Ujian Sakit

Sabtu, 21 Oktober 2017


UJIAN SAKIT

10 DZULHIJAH 1438 H bertepatan dengan Jumat 01 September 2017 bertepatan pula dengan hari raya Idul Adha atau idul Qurban. Kami memutuskan untuk berqurban kambing di Pasar Minggu. harga seekor kambing seharga 2.500.000 rupiah alhamdulillah bisa terlaksana walaupun di uji dengan keraguan untuk tidak berqurban. kalau tidak sekarang, kapan lagi. Mumpung ada uang, apalagi tahun yang lalu tidak berkuban dan diniatkan tahun depan. ya sudah makin memantapkan saya untuk berqurban.

kenapa judulnya sakit tapi isinya qurban... hehehe (iya ya.. tapi ada kaitannya kok..). Setelah sholat id bersama pulang, makan lalu kami akan melihat pemotongan hewan qurban dilanjutkan jiarah ke makam ibu lalu pulang, sholat Jumat dan istirahat. Sambil istirahat, takala memperhatikan badan Faris ternyata ada beberapa bintik-bintik berair. ternyta bintik-bintik air itu adalah cacar air. kami sempat kuwatir karena keluarga kami belum pada belum kena cacar air (Fikri, Faris dan Farah) sayapun sempat ragu, apakah saya sudah pernah mengalami cacar air atau belum? akhirnya kami (saya, mamah, Faris dan Farah) pulang hari ini juga untuk mengantisipasi keadaan yang lebih berlanjut dengan mengendarai grab car.
Hari sabtu kami berobat dan benar ternyata Faris kena cacar air. Faris dikasih surat dokter selama seminggu tidak mengikuti kegiatan sekolah dan sayapun kuwatir akan menular ke Fikri, Farah ataupun saya sendiri, yang belum tau statusnya sudah pernah kena cacar air atau belum. Usai seminggu istirahat, barulah hari Senin tanggal 11 september Faris sudah mulai mengikuti kegitan sekolah. Alhamdulillah akhirnya tidak ada yang tertular cacar air. Hari terus berlalu hingga bertepatan dengan hari Jum'at tanggal 15 September, saya mengalami tidak enak badan, badan demam, kepala senut-senut dan dada sesak dan bertepatan dengan hari ini pula, ternyata Fikri dan Farah sudah ada tanda-tanda kena cacar air dan hari sabtu pagi memang benar Fikri dan Farah terkena cacar air. waahh akhirnya menular juga cacar airnya. sayapun masih mewanti-wanti, apakah saya akan kena atau tidak? karena saya tidur bersama Fikri dan sering menggendong Farah, apalagi kondisi saya yang kurang fit untuk saat ini. akhirnya sabtu siang diwajah saya sudah mulai terlihat ada bintik-bintik gelembung air yang masih kecil dan jarang. saya coba untuk mempertahankan diri agar tidak tertular. Hari ini hari Ahad bintik-bintik berisi air makin membanyak dan makin membesar dan tidak bisa dipungkiri akhirnya saya terkena cacar pula. 

Untuk penyakit saya sendiri bahkan bukan hanya cacar air saja, seperti yang saya sebutkan diatas tadi yaitu demam, kepala senat senut dan dada sesak. Sampai hari ini yang masih terasa adalah sesak dan demam. Kami berharap apa yang kami alami ini merupakan bentuk kasih sayang Allah melalui penyakit bisa berupa untuk mengingat Allah, bisa berupa sarana untuk mengurangi dosa dan tentunya sarana untuk intropkesi diri. Walau penyakit ini tidak langka dan berbahaya dan dapat terjadi pada siapapun bahkan satu keluarga (seperti yang kami alami) tapi bisa jadi cara menyikapi akan kejadian ini akan berbeda-beda.

Satu hal yang patut diacungi jempol adalah kegigihan istri saya untuk tetap melakukan aktifitas sehari-hari, walaupun terasa cape dan berat. dari mencuci baju, mencuci piring, memasak, merapihkan rumah, mengepel, menyetrikan dll dilakukan seorang diri. belum mengasuh ketiga anak dua orang yang sedang sakit serta seorang bayi  (Farah). khusus untuk Farah memang perlu tenaga luar biasa untuk mengasuhnya seperti masak air untuk mandi Farah, mengobati penyakit cacar (kasih salycil dan saleb), menyuapkan, menyusui memomong jika rewel dan lain sebagainya. tentunya hal-hal tersebut tidak luput dari pengamatan Allah dan akan tercatat sebagai ladang amal kelak diakhirat aamiin.

Awalnya saya ingin mengakhiri tulisan ini, tapi ada sesuatu akan penyakit ini berbeda dengan yang lainnya. penyakitnya sih biasa saja tapi proses yang menjalaninya terasa berat sekali. Justru bukan disakit cacarnya melainkan kepala pusing. apalagi saat menjelang tidur dan bangun tidur. makin sering terjaga dari tidur maka akan makin sering pula terasa berat sekali penyakit ini (jadi inget saat kecil sakit). yang saya rasakan saat proses tidur adalah seperti: 

1.  Berasa ditunggu-tunggu ataupun semacam dikejar-kejar sebagai contoh saat baru       sampai kantor, saya harus menyampaikan data, sayapun binggung, data ini untuk apa, data apa, data darimana, berapa nominal datanya akhirnya dengan asal saya tulis sembarang data. ini sepertinya terlihat simple, tapi dalam kondisi seperti saya sekarang terasa berat sekali bahkan bisa dikatakan menyiksa. tiap kali saya terjaga yaitu proses tersebut di atas menulis data selalu terulang. sayapun berpikir dalam mimpi tersebut, siapa sih yang membuat awal kerjaan ini? yang saya simpulkan yang membuat diri terasa berat yaitu berpikir didalam mimpi, tau solusinya tapi tidak bisa bertindak karena hanya mimpi. 

2.  dipusingkan dengan aktifitas jual beli online. kenapa selalu muncul belanja   ini dengan tagihan  segini padahal tidak pesan. keluar dan masuk kamar sama kejadian seperti di awal belanja online dengan tagihan tertentu. kenapa mau sign out tidak bisa bisa? kejadianya biasa saja tapi kenapa yaa kok bikin pusing. terus dicobacoba tidak bisa padahal saya ingin tidur.

yaa mimpi tersebut berkali-kali datangnya, sayapun bangun tidur juga berkali-kali. pernah bangun jam 10:00 yang saya pikir sudah pagi. dari jam tersebut saya sudah beberapa kali bangun-tidur hingga jam 12 tengah malam, akhirnya merasa tersiksa saya coba untuk tidak tidur hanya duduk sambil bersandar hingga pukul 03:00 dini hari. yang saya rasakan justru lebih enak berdiam diri jika dibandingkan tidur.  kalau tidur yang datang masalah tapi kalau berdiam diri sambil duduk sandaranan tak ada masalah, paling-paling ngatuk nanti paginya.
Namanya juga penyakit pusing dan keseimbangan kita yang diserang jika pusat keseimbangan yang diserang ya sudah jatuh-jatuhnya juga keseimbangan pikiranpun dapat terpengaruh. jika pikiran sudah terpengaruh maka apaun dapat terganggu. Faktor usiapun juga berpengaruh terhadap suatu penyakit. karena usia saya sudah tidak muda lagi, maka penyakit yang saya alami ini terasa berat sekali. padahal dulu-dulu sakit yang lebih parah dari ini juga pernah tapi tingkat keberatannya atau tingkat kesusahannya tidak seperti yang saya alami sekarang.

oya pada point diatas ada tulisan jadi inget saat kecil sakit. cerita sedikit saat kecil. saat kecil yang saya rasakan adalah seperti titik titik kecil bisa juga serangga atapun semut yang jumlahnya banyak, dia bergerak memuutar-mutar. lingkaran lingkaran kecil lalu lingkaran-lingkaran besar dari jarak jauh yang terlihat kecil hingga lambat laun mendekat hingga tak tampak saat kecil hal inilah yang membuat saya terasa berat saat tidur dikala sakit.

Awalnya saya ingin mengakhiri tulisan ini dan sebelum diakhiri sayapun terkena penyakit baru lagi. Penyakit tersebut adalah badan saya terasa pegal-pegal, minta ampun rasanya. Baik badan bagian depan ataupun badan bagian belakang hal ini membuat saya tidak nyaman dalam beraktifitas dan tidak bisa tidur, karena serba salah, posisi begini terasa sakit, posisi begitu terasa sakit itulah yang membuat saya serba salah dalam segala posisi. Atas kendala tersebutlah membuat saya untuk berobat pada hari sabtu tanggal 30 September untuk memastikan apa yang terjadi pada diri saya. Saya berobat agar cepat ditangani, jika ada sesuatu. Kesimpulan setelah berobat, saya menderita penyakit lambung alias maag. Maag tersebutlah yang menekan-nekan dada saya sehingga sesak dan membuat badan pegal-pegal tidak karuan selain maag syukur alhamdulillah tensi saya juga tidak tinggi yaitu 120/70, hanya saja yang bawahnya rendah. Biasanya tensi saya sekitar 140-150 an, apalagi minggu-minggu yang lalu saya termasuk banyak makan daging kambing terkait hari raya Idul Adha. Saya pikir tensi saya akan naik dratis, ternyata tidak. Dihari tersebut saya berobat di dua tempat dan disimpulkan sama intinya sakit lambung alias maag. Hanya saja tensinya berbeda di tempat kedua tensi saya 110/70.

Setelah berobat dan minum obat ternyata kendala tersebut di atas tidak langsung hilang, butuh beberapa hari untuk perubahan. Untuk rasa pegal-pegal sekitar hari senin siang sudah mulai reda tapi muncul gejala yang baru yaitu badan saya terasa kebas atau ba'al seperti semutan terutama saat tersentuh oleh tangan ataupun baju dan ada juga perut terasa kencang menekan atau kembung.  Selain kedua hal tersebut yang saya rasakan ada hal lain lagi yaitu ketidakseimbangan badan saya serasa mau jatuh ataupun seperti lantai bergoyang. Hal tersebut terasa saat anggota badan saya bergerak seperti saat berjalan terutama saat badan saya ikut bergerak, maka keseimbangan saya akan hilang dan mudah terjaruh serasa lantai yang saya pijak bergerak. Saat hari selasa tanggal 03 Oktober saya masuk kerja dan berjalan kesana kemari serta naik turun tangga terasa sekali ketidak seimbangan badan saya, saya gontai jalannya dan akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke rumah.

Sungguh pengalaman yang sangat berharga sekali atas kejadian yang saya alami ini. Banyak hal yang perlu dibenahi terutama dalam pola makan, pola istirahat, gaya hidup dan rasa bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat sehat dan nikmat Islam. Begitu mahalnya sehat dan begitu menderitanya sakit dan kita tidak akan mau menukar nikmat sehat dengan penderitaan sakit tapi walau bagaimanapun kita harus tetap positif thinking apa yang kita alami termasuk sakit. karena sakit itu akan menghapus doda-dosa kita jika bisa menerimanya dengan iklas, artinya tidak ada hal yang sia-sia apa yang kita lakukan atau yang kita alami. Semoga penyakit saya ini dan penyakit-penyakit yang dialami keluarga saya ini menjadi penggugur dosa bagi kami semua aamiin. 

artikel yang berkaitan dengan yang saya alami silahkan klik disini

Antara mau coba dan tidak (endoskopi)

Senin, 16 Oktober 2017
[# LINK_TEXT #] bagus, Silakan lihat! https://www.docdoc.com/id/info/procedure/endoskopi