PATAH TULANG

Senin, 01 November 2021

 

PATAH TULANG

Pada hari ini Senin tanggal 1 November 2021 saya berangkat ke kantor seperti biasa, diawali ikut apel Kementerian secara virtual setiap hari senin dari rumah work from home (WFH) jam 08:30 via zoom ataupun melalui chanel Youtube Kemnaker.  setelah selesai apel. barulah saya mengantar anak ke tiga saya Farah Hagia Sophia Syahmi berangkat utnuk sekolah ke Bimba. Akhirnya Jam 09 kurang sedikit saya sampai kantor (kondisi covid maka jadwal kerja menyesuaikan).

Agenda saya di kantor adalah membuat Daftar Usulan Angka Kredit (DUPAK) dan progress pembuatannya sudah mencapai 85% hampir selesai tinggal menunggu legalisir berkas yang lain. Sambil menunggu hal tersebut saya selingi pekerjaan lain yaitu membuat Dokument Kontrak. Sebelum membuat Dokumen Kontrak terlebih dahulu saya ingin melaksanakan sholat Duha. Saat hendak mengambil air wudhu ternyata ada panggilan telepon yang tidak terangkat dan ada beberapa WA dari istri. intinya berisi "agar saya segera pulang penting!" setelah membaca WA tersebut barulah saya menelpon istri. Saat sedang menelpon kondisi istri sambil menangis dan menyuruh saya pulang segera penting. tanpa banyak tanya dan sayapun tidak jadi wudhu, langsung saya ke ruangan pengadaan untuk membereskan berkas yang masih berantakan sambil bertanya tanya ada apa gerangan..? takala menuju ke arah parkiran istri WA  saya dan mengatakan "Faris patah tulang seperti halnya dia atas saya tidak banyak tanya, langsung saja saya mengendarai motor walaupun dalam benak saya banyak tanya.. kok bisa patah, memang habis ngapain? terus patah bagian mananya? bukankah faris sedang sekolah online.. dll... sayapun menegendarai motor terpecah fokus serta ingin cepat sampai dan tetap hati-hati.

Sampai di rumah dan motor saya parkir diluar lalu saya memasuki rumah sudah tidak sabar ingin melihat Faris. saat itu Faris berada di ruang tamu duduk dilantai sedang memegang tangan bagian kirinya sambil meringgis nangis kesakitan. Saya tanya istri dan Faris pelan-pelan, kenapa dan ada apa.. kesimpulan sementara jatuh akibat naik otoped listrik.

Sayapun bingung saat itu, mau dibawa kemana Faris dan ada 3 penawaran dari tetangga untuk membawa Faris. Lalu kami menyimpulkan untuk membawa Faris ke pengobatan patah tulang yang terdekat. Setelah sampai lokasi ternyata tempat pengobatannya sedang tutup karena bersangkutan sedang bekerja dan pulang jam 8 malam. Lalu kamipun ambil opsi kedua yaitu dibawa ke patah tulang yang berlokasi di Gabus. Sambil diantar oleh tetangga yang sudah pernah berobat di tempat tersebut. Dalam perjalanan Farispun terkadang menangis karena menahan sakit yang dirasakan apalgi jika melewati jalan yang kurang bagus. Akhirnya kamipun sampai lokasi. Kamipun tidak tahu apa yang akan dilakukan terhadap Faris karena sebelumnya belum pernah mengalami ataupun melihat kejadian penaganan langsung terhadap orang mengalami/patah tulang.

Begitu sampai di lokasi lalu Faris di rebahkan pada kasur yang menempel/langsung dilantai. Terapis patah tulangpun bertanya: kapan kejadiannya, bagaimana kronologis kejadiannya dll. mulailah Faris diobati oleh terapis patah tulang tersebut dan Farispun meringis kesakitan saat proses pengobatan. Sayapun bahkan istri tidak tega untuk melihatnya (awalnya istri tidak ingin melihatnya karena tidak tega). Akhirnya usai pula diterapi oleh terapis tersebut. Kesimpulan yang dari terapis mengatakan bahwa Faris mengalami pergeseran sendi dibagian siku dan diatas siku sedikit mengalami patah tulang. Artinya ada dua hal yang harus ditangani. Sendi geser dan patah tulng di atas sedikit siku dan hal yang terakhir inilah yang akan menyulitkan saat proses penyembuhan karena lokasi patah tulannya mendekati siku. Setelah selesai pengobatan barulah kami pulang.

Akhirnya sampai pula ke rumah setelah lelah melakukan perjalanan pulang dari pengobatan patah tulang. Saat Faris sedang rebahan dan istirahat lalu saya tanya pelan-pelan terkait kejadian yang mengakibatkan patah tulangnya. Keterangan yang saya dapakan adalah: bahwa Faris terjatuh takala di bonceng oleh temannya (Aldi) dengan mengendarai otoped, saat itu Faris ingin turun dari otoped dengan alasan gas terlalu sensitif. Tapi takala hendak turun justru otopednya digas dan otoped tidak terkendali, lalu direm mendadak oleh Adi menggunakan rem depan, akibatnya otoped terjungkal kedepan dan posisi Faris yang dibonceng dibagian belakang terpental kedepan lalu jatuh. Diperkiraakan jatuh yang pertama menyentuh jalan beton adalah siku bagian kiri dan akibatnya seperti hal diatas, sendi bergeser dan tulang patah. Saat terjatuh dari otped awalnya Aldi tertawa (karena tidak mengtahui kejadian yang sesungguhnya). Begitu Faris meringgis kasakitan barulah dia menyadari. Farispun berkata pada Aldi untuk memberitahukan ke mamahku (mamah Faris) lalu Aldi mengembalikan otoped sewaan tersebut dan memberitahukan ke Mamah Faris.

Tak lama kemudin setelah menceritakan kejadian tersebut di atas, Farispun tertidur dan barulah saya dan istri saling berkomunikasi terkait kejadian tersebut. Awalnya Faris memang ingin sekolah online karena waktunya sudah mendekati jam 10 tetapi sebelum jam sepuluh kawannya (Aldi berserta adeknya) menghampiri Faris untuk mengajak bermain. Adeknya Aldi mengatakan ingin bermain otoped, tapi kakaknya menyenggol tangan adeknya dengan maksud jangan bilang main otoped, jika mamahnya Faris tahu mau main otoped pasti dilarang. Saat itu Faris sedang keluar ambil sayur dan lauk di Bu Anggiat tetapi entah berjumpa dimana Aldi dan adeknya bisa bareng dengan saat pulang ke rumah. Mereka bertiga masuk ke rumah dan tak lama kemudian Faris ijin untuk main Mamahpun membolehkan main dengan catatan jangan lama-lama karena mau sekolah online dan sekalian untuk menjemput Farah sekolah dan Farispun mengiyakan. Saat istri sedang berada di tetangga sedang menunggu tukang sayur, ujuk-ujuk Aldi datang sambil berlari tergopoh-gopoh dan memberitahu “ bahwa Faris ketabrak kesakitan” (saya tidak bisa membayangi saat istri dikasih kabar tersebut). Spontan istripun mencari Faris dibantu oleh Mamah Gani dengan dibonceng naik motor. Setelah muter-muter barulah ketemu Faris yang sedang meringgis kesakitan lalu diboponglah Faris tapi Farisnya teriak-terika “ SAKIT SAKIT...” istri sayapun bingung “memang sakit kenapa dan dimana kok sampai teriak-teriak keras seperti itu!”. Mau tidak mau diangkatlah Faris dibonceng bertiga menuju rumah.

tidur setelah sampai rumah dari proses pengobatan

Cerita yang lain terkait dengan kejadian tersebut di atas adalah: adanya cerita yang berbeda-beda dari pihak Aldi diantaranya tertabrak motorlah, nabrak portallah (padahal di sekitar area tersebut tidak ada portal). Belum lagi komentar dari ibunya Aldi yang merasa tidak bersalah ataupun justru menyalahkan anak saya (seperti takut disalahkan lalu buru-buru menyalahkan anak saya seakan-akan membuat opini anak sayalah yang salah). Istripun merespon memang untuk kadar anak-anak susah disalahkan dan dalam kapasitas seperti ini bukan masalah menyalahkan anak atau siapa-siapa tapi datang pelan-pelan dan tanya baik-baik, bukan main mengklaim inilah itulah ribet jadinya! Bahkan ada kejadian tidak masuk akal pula, saat Bu Aris (ibunya Aldi) datang ke rumah, ujuk-ujuk main ngomong saja “WIFI mana sih.. ada WIFI tidak disini sambil mlenga-mlengo kepalanya ke atas cari sesuatu yang tidak ada (haaduuuhhh, keblinger ini). Selain itu kejadian yang lain, saat awal saya sampai rumah, datang itu ibunya Aldi dan mengatakan “biar nanti ibu saya saja datang kemari untuk menyembuhkan tangan yang sakit pada Faris, ibu saya biasa menyembuhkan seperti ini.. saya katakan seperti ini bagaimana, memang sudah tahu kondisi tangan anak saya selain itu saya tidak tahu pula kapasitas neneknya Aldi, apakah memang bisa menangani tangan patah atau sekedar urut karena keseleo. Setahu kami neneknya Aldi itu adalah punya usaha salon adapun kalau terapi, terapi pijat kecantikan kali. Akhirnya tawaran tersebut kami tolak. Bahkan bukan hanya dari pihak ibuya Aldi yang menawarkan hal tersebut dari suaminyapun juga menawarkan hal yang sama (agar mertuanya yang menanganinya) yaitu sama metua saya saja yaa.. mertua saya biasa mengerjakan yang demikian, taklama kemudian ayahnya Adli bertanya “ tangannya yang jatuh, bengkak tidak? Loh... dia menawarkan mertuanya yang menanganinya tapi dia tidak tahu kondisi sakit yang dialami anak saya, seharusnya tahu kondisinya baru layak tidak jika mertuanya menangani sakit yang dialami anak saya, yang ada malah tambah parah nantinya! dia katakan pula sekarang posisi mertuanya sedang menuju kemari. Hasil tawaran tersebut juga saya tidak terima karena saya akan membawa anak saya ke Gabus (tetangga saya punya pengalaman patah tulang dan dibawa kesana artinya sudah ada buktinya..)

Dihari pertama setelah pengobatan, membuat anak saya menjadi takut, yaa takut segalanya. Ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan kepada saya ataupun istri. Seperti, nanti tangan saya bagaimana ini? Apakah bisa tumbuh atau apa? Terus berapa lama sembuhnya? Dll Intinya yang saya tangkap takut jika tangannya tidak tumbuh (Bahasa Faris) dan putus dan kalau putus bagimana? Hal itulah yang ditakutkan dari anak saya. Apalagi tahu jika sembuh dari patah tulang butuh waktu yang cukup alam sekitar 3 bulanan (kok lama banget yaa jawab Faris). Itu dari sisi pertanyaaan belum dari sisi rasa sakit yang dialaminya. Saat malam atau menjelang subuh tangannya Faris lebih terasa sakitnya dan Farispun meringgis kesakitan serta tidak bisa tidur begitu pula dengan saya yang menemani Faris saat tidur. Bangun berkali kali sambil mengecek posisi tidur dari Faris ataupun jika Faris ingin kencing dan BAB. Belum kalau mau bangun dari tidur… duuuh susahnya minta ampun. Butuh waktu untuk menyiapakan diri dan mental selain rasa sakit juga takut kalau salah bangun/angkat. Karena antara badan dan tangan harus seiringan bangunnya tidak bisa salah satu dan yang lainnya saling dahulu atau sebaliknya. Selain hal tersebut diatas ada juga cari posisi tidur faris agar aman dan nyaman dan memudahkan saat bangun. Akhirnya kondisi tempat tidur diatur sedemikian rupa agar posisi tidur lebih aman dan nyaman. Tentunya terasa pegal badan Faris dengan posisi gerak yang terbatas. Belum maslah saat BAB, butuh pemikiran pula dan dikondisikan sedemikan rupa agar bisa untuk BABnya dan juga untuk mencebokinya termasuk pula memandikannya. Alhamdulillah disamping kejadian semua tersebut ada istri yang selalu selalu sigap membantu, walaupun saya tidak tahu perasaan apa yang ada dibenak istri. Tentunya tidak mudah bagi istri melalui hai tersebut, apalagi beliau yang selalu mengontrol dan mengurusi anak dirumah disaat saya kerja di kantoran. Bukan pekerjaan yang mudah tentunya serta memerlukan dedikasi yang tinggi pula.

Mengkondisikan tempat untuk tidur

Hal di atas dari segi sakit fisik dan rasa takut, belum dari segi psikologisnya yang dirasakan oleh anak saya. Beberapa kali (diawal-awal minggu ke satu dan ke dua) Faris menangis sendiri terutama saat ia sedang sendirian, tiba-tiba menetes saja air matanya entah apa yang dipikirkannya. Mungkin anak saya sedang belajar menangis karena sebelum-belumnya hanya sekedar menangis yang tidak bermakana tapi menangis yang sekarang banyak mempunyai arti dan makna yang mendalam. Hitung-hitung sebagai media pembelajaran untuk evaluasi diri dan menegerti atau menambah ilmu apa arti dari kehidupan.

 

Sejak pertama kali berobat tanggal 1 November 2021 hingga tiap 5 hari kontrol terus meningkat menjadi seminggu sekali kontrol dan berjalan hingga 1 bulan dan mendekati 2 bulan dari bambu yang terpasang 6 buah bambu lalu menjadi 4 bambu dan akhirnya 2 bambu seiring waktu dan proses terus berjalan. Saat mendekati 2 bulan kondisi anak saya mengalami alergi kulit. Terasa gatal ditubuh anak saya termasuk pada posisi yang luka. Badan anak saya banyak yang lecet-lecet (akibat digarukin) dan bentul-bentul termasuk area sekitar luka yang mendekati perban. Saat kontrol pada tanggal 23 Desember 2021 alergi anak saya semakin banyak apalagi area sekitar lukanya yang bentuknya tidak karuan dan rencana minggu depan saat kontrol sudah tidak dipasang bambu lagi. Saat kontrol pada tanggal 30 Desember 2021 alergi semakin bertambah, akibatnya saat pergantian perban mengalami kesulitan saat membukanya. Hal ini dikarenakan perban dan kapas merekat pada kulit, sementara kulit mengeluarkan cairan bening yang sudah memebeku akibatnya menempelah pada kapas dan perban sehingga kapas dan perban tersebut mengeras dan susah untuk dilepaskan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Disaat kontrol yang sekarang rencana melepaskan bambu yang berjumlah 2 dan tidak dipasang Kembali bambu tapi proses perbannya tetap dipasang. Dikarenakan alergi kulit yang menimbulkan gatal-gatal serta menegeluarkan cairan bening, akhirnya untuk sementara tidak diperban dahulu tapi masih tetap kontrol perminggunya.

Lingkaran putih yang ditengah merupakan bekas tulang yang menonjol keluar

Kondisi alergi yang dialami Faris

Mengingat kejadian hal tersebut, membuat kami menjadi harap-harap cemas (Khauf dan Rajâ’) Kadang optimis segera sembuh dan juga kadang pesismis. Awal-awal kami sempat optimis cepat sembuh, apalagi tangan anak sudah mulai bisa degerakan dan diangkat, walaupun belum bisa ditekuk. Tetapi begitu akan memasuki bulan kedua saat timbulnya alergi dan takala tidak diperban sementara lalu melihat area sekitar luka menjadai pesimis kembali. Karena alergi gatalnya menakutkan jika melihat bentuk fisiknya tangannya apalagi ditambah keluarnya cairan bening setiap saat ditambah warna yang gelap serta rada bersisik. Belum lagi jika anak saat faris mengelap cairan bening yang keluar dari kulitnya disertai wajah yang sedih serasa putus asa. Bahkan untuk menegelapnyapun tidak pandang waktu artinya bisa pagi, siang, sore bahkan dini hari. Sering saya dapati Faris sedang mengelap cairan bening tersebut jam 1,2 ,3 disaat saat bangun tidur disela-sela tidur malamnya. Tapi walaupun bagaimana tetap optimis dan rasa harap yang lebih besar dibanding dengan rasa takut, bukankah Allah itu Maha Penyembuh. Kembalikan semua ini kepada yang Maha Rencana dan Maha segalanya. Kejadian sudah terjadi dan kita terima kejadian tersebut tinggal bagaimana menyikapi atas kejadian tersebut.

Diluar kejadian tersebut yang terkait dengan patah tulang dan terkait aktifitas saya yaitu pada tanggal 1 November 2021 tepat saat kejadian anak saya patah tulang, ditanggal tersebutlah (1-2 November 2021) saya dijadwalkan untuk menguji di BLK Provinsi Bogor. Alhamdulillah jadwal tersebut berubah menjadi tanggal 8-9 November 2021. Tidak kebayang jika tidak ada perubahan jadwal, tentunya istri saya akan berjuang sendirian tanpa ada pendamping yang membantunya baik dari segi fisik dan psikologisnya.


Perubahan Jadwal UJK

 

UJK di BLK Prov Bogor 8-9 November 2021 yang awalnya tanggal 1 November 2021