sate ini saat saya berkunjung ke lembang, itupun sudah lama sekali.



Setelah makan sate kelinci kami melanjutkan ke tempat kolam renang air panas setelah rehat sejenak sambal ambil gambar lalu kami melanjutkan perjalan ke pemandian air panas dan kami mandi air panas disana (woow segernya minta lagi) setelah dirasa kurang puas dan waktu yang mepet karena ada agenda yang kedua, dengan berat hati kami meninggalkan tempat ini dan kembali ke Wisma Wisata selain untuk prepare dan kami juga sudah di jemput pula. Setelah sampai wisma dan sudah ready berangkat, eehh ternyata Bulik Ida ada rencana dadakan dan akhirnya kami mereshcedule jadwal kembali. Akhirnya kami sepakat untuk berkunjung ke rumah Bulik Ida hari Jumat tanggal 5 Juli. Tapi tetap kami hari ini bermalam di Pemalang di Sentana Mulia Hotel, sengaja mencari lokasi hotel yang dekat dengan rumah Bulik Ida.




5 juli 2019 bertepatan hari Jumat agenda kami tidak berubah. Usai Sholat jumat kami degan ditemani oleh Pak Adam berkunjung ke rumah Bulik Ida. Alhamdulillah saya bisa jumpa dan bersilahturami dengan beliau, setelah terakhir kali kami (ibu, Mba Ani, saya dan Fikri berkunjung ke pernikahan anaknya pada tahun 2012 tepatnya di Bulan Maret. Sayapun masih ingat akan lokasi rumah ini. Kamipun cerita terkait kunjungan kami ke Pemalang termasuk juga bagaimana bisa berjumpa dengan Pak Adam serta masalah keluarga ataupun saudara. Kamipun tidak bisa berlama-lama disini karena kami harus kembali lagi ke Bekasi, selain itu tiket juga sudah dipesan. Oya untuk tiket pulang kami memesan dari Stasiun Tegal, karena yang dari stasiun Pemalang ternyata sudah kehabisan. Kami pulang dengan menggunakan Kereta Tegal Bahari pemberangkatan pukul 17;00 dan sampai Stasiun Bekasi pukul 20:08 perjalanana menempuh aktu sekitar 03 jam 58 menit dengan harga tiket 230.00 Rupiah.



tiket kereta senagaja dimasukan, buat bukti jika 10 th mendatang harga tiket KRD murah lhooo

0 komentar: