MENGHARGAI JASA PARA PAHLAWAN

Senin, 09 Juli 2018
MENGHARGAI JASA PARA PAHLAWAN



Untuk judul di atas sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Jasa para pahlawan.. pasti dong, dapat dibayangkan tanpa perjuangan dan pengorbanan mereka akan jadi apakah negara kita ini. Berkaitan dengan hal tersebut hari ini Senin, 09 Juli 2018 kami sekeluarga berkunjung ke Monument Pancasila Sakti Lubang Buaya. Ini merupkan kunjungan saya yang ketiga, kedua bagi Fikri dan Faris serta pertama bagi Istri dan Farah. 



Kesan yang menyenangkan bagi saya karena dapat berkunjung ke tempat ini, apalagi bersama keluarga. Begitu pula dengan anak istriku, semuanya merasakan kesenangannya diluar yang saya bayangkan. Sempat terbesit tidak puas jika berlibur ke tempat bersejarah seperti monument Pancasila Sakti, jika dibandingkan dengan kunjungan ke pusat wisata lainnya. Karena jika bicara sejarah, orangpun sudah pada tahu dan paham karena memang sudah diajarkan saat dibangku sekolah. Seperti siapa pelakunya, kejadiannya dimana, kapan kejadiannya dan hasilnya seperti apa, sudah kita ketahui terlebih dahulu dan bukan hal yang baru dan menarik lagi, makanya ada salah satu mata pelajaran yang kurang menarik saat di bangku sekolah dulu, satu diantaranya yaitu pelajaran sejarah. Yaa memang siihh tidak bagi semua orang tidak suka pelajaran sejarah tapi kebayakan ia hehehe.. selain hal tersebut, juga tempat ini bukanlah tempat hiburan yang banyak permainan serta barang dagangan bahkan tempat ini tergolong wsepi dari pengunjung.

Saat berkunjung kesana, saya banyak memeberikan edukasi terhadap anak saya, selain itupula memang Fikri Faris juga banyak bertanya selain memang cerita ini merupakan cerita baru bagi mereka dan mengagetkan pula bagi mereka. Sebijaksana mungkin saya menyampaikan ke mereka agar tidak salah presepsi. Ada beberapa pertanyaan dari anaku seperti: Pikir anakku patung-patung yang ada di monument itu adalah benar termasuk juga yang dirumah penyiksaan mereka pikir manusia benar, karena memang ukurannya sama seperti manusia biasa. Terus.. kenapa mereka dibunuh (kan satu negara), pakai apa bunuhnya,  kapan kejadiannya, siapa pelakunya dll. Banyak memang yang ditanyakan, belum yang terkait dengan mahluk astral hehehe.. meyeramkan pertanyaannya… hiii….


Setelah melihat lubang buaya lalu kami melanjutkan ke museum yang terletak disampingnnya. Seingat saya waktu di Sekolah Dasar saat kunjungan pertama ke Monument Pancasikla sakti, belum ada museum ini. Kesan yang samapun saat kunjungan ke museum ataupun saat di lubang buaya, yaitu semuanaya merasa senang dan menikmati. Setelah mencermati isi dari museum baik dilantai satu mauapun lantai dua baik gedung yang pertama maupun gedung yang kedua dengan kesan meyeramkan, terharu dan menyenangkan. Tidak terasa hampir tiga jam kami berada disini serta waktu juga sudah menunjukan siang hari, akhirnya kami memutuskan untuk pulang, mumpung belum terlalu sore dan belum juga macet denganmenggunkan grab car baik pulang dan berangkatnya dengan tariff sekitar 130.000 rupiah sudah termasuk tol.




MONUMENT NASIONAL
Selain berkunjung ke Monument Pancasila Sakti, kami juga sempat berkunjung ke Moonument Nasional atau yang sering kita dengar MONAS. Kami ke Monas pada tanggal 11 Juli 2018 hari Rabu. Untuk sampai tempat tujuan kami menggunakan jasa angkutan umum kereta api dari Stasiun Bekasi dan turun di Stasiun Djuanda. Berhubung sudah masuk jam makan siang, kami makan terlebih dahulu di dalam Stasiun Djuanda lalu dilanjutkan dengan sholat lohor setelah itu baru kami naik bajai untuk menuju lokasi Monas. Untuk ongkos bajai ini kita membayar Rp. 20.000, tentunya murah meriah dan menyenangkan (banyak anginnya dan angina alami layaknya naik becak hehehe…)


Berhubung kunjungan kami ke Monas di siang hari dan jarak dari turun bajai ke lokasi cukup jauh, yaa memakan energy pula tentunya tapi berhubung enjoy.. yaa nikmati saja perjalanan ini. Tanpa membuang-bunag waktu karena waktu juga mepet lalu kami membeli tiket dilanjutkan dengan mnasuk keterowongan menuju Monas. Anakpun senang  bisa berkunjung ke Monas yang merupkan bangunan bagian dari sejarah pula.




Setelah mengelilingi monas sambil berfoto ria dan waktu sudah sore pula, mengingat jika sudah sore kereta yang akan kita tumpangi akan penuh karena merupkan jam sibuk lalu kamipun memutuskan untuk pulang. Alhamdulillah dikeretapun tidak begitu padat walaupun sudah penuh.




Kegiatan-kegiatan tersebut di atas kami lakukan disaat jam-jam kerja. Iya betul pada jam-jam kerja, tapi bukan berarti saya bolos kerja loohh… karena saya sudah jadwalkan selain kegiatan tersebut di atas, juga ada urusan serta anak-anak masih dalam liburan sekolah, akhirnya saya mengambil cuti tahunan selama lima hari agar tidak menyalahi aturan. Alhasil dari cuti ini, urusan bisa selesai, bisa berjalan-jalan dengan keluarga serta liburan anak sekolah dapat dimaksimalkan.