Sebuah Renungan

Sabtu, 18 Januari 2020


Sebuah Renungan di siang hari 💙
Seekor kuda terperosok ke dalam sumur yang sudah kering
Karena sudah tidak mungkin menolong kuda tersebut
maka orang-orang di kampung memutuskan untuk menutup sumur itu
Mereka ingin mengubur kuda itu hidup-hidup supaya bangkainya tidak mengganggu dan agar kejadian serupa tidak terulang kembali
Merekapun bergotong royong mengangkut tanah dan memasukkannya ke dalam sumur
Lalu, apa yang terjadi???
Setiap ada tanah yang mengena punggungnya, kuda itu selalu membuangnya ke bawah lalu memindahkan kakinya ke atas tanah tersebut Semakin tinggi tanah menutupi sumur
maka semakin tinggi pula posisi kuda itu Sehingga akhirnya ia bisa keluar dari sumur dengan selamat
Pesan Moral Ke 1:
Begitulah gambaran kita dalam hidup ini
Ketika perjalanan hidup melemparkan beban dan masalah ke punggung kita
maka kesampingkanlah lalu berdirilah dengan kokoh di atasnya
maka suatu saat nanti semua itu akan menaikkan posisi kita ke puncak
Pesan Moral Ke 2:
Ketika orang-orang meremehkanmu, menghinamu bahkan berusaha menjatuhkanmu... mencelakaimu... justru upaya itu berbalik memberi keberuntungan kepadamu yang terus berjuang, bertahan & pantang menyerah.(*)
nikmati semua proses kehidupan dengan sukacita dan Jangan lupa utk selalu mengucap Syukur
Berkah Melimpah dan mengalir tanpa pernah ada batasan nya
😇💪💪💪🙏



Bagian Atas Formulir
Bagian Bawah Formulir
 sumber facabook
Dek Yunie

Siti Fadilah Supari Berani Melawan WHO

Selasa, 14 Januari 2020

Siti Fadilah Supari, Satu-satunya Wanita di Dunia yang Berani Melawan WHO
RedaksiBy Redaksi 14 Januari 2020

Naviri.org

Doktor Siti Fadilah Supari adalah satu dari sedikit warga dunia yang keras membela hak-hak negara berkembang di tengah dominasi badan resmi dunia dan negara adikuasa. Ia melawan, dan berhasil.
Majalah The Economist London menempatkan Siti Fadilah sebagai tokoh yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak penyakit pandemik. “Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The Economist (10 Agustus 2006).

Perlawanan Siti Fadilah dimulai ketika virus flu burung (Avian Influenza/AI) menelan korban di Indonesia pada 2005. Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung. Ini tidak adil, negara-negara lemah yang terkena tidak memperoleh apa-apa. Untung saja ada bantuan dari India, Thailand, dan Australia.
Korban terus berjatuhan. Di saat itu pula, dengan alasan penentuan diagnosis, badan kesehatan dunia (WHO) melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hong Kong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.

Perintah itu diikuti Siti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium Litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO CC meminta sampel dikirim ke Hong Kong?

Siti Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO CC untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat seed virus. Dari seed virus inilah dibuat vaksin.

Ironisnya, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung. Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin, tanpa kompensasi.

Siti Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO. Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak. Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin.

Di saat keraguan atas WHO, Siti Fadilah membaca di The Straits Times Singapura, 27 Mei 2006, bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO CC. Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS. Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui.

Los Alamos ternyata berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu, untuk vaksin atau senjata kimia?

Siti Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu. Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, memujinya. Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi.

Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO CC agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon. Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara.

Ia juga terus melawan: tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.

Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Siti Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO di Jenewa, sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan.

Siti Fadilah adalah anak bangsa yang melakukan perlawanan atas ketidakadilan. Bangsa ini memerlukan banyak orang seperti Siti Fadilah, yang berjuang untuk keadilan, kedaulatan, dan kesetaraan. Ia inspirasi untuk bangsa yang bangkit.
Sumber: naviri.org

BANJIR TAHUN BARU

Kamis, 02 Januari 2020
Banjir 2020

Mengawali di tahun baru 2020 diisi dengan kejadian banjir diwilayah JABODETABEK. Kejadian ini tepat di tanggal 01 Januari 2020. Malam tahun baru ini dibarengi oleh hujan rintik-rintik namun tidak mengurangi antusianisme untuk merayakan tahun baru. Persis di malam pergantian tahun, tidak berselang lama dari pukul 00:00, barulah terjadi hujan deras kurang lebih selama 6 jam dari jam 00:00 hingga jam 07:00 tanpa henti yang mengakibatkan banjir dibeberapa titik di JABODETABEK dan memang dapat dikatakan banjir ini tergolong parah. Termasuk di area perumahan saya tinggal dan kantor saya.

Underpass Pasar Baru

Di Bekasi sendiri ada beberapa titik banjir termasuk di kantor saya di Kayu Ringin bahkan di group-group WA lebih serem lagi, sampai ada pemberitaan akan runtuhnya jembatan besi segala. Alhamdulillah di tempat kami tinggal (Mutiara Gading Riviera) tidak terkena banjir walaupun wilayah sekitar perumahan kami yang banjir seperti: di depan perumahan kami (depan indomart dan alfamart), Alamanda Regency, Taman Alamanda, Bumi Angrek, Perumnas 3 dll. Besar kemungkinan kami tidak bisa keluar dari wilayah perumahan. Tapi kami penasaran apa benar memang tidak bisa keluar. Akhirnya kami coba untuk keluar selain ingin tau seperti apa sih kondisi banjirnya juga kami ingin mencari perbekalan sembako yang akan digunakan selama banjir ataupun jika suatu saat mati lampu, karena kami punya pengalaman terkait hal tersebut di atas (banjir dan tiga hari tiga malam mati lampu). Kami coba keluar melalui jalur depan, posisi baru mau sampai Taman Alamanda terjadi kemacetan parah dan banyak kendaraan yang berputar balik dikarenakan adanya banjir, akhirnya kami mutar balik dan ambil jalur lewat belakang, siapa tau tidak banjir ataupun kalau banjir masih dapet dilewatin (dalam benak saya). Ternyta sama halnya dengan jalur depan, dibelakangpun juga terjadi banjir dan akhirnya kami mengurungkan niat kami untuk belanja di Superindo dan kami belanja sayur di sekitar perumahan dan belanja di indomaret.  Dalam kondisi seperti ini memang Indomaret dan alfamart rame diserbu pembeli (ini bukan promosi loohhh..). Banjir tahun ini secara umum dapat dikatakan yang terparah walaupun MGR (tempat kami tingga tidak mengalami banjir), berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya tidak terparah tapi di MGR sempat terjadi genangan air sekitar 10 cm di atas jalan. Jika tidak salah kejadian tersebut awal tahubn 2014.

Kunjungan oleh Ibu Menteri Kemnaker ‎Ida Fauziah di BBPLK Bekasi






Kunjungan oleh Ibu Menteri Kemnaker ‎Ida Fauziah di BBPLK Bekasi

Sama halnya dengan daerah yang banjir yang lainnya, kantor kamipun demikian pula mengalami kebanjiran dan dapet dikatakan yang terparah pula. Air masuk kantor kami sekitar 1meter lebih. Ini merupakan pengulangan pada tahun 2007, sempat pula banjir sekitar 1meter lebih. Dampak banjir di kantor ini akhirnya kantor kami diliburkan 2 hari dan untuk tes penerimaan siswa pelatihanpun ditunda. Kegiatan di kantor sempat lumpu sekitar satu bulan dikarenakan adanya kerusakan listrik dan lab ataupun workshop mengalami kerusakan demikian pula dengan peralatan yang ada semuanaya terendam. Untuk mengisi kegiatan pekerjaan akhrnya para instruktur berepran serta memperbaiki peralatan yang ada dilab/workshop. Kejadian tersebut di atas tentunya mendapatkan perharian dari Ibu Mentri. Ibu Mentri didampingi oleh para Pejabat Kemenaker akhirnya berkunjung ke BBPLK Bekasi.

Kegiatan Membersihkan/Memperbaiki PC yang Terendam Banjir

Karena kejadian banjir ini bukan kali yang pertama, tentunya akan berefek pada psikology kita. Disaat saat kemudian terjadi hujan, maka akan terbenak didalam alam bawah sadar kita “akan terjadi kebanjiran”. Tidak usah jauh-jauh terhadap orang yang terkena banjir, kami yang tidak terkena banjirpun bisa merasakan traumatisnya jika ada hujan turun dengan cukup derasnya. Saat hujan turun deras kamipun akan bertanya-tanya “ sampai kapan hujan ini turun ataupun berakhir?” karena makin lama hujan maka akan makin cepet banjir. Padahal kami punya pengalaman banjir yaa saat jalanan perumahan tergenang air itupun sekitar tahun 2014, tapi efeknya memang luar biasa. Bagaimana dengan orang-orang yang mengalami rumahnya terendam air, apalagi sampai  dua meter. Semoga saja banjir ini cepat berakhir dan kita semua dapet kembali melakukan aktifitas seperti sedia kala aamiin..

Kegiatan Membersihkan/Memperbaiki PC yang Terendam Banjir

Untuk melihat gambar-gambar lainnya ataupun ingin tahu berita terkait BBPLK Bekasi via Facebook silahkan klik disini