Jatuh dari Motor

Kamis, 31 Oktober 2019

TERJATUH dari MOTOR

Hari ini hari kamis tanggal 31 Oktober 2019 ada suatu kejadian yang menimpa diri saya, yaitu saya terjatuh dari motor saat menghindar menabrak motor orang. Seperti biasanya tiap pagi hari saya mengantar anak ke sekolah. Biasanya saat berangkat saya melalui jalur belakang untuk mengantsipasi kemacetan, sedang saat pulang melalui jalur depan. Demikian pula dengan hari ini sama dan saat saya pulang dari mengantar anak posisi dekat jembatan setelah ex indomaret dan kondisi lalu lintas yang ke arah keluar perumahan lebih padat dan banyak dibandingkan yang menuju perumahan. Saya men3gendarai tidak dengan kecepatan tinggi sekitar 45 km/jam. Saat sedang focus mengendarai eehh tiba-tiba ada motor yang berbelok ke arah kanan posisi saya dijalur sebelah kiri. Saya terkejut dan 3spontan saya rem motor saya dengan alasan agar tidak menabrak motor yang tiba-tiba belok kekanan. Begitu saya rem, saya tidak bisa mengendalikan motor saya, motor saya terjatuh dan terseret sekitar satu meter begitu pula dengan saya. Ketika itu saya membanyangkan saya akan menabrak motor orang tersebut tapi sebelum menabrak saya sudah jatuh dan membayangkan lagi saat sudah jatuh yaitu: badan saya bagian sebelah kiri terutama pundak kanan akan bergesekan dengan jalan beton dan kulit saya akan terkelupas sedang lutut saya akan beradu dengan beton jalan. Sayapun teringat akan Pak Bahrudin, teman kantor yang jatuh dari motor pula dan lututnya sakit yang berakibat tidak dapat masuk kantor hingga berbulan-bulan. Ataupun saya terbayangkan, badan saya akan beradu dengan motor yang ada di depan tapi faktanya begitu saya teseret kedepan akhirnya sudah berhenti saya persis di bawah motor orang tersebut. Alhamdulillah saya tidak terbentur dengan motor tersebut walaupun masih kwatir akan anggota tubuh yang lainnya.
 
Pecah pada bagian lampu depan

Begitu badan dan motor saya sudah berhenti lalu saya coba untuk berdiri, apakah bisa atau tidak. Alhamdulillah saya masih bisa berdiri. Saat saya baru bisa berdiri bapak-bapak pengendara motor tersebut yang berboncengan dengan seorang wanita, ngomel-ngomel ke saya “ bapak sih naik motor ngebut-ngebut, sayapun sudah pakai lampu sein” lalu saya balas “saya tidak ngebut-ngebut, bapak saja yang berbelok langsung tanpa melihat posisi di depan ada kendaraan atau tidak”. Lalu saya coba untuk mengangkat motor saya yang masih tergeletak. Sebelum motor berdiri bapak-bapak pengendara motor tersebut kabur, sayapun ingin mencegahnya namun apadaya posisi saya sedang tidak mendukung alias susah. Karena ini persoalanan belum selesai dan ada yang perlu dibicarakan. Yaa sudah deh lewat… Begitu saya dapat mendirikan motor spontan saya lihat bagian lampu dan cover depan pecah, entah terbentur dengan apa bagian tersebut. Awalnya saya beramsumsi bagian samping kananlah yang akan tergores. Lalu saya coba untuk starter motor, tetapi tidak hidup-hidup. Saya ganti dengan stater menggunakan engkol kaki, sama juga hasilnya. Saya tunggu sebentar dan chokenya saya buka dan saya stater alhamdulillah bisa menyala motor saya.

Setelah kejadian tersebut saya coba evaluasi apa penyebab saya jatuh dan salah siapa. Hasil eavaluasi saya yang salah adalah bapak-bapak tersebut. Dengan alasan sebagai berikut:
1.    Dia bebelok kekanan tidak pada tempatnya. Artinya dia berbelok pada sisi yang terdekat atau dia berbelok masuk pada jalur yang salah yaitu masuk pada jalur kanan dan bukan kiri. Seandainya di depan ada kendaraanpun, pasti akan tertabrak pula.
2.    Memang dia sudah menyalakan lampu sein. Tapi posisi motor tersebut terhadap lampu sein yang dinyalajkan bukan berada paling depan. Artinya didepan motor orang tersebut masih ada beberapa kendaraan yang lain. Walaupun dia sudah menyalakan lampu sein, tetap saja tidak terlihat oleh saya, kecuali kendaraan yang berada di posisi belakang dia yang dapat melihat lampu sein yan menyala. Karena yang saya lihat adalah kendaraan yang ada didepan saya dan bukan motor dia, apalagi lampu sein. Apalagi dia bebelok tidak pada tempatnya. Seharusnya begitu posisi dia depan saya barulah dia belok.
3.   Dia belok tidak melihat posisi sebrang depannya apakah ada kendaraan atau tidak. Yang dia lihat hanya posisi samping kosong. Kenapa dia tidak bisa melihat sebrang depannya? Karena didepan persis dia masih ada beberapa kendaraan yang akibatnya kendaraan di sebrang depannya tidak terlihat. Begitu dia lihat di samping dari tadi tidak ada yang lewat, dia menyimpulkan kosong, dan dia mengmbil keputusan untuk menyebrang dan akhirnya prilaku dia itu mencelakakan orang lain.
 
body bagiannatas motor

Itulah kesimpulan yang saya ambil atas kejadian kecelakaan tersebut. Sedang motor saya yang rusak bagian depannya karena bagian tersebut yang terbentur oleh jalan. Saat terjatuh, setangnya posisi berbelok ke kanan dengan indikasi kaca spion kiri saya berubah posisi lalu tangan kiri pada jari saya terluka. Posisi motor saat jatuh agak nukik dahulu bagian depan beradu jalan setelah itu body motor jatuh seluruhnya kearah kanan dengan topangan pada lutut saya. Ada indikasi menggunakan rem depan lebih dominan dibandingkan dengan rem belakang.

Itulah kejadian yang menimpa saya dan yang tak terpikirkan dan terlupakan saat kejadian, kok tidak ada orang yang menolong saya yaa?? Bukan berarti saya harus di bantu 😊,  apalagi orang yang telah membuat saya celaka. Main kabur saja tidak ada basa basi apalagi boro-boro nolong. Tapi memang wajar jika tidak ada yang nolong. Karena jalur sebelah sedang rame-ramenya, jam sibuk dan focus kerja ataupun sekolah. Sedang pada jalur saya memang sedang sepi-sepinya saat itu hanya motor saya saja yang lewat. (wajar tidak ada yang nolong karena hal tersebut di atas, tapi kenapa dipertanyakan " kok tidak ada yang menolong saya yaa??" perlu dikoreksi pernyatannya...

Ok, kita lewatkan cerita tersebut di atas. Ada cerita baru lagi yang tidak (ada) kaitannya dengan kejadian tersebut diatas. Pada malam hari saat saya tidur yaitu Rabu malam atau Kamis dini hari, saya bermimpi gigi geraham atas kiri saya tanggal. Memang gigi geraham saya saat ini sudah bolong dan tidak sekuat dengan bagian gigi yang lainnya. Saya pernah dengar duluuu, atau kata orang duluu kalau mimpi gigi tanggal akan… ttuuuuuuttt (disensor, cari tau sendiri saja yaa jika penasaran 😊). Saat terjadga dari tidur dan mimpi lalau saya meludak ke arah kiri sambal menyebut kalimat ta’awudz

“Aku berlindung kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk.”  أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Saya berusaha positif thinking saja dan tidak berharap negatif thinking, takut mengundang yang buruk-buruk nanti jika pikiranku negatif, walaupun menurut saya pribadi tidak ada suatu kejadian yang sia-sia artinya ada makna di tiap-tiap kejadian atau peristiwa, hanya kitalah yang belum atau tidak bisa menangkap hikmah (tanda) semua kejadian di sekitar kita . Sambil berproses dan tetap belajar itulah yang saya jalani selama ini.

Lewat dua kejadian tersebut diatas yaitu tabrakan dan mimpi, sekarang hari Ju’mat tanggal satu November 2019…wah gajian donkk.. uupss bukan itu yang mau ditulis. Ada kejadian lagi. Berkaca pada kejadian yang pertama, saat antar anak kembali tentunya saya berhati-hati lagi. Jalur yang saya pakai saat antar anak yaitu jalur belakang semua baik saat berangkat ataupun saat pulang. Biasanya berangkat jalur belakang dan pulang jalur depan. Kejadian pada saat pulang, saya sudah hati-hati dengan seksama saat menegendarai motor. Saya menegendari motor dengan kceptan rendah sekitar 30 km/jam, begitu ada poilsi tidur (kenapa sih polisi tidur di jalan…) saya rem itu motor, bukannya malah pelan jalannya eehh malah kencang (nah loohh mistis sepertinya) eehh ternyata motor saya di tabrak dari belakang. Hhmmm pantas saja. Begitu saya lihat kearah belakang ternyata ibu-ibu yang menegendari itu motor dan sambil berkata maaf maaf.. yaa saya maafkan dalam benak saya. Awalnya saya pikir orang yang menabrak saya dari belakang tersebut orang yang sama pada kejadian pertama.. eehh tenyata bukan. Seandainya orangnya sama sayapun tidak tau apa yang akan terjadi hehehe..

Itulah sedikit cerita dari saya guna menambah tulisan yang ada di bog saya ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca aamiin.. jangan lupa saran dan kritiknya yaaa…
 
gak parah seeh, tapi efeknya menakutkan hiii

 



MONITORING DAN KEJADIAN LAINNYA

Jumat, 11 Oktober 2019
MONITORING DAN KEJADIAN LAINNYA

Seperti biasanya saya kembali akan melaksanakan Dinas Luar (DL). Kali ini DL saya terkait BLK Komunitas. Agenda tersebut direncanakan pada tanggal 9-11 (Rabu-Jumat) Oktober 2019. Adapun lokasi yang akan dikunjungi adalah BLK Komunitas Yayasan Pusat Pendidikan dan Dakwah Baitusalam di Desa Kendaldoyong, Pemalang Jawa Tengah dan BLK Komunitas Ponpes Al Insap berada di Paesan Tengah, Pekalongan Jawa Tengah juga. Team kunjungan monitoring BLK Komunitas ini adalah saya bersama Aditya.

Telah kami jadwalkan untuk agenda pertama adalah berkunjung ke BLK Komunitas Al Insap yang berada di Pemalang pada tanggal 9 Oktober 2019. Untuk transportasi, kami menggunakan transportasi darat (mobil Aditya). Kami berangkat pukul 11 dari kantor dan sapmai dilokasi pukul 17:15 wib. Setelah sampai kami lalu kami mengecek semua pekerjaan fisik termasuk juga laporan proses pembangunan BLK Komunitas. Hingga selesai pada pukul Sembilan malam. Lalu kami pamit dan dilanjutkan dengan makan malam hingga pukul 23:00 setelah itu dilnjutkan perjalanan menuju Hotel Regiana yang berada di dekat pintu tol. 

BLK Komunitas Baitusalam

BLK Komunitas Baitusalam
Hari ini kamis, 10 Oktober 2019 adalah hari kedua dan jadwal kami adalah monitoring ke BLK Komunitas Al Insap Pekalongan. Setelah cek out dari Hotel Regiana pukul 10:00, kami lanjut ke BLK tersebut di atas. Sampai lokasi sekitar jam 11:30. Seperti halnya dengan yang kunjungan pertama diatas, kamipun mengecek pekerjaan fisik dan laporan yang akan diserahkan. Untuk kunjungan yang kedua ini ada tambahan pekerjaan yaitu penandatanganan PKS pembangunan Gedung serta PKS pemberian peralatan. Ada empat BLK Komunitas yang harus menandatangani dan masing-masing BLK mengirimin tiga personil  pengurus BLK Komuitas, yaitu: Pimpinan Lembaga, Ketua Unit Pengelola Keuangan dan Ketua Unit Pengelola dan semuanya berkumpul di BLK Komunitas Al Insap. Monitoring selesai pukul 20:30. Setelah selesai kami melanjutkan bermalan di Hotel Pesona dekat alun-alun dan Masjid Agung Al Jami Pekalongan.

BLK Komunitas Al Insap
BLK Komunitas Al Insap
Jumat 11 Oktober 2019 hari ketiga dan merupakan hari terakhir kami disini. Hari ini ada dua agenda yang berbeda dari kami. Saya kembali ke rumah sedangkan Aditya mampir ke rumah orang tuanya di Semarang. Usai sholat Jumat di Masjid Agung lalu kami cek out. Sebelum pulang kami menyempatkan mampir ke Pasar Grosir Sentono dan kami masing-masing membeli batik, saya mebeli dua batik daster untuk istri. Setelah itu dilanjutkan dengan makan di warung Soto Taoto Rochmani. Setelah beres urusan perut, lalu saya ke Stasiun Perkalongan dan masih ditemani oleh Aditya dan di Stasiun Pekalongan inilah kami misah. Saya pulang ke Bekasi sedang Aditya melanjutkan perjalanan ke Semarang.

Masjid Agung Al Jami Pekalongan


Masjid Agung Al Jami Pekalongan

Perjalanan pulang ini saya menggunakan Kereta Argo Muria dengan jam pemberangkatan pukul 17:13. Stasiun Perkalongan adalah stasiun kedua setelah Stasiun Semarang Tawang. Ada yang menarik dari perjalanan saya menggunakan kereta ini, adapun pengalaman menarik tersebut adalah:

Saat saya naik kereta dan hendak duduk, ternyata tempat duduk saya ada yang menempati (sementara). Setelah saya datang orang tersebut (yang menduduki tempat saya) memindahkan bantal dan selimut ke kursi belakang setelah itu orang tersebut duduk di samping saya. Kursi di gerbong kereta ini saat itu sudah penuh, saat sampai Stasiun Tegal ada beberapa orang yang turun dan naik. Setelah menaik dan turunkan penumpang, keretapun kembali berangkat. Ada beberapa tempat duduk yang tidak terisi termasuk di depan saya. Dalam perjalanan selanjutnya ada anak kecil yang rewel dan menangis-nangis dan pengen duduk sama ayahnya. Lalu bapak-bapak yang duduk disamping saya (yang memindahkan bantal dan selimut) berdiri dan menghampiri anak yang menangis tersebut lalu duduk kembali disamping saya sambil dipanggku oleh ayahnya dan masih tetap menangis. Saat itu saya simpulkan yang duduk awal dikursi saya bisa jadi anak perempuan bapak ini. Setelah diam dan anteng lalu dibawa ke ibunya yang duduk persis dbelakang bapaknya. Setelah beberapa/lama kemudian sianak perempuan tadi menagis kembali dan ibunya memanggil-manggil bapaknya, saya penasaran “ ada apa kira-kira” lalu saya coba melihat dari sisi kiri saya melalui kaca jendela, saat saya lihat ternyata si anak tersebut, mengeluarkan muntah yang cukup banyak. Makanya ibunya panik memanggil bapaknya yang saat itu sedang tidur. Anak tersebut masih menaggis dan memanggil bapaknya. Perlahan-lahan saya melepas headset, mencabut chager hp dan memakai sepatu, setelah itu saya berkata kepada bapak anak tersebut “ pak.. sepertinya sianak mau dekat dengan bapak deh, anak bapak duduk saja disini (di tempat saya) saya biar pindah ke depan saja, pas didepan kosong. Lalu saya pindah, begitu pula dengan anak tersebut pindah duduk bareng dengan ayahnya.

Perjalanan masih berlanjut hingga akhirnya berhenti saat di Stasiun Cirebon. Seperti halnya di Stasiun Tegal, di Stasiun Cirebon pun ada penumpang yang turun naik. Saat itu saya terkejut dan kaget, saya pikir sudah tidak ada penunpang yang naik lagi, ternyata Stasiun Cirebon belum lewat tadi. Saya berpikir jika ada yang tempat duduknya saya tempati bagaimana yaa.. ? kalau balik lagi ketempat duduk semula tidak enak dengan si bapak-ibu dan anak tadi. Kalau tidak balik terus saya duduk dimana? Jika disini ada yang nempati saya pindah ke tempat duduk yang kosong saja deh karena masih ada beberapa tempat duduk yang kosong atau kalau memang penuh.. Ya sudah saya berdiri disambungan dekat toilet saja deh. Saat penumpang naik dan mencari nomor tempat duduk, saat itulah saya tegang hehehe.. datang satu orang duduk di bagku kedua depan dari saya sebelah kiri. Datang lagi dan menuju saya ternyata duduk disamping bapak si anak, datang lagi dan berhenti disamping saya (sudah takut saya dan sambil berdoa) dan teryata duduk disebelah bangku kiri saya alhamdulillah lewat lagi. Saya piker sudah selesai, ternyata belum selesai datang lagi penumpang sambal melihat-lihat nomor tempat duduk dan berhenti disamping saya dan menaruh tas, saat itu saya ingin berdiri eehh ternyata dia duduk persis didepan saya. Alhamdulillah lewat lagi sambal tetap berdoa semoga keretanya segera berangkat dan sudah tidak ada penunpang lagi. Ternyata masih ada penumpang dan berhenti disamping saya saya tanya nomor berapa mas dia jawab nomor 4A Alhamdulillah lewat lagi berarti, karena orang tersebut duduk persis disamping saya. Tak lama kemudian kereta berangkat dan tenanglah saya hehehe… ternyata setelah berangkatpun masih ada orang yang mencari tempat duduk, pasrah saya…. Dan ternyata di bagian belakang dia duduknya. Tenang lagi saya terus saya cek gerbong ini untuk/memastikan tempat duduk masih ada yang kosong tidak, ternyata sudah terisi penuh semua. Gak papah deh kereta sudah jalan ini, amanlah karena tidak ada penunpang yang naik lagi. Eeehhh tunggu dulu sama persis kejadian diatas, ternyata masih ada penunpang yang belum mendapat tempat duduk. Bener-bener pasrah saya karena gerbang ini sudah penuh. Jika orang tersebut duduk digerbong ini sudah pastilah tempat duduk yang saya tempati ini adalah tempat duduk orang tersebut. Berjalan orang tersebut dari depan ke tengah dan menuju saya, pasrah dan pasrah sambil berdoa dan sambil siap-siap berdiri untiuk pindah disambungan antar gerbong belakang dekat toilet. Begitu orang tersebut berada disamping saya.. eehh ternyata orang tersebut terus berjalan, artinya orang tersebut duduk di gerbong Sembilan atau gerbong terakhir. Sepertinya sudah lewat deh mudah-mudahan.

Sekitar satu jam perjalanan dari Stasiun Cirebon dan kemungkinnan sudah tidak ada penumpang yang naik lagi. Lepas dari hal tempat duduk. Saat dalam perjalanan ini kadang-kadang saya menengok kearah belakang untuk melihat kondisi si anak tersebut. Pernah saya lihat sianak sedang bermain tablet dan kini saya lihat kembali sedang tidur dengan bapaknya. Lepas cerita dari sianak dan kita focus ke orang yang duduk persis disamping kanan saya yang dekat jendela, ternyata orang tersebut adalah teman dari orang yang duduk persis di depan saya. Saya berpikiran kala itu “jangan-jangan orang tersebut yang di depan saya duduknya di tempat yang saya tempati, berhubung sudah saya tempati akhirnya dia duduk didepan saya dan kebetulan didepan saya kursinya juga kosong”. Yaa sudalah biarkan saja yang penting semuanya dapet kursi dan duduk saling berdekatan dia dan kawannya. Tak lama dari kejadian ditersebut di atas, saya tetarik ingin melihat seluruh kondisi keluarga tersebut, lalu sayapun buang air kecil digerbong belakang sekalian ingin melihat kondisi keluaraga tersebut. Ternyata semua anggota keluarga tersebut sedang tidur, hanya berbeda tempat saja. Sianak tidur dengan ibunya, sedang sang bapak tidur sendiri dibelakanganya dua kursi full. Alhamdulillah dalam benak saya mereka bisa istirahat.

Tak terasa sudah sampai Stasiun Bekasi dan saatnya saya turun. Ternyata bukan saja saya yang turun, termsuk kedua orang yang disamping dan depan saya juga turun. Saat saya dipintu belakang sambil menunggu kereta berhenti dan disana pula ada kedua orang yang duduk disamping dan depan saya, lalu saya tanyakan kepada kedua orang tersebut “ kalian sebenarnya duduk jadi satu atau terpisah, kan kalian berteman biasanya duduk jadi satu, sambil saya jelaskan perihal perpindahan tempat duduk saya” dan dia katakan “memang kami berpisah duduknya dan tempat yang kami duduki memang sesuai dengan yang ditiket. Hhmmm legalah saya, artinya tidak ada yang diganggu atau dirugikan ketika saya pindah tempat duduk.     

Sampai Stasiun Bekasi saya turun lalu di sambung dengan Grab Bike. Dalam perjalanan pulang ini ternyata ada kendala, yaitu motor yang saya naiki bermasalah alias rusak. Sepertinya tidak bisa ditangani dalam waktu singkat, akhirnya saya memutuskan untuk selesai dan pesan Grab Bike yang lain. Saya katakan kepada pengendara Grab Bike “Pak diselesaikan saja perjalanan saya, nanti biar saya pesan Grab yang lain”. Lalu dia katakana “diganti saja tujuannya pak, artinya agar harganya sesuai denga jarak yang ditempuh dan saya katakan gak papa biarkan saja.. penegedara katakana gak papa nih pak bayarnya berlebih? Saya jawab ia gak papa. Terus saya pesan Grab baru dan akhirnya sampai juga ke rumah berkumpul dengan keluarga tercinta dengan selamat berkat lindungan dari Allah SWT.

Pelajaran yang dapat di ambil dari kejadian tersebut di atas adalah: kasih sayang yang dilimpahkan oleh Allah kepada keluarga tersebut. Walaupun bagi keluarga tersebut ada masalah dalam perjalanan (seperti anaknya yang muntah-muntah) ternyata disisi lain Allah memudahkan keluarga tersebut. Artinya jangalah kita mengeluh terus-terusan ataupun kufur terhadap nikmat yang telah kita rasakan disaat kita sedang diuji taidak enak. Bersyukurlah apa yang telah di anugerhkan kepada kita semua, niscaya akan ditambahkan nikmat-nikmat yang lain pula.

Selain hal tersebut diatas, telah di deasign juga untuk gerbang delapan (8) gerbang yang saya tunpangi, ada slot satu tempat duduk yang kosong dan posisinya persis di depan saya. Kalau bukan Allah yang telah menakdirkan, siapa lagi. Bentuk kasih sayang Allah terhadap hambaNYA.

PALU

Jumat, 11 Oktober 2019

PALU

Kita tentunya sudah tidak asing lagi mendengar kata PALUyaa benar, palu adalah alat pemukul biasanya digunakan untuk memukul paku. Tapi yang saya akan tulis disini bukanlah sebagai alat pemukul, melainkan benar satu Kota yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah. Saya juga masih yakin, para pembacapun juga mengetahui untuk kata PALU yang saya maksud diatas. Kira-kira apa yang apa yang ada di benak pembaca terkait kata palu? gempa, tsunami, potobo, Donggala, likuifaksi dan sebagainya.. yup benar sekali.

Alhamdulillah pada tanggal 16-18 Oktober 2019 kami (saya, Rachmat dan aki) berkesempatan mengunjungi Kota Palu dan hal ini memang sudah saya tunggu-tunggu. Yang mendorong saya sangat ingin berkunjung kesana adalah rasa penasaran saya akan kejadian pada tanggal 28 september 2018, yaitu kejadian gempa, tsunami dan likuifaksi serta untuk mengambil pelajaran (ibroh) dari kejadian tersebut.

Adapun agenda saya kesana adalah dalam rangka rekruitmen peserta pelatihan boarding di BBPLK Bekasi. Untuk kota palu sendiri sudah kali yang ketiga dilaksanakan perekrutan teramsuk yang kami lakukan hari ini. Untuk peserta tes rekruitmen hari ini berjumlah sekitar 27 calon peserta, sedang kuota untuk Kota plau sebanyak 12 peserta yang akan dilatih di BaBPLK Bekasi artinya ada 15 orang yang belum bisa mengikuti pelatihan tersebut. Untuk program yang diambil adalah: untuk kejuruan Teknologi informasi Kumunikasi (TIK) dengan program Computer Technician Support (CTS) sedang untuk kejuruan Elektro adalah: audio video dan V-sat. untuk masing-masing program sebanyak empat peserta yang direkrut. Proses perekrutan berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Adapun test yang diujikan berupa matematika dasar  dengan metode test tertulis dan wawancara. Pelaksaan tes berlangsung dari pukul 08:00-15:00 waktu Indonesia Timur (WIT) pada hari kedua tanggal 17 Oktober hari kamis. Setelah tes selesai kamipun balik ke penginapan di Paramasu Hotel.


Paramasu Hotel
Jumat 18 Oktober 2019 adalah hari terakhir kami di Kota Palu. Sebelum meninggalkan Kota Palu, kami menyempatkan diri mampir ke wilayah yang dilanda gempa, tsunami dan likuifaksi. Adapun tujuan pertama kami adalah Pantai Talise. Menurut informasi Pukul 17.02 WIB, gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Kota Palu dan Donggala. Pusat gempa ada pada kedalaman 10 km, jaraknya ada di 27 km sebelah timur laut Donggala. Saking kencangnya getaran itu, kursi dan meja orang-orang di Kabupaten Gowa sampai bergetar, padahal Kabupaten Gowa berjarak sekitar 780 km dari Kota Palu.




Pantai Talise
Gara-gara Sesar Palu-Koro yang menggeliat ini, jembatan di dekat Pantai Talise patah. Kubah Masjid Baiturrahman yang berwarna hijau juga ikut roboh. Hotel Roa-roa roboh menimbun orang-orang di dalamnya.

Tsunami
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengaktivasi peringatan dini tsunami, status siaga untuk pantai Donggala barat dan waspada untuk Donggala utara, Mamuju, dan Kota Palu bagian barat. Tsunami setinggi hampir 6meter dengan kecepatan 800 km/jam menerjang Pantai Talise, ketinggian ombak meraih baliho tinggi dekat pantai. Orang-orang kalang-kabut, jerit kepanikan memekik. Yang berhasil mencapai bangunan tinggi dan cukup kuat bisa selamat, misalnya di Palu Grand Mall. Bahkan rekaman video dari Palu Grand Mall viral di media sosial. Namun banyak sekali yang menjadi korban jiwa keganasan gelombang dari laut itu. Bangunan-bangunan luluh-lantak, listrik mati, saluran telekomunikasi terputus. Air laut naik hingga mencapai Lantai 2 Hotel Mercure, Palu.





Likuifaksi
kunjungan kami kedua yaitu ke daerah Balaroa. Selain gempa dan tsunami, masyarakat juga dikejutkan dengan fenomena likuefaksi yang menerjang wilayah Petobo dan Balaroa, Palu Gempa tak hanya diikuti gelombang laut raksasa, tapi juga fenomena tanah bergerak. Sejak saat itu, orang-orang di seantero negeri membicarakan fenomena itu, namanya adalah likuifaksi. Bangunan dan pohon di kawasan itu bergerak dan amblas. Salah satu daerah yang terkena likifaksi adalah balaroa.






Kondisi Balaroa akibat likuifaksi. Foto: dok pribadi dan detikcom

Lajut ke perjalanan berikutnnya adalah ke Daerah Potobo. Sama halnya dengan Balaroa Saat itu, tanah di permukiman warga berubah menjadi lumpur layaknya cairan dan kehilangan kekuatannya. Fenomena ini sendiri dapat terjadi jika terdapat material lepas berupa pasir dan lanau yang berada di bawah muka air tanah yang memungkinkan ruang pori antar butir terisi air. Kemudian, tanah yang terlikuifaksi tidak dapat menahan berat apapun yang berada di atasnya, baik itu berupa lapisan batuan di atasnya maupun bangunan yang akhirnya mengakibatkan hilangnya daya dukung pada pondasi bangunan. Akibatnya, wilayah seluas 180,6 hektar di Petobo mengalami kehancuran luar biasa. Di wilayah Petobo sendiri, likuefaksi mengakibatkan 2.050 bangunan mengalami kerusakan. Bencana gempa, tsunami, serta likuefaksi yang terjadi dalam waktu satu hari ini menimbulkan banyak korban jiwa. Setidaknya tercatat ada 2.086 korban meninggal dunia, 671 orang hilang, dan 10.679 jiwa luka berat. Tercatat pula, sebanyak 82.775 warga mengungsi di sejumlah titik. Tak hanya itu, sebanyak 67.310 rumah dan 2.736 sekolah rusak. Serta terdapat 20 fasilitas kesehatan dan 12 titik jalan rusak berat.




Petobo

Walaupun kejadin sudah satu tahun berlalu tapi tetap saja meninggalkan bekas-bekas kejadian yang luar biasa. Dari mulai sekiling wilayah Pantai Talise rata-rata pada hancur dan sisa-sia puing masih berserakan walaupun sudah ditindaklanjuti. Terlihat disini ada jembatan Ponulele di Kota Palu yang hancur luluh dan tersisa hanya kolom-kolomnya saja. Padahal jembatan ini menjadi icon Kota palu. Begitu pula Balaroa dan Potobo sama masih hancur luluh bahkan untuk wilayah Potobo sendiri sudah ada larangan untuk mendirikan bagunan di area likuifaksi tersebut. Setelah keliling disekitar kota Palu dan sekitarnya lalu kamipun kembali ke penginapan untuk mempersiapkan kemas-kemas barang untuk cek out hotel.






Setelah sholat Jumat, makan siang dan sebagainya lalu kamipun menuju Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie untuk agenda pulang. Bandara tersebut juga merupakan benar satu yang terkena dampak dari gempa. Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu sempat ditutup gara-gara gempa itu. Menara Air Traffic Controler (ATC) rusak, lantai empatnya rubuh. Landasan pacu retak 500 meter. Bahkan ada kejadian yang menyatakan Seorang petugas ATC bernama Anthonius Gunawan Agung bertahan di menara saat gempa berguncang, demi memandu pesawat Batik Air untuk lepas landas. Seketika tugasnya ditunaikan, dia melompat dari menara lantai empat. Dia mengalami luka-luka dan nyawanya tak tertolong saat hendak dilarikan ke rumah sakit. Kembali ke topik, jadwal penerbangan kami sore hari menggunakan Maskapai Garuda dan merupakan penerbagan transit di Makasar (unjung Pandang Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin).

Itulah perjalanan saya ke Kota Palu dan merupakan perjalanan yang saya nantikan. Alhamdulillah saya dikasih kesempatan untuk berkunjung ketempat tersebut. Tentunya banyak yang dapat di ambil pelajaran dari kejadian tersebut dan merupakan bukti nyata kisah nyata bahwa manusia itu lemah dan tidak ada kekutan uantuk menolak takdir yang sudah ditentukan. Maha Besar Allah dari apa yang kita prasangkakan. Terkadang dalam bathinku bertanya.. apa yang melatar belakangi kajadian tersebut dan apa arti semua ini. Yaa.... sejujurnya memang begitulah adanya. Kejadian demi kejadian yang kadang sulit untuk diterima logika beberapa kali mampir dalam kehidupan ini. Ambilah hikmah dari kejadian tersebutdan jangan berburuk sangka kepada Allah karena AKU sesuai persangkaan hambaKU.