Membongkar
Rahasia Keberuntungan Menurut Ilmu Fisika
Dalam
ilmu fisika dikenal hukum kekekalan energi yang berbunyi, "Energi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya mengalami perubahan
bentuk.". Energi selalu berubah, keluar dan masuk melalui bentuk. Ilmuwan
jenius Albert Einstein menemukan teori relativitas yang dirumuskan E=mc². Dari
rumus ini terlihat bahwa massa tidak lain adalah energi yang membeku, sedangkan
energi adalah materi yang dibebaskan. Massa/materi dan energi adalah sama atau
equivalent, perbedaan hanya terletak pada keadaan temporernya. Segala sesuatu
yang ada di alam semesta, meskipun terlihat sebagai materi, sesungguhnya semua
itu adalah manifestasi dari energi.
Selama
ini orang memahami bahwa keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi secara
kebetulan, tiba-tiba atau tidak bisa direncanakan. Meski ada benarnya, namun
semua itu tidaklah mutlak benar. Tidak ada suatu peristiwa yang kebetulan di
dunia ini. Segala sesuatu terjadi atas dasar sifat keadilan Tuhan yang akurat,
presisi, metematis, tidak memihak dan tidak pilih kasih. Tugas manusialah untuk
bisa belajar dan memahami bagaimana cara kerja dari hukum alam semesta. Alam
semesta ini diciptakan dan digerakkan oleh energi illahi. Tuhan adalah sumber
dan asal dari semua energi maupun materi di alam semesta ini. Tuhan juga
sebenarnya yang menjadi tujuan dari segala pergerakan energi dan materi yang
ada di alam semesta ini. Kemalangan dan keberuntungan merupakan manistasi dari
energi. Tidak ada yang hilang percuma didunia ini. Segalanya akan berputar
kembali dan menciptakan sebuah siklus. Jika anda menginginkan keberuntungan
selalu mendatangi kehidupan anda, maka jagalah selalu energi pikiran, perasaan
dan perbuatan yang positif, supaya menghasilkan hal yang positif pula.
Rasa cemas, takut dan khawatir ternyata menjadi penghalang terbesar dalam upaya mewujudkan keberuntungan. Menyangkut keberuntungan ada konsep yang diberi nama Mestakung (Semesta Mendukung). Dalam fisika dikenal istilah Fenomena Kritis (Critical Phenomena) dimana terjadi sebuat proses pengaturan diri yang terjadi pada suatu kondisi kritis. Konsep Mestakung mengajarkan bahwa pada suatu kondisi kritis segala sesuatu akan bersatu dan bekerjasama agar bisa keluar dari kondisi kritis tersebut. Dalam pengertian ini, apabila kita bisa menyatukan seluruh upaya fisik, emosional, mental, dan spiritual maka terciptalah sebuah kondisi kritis yang sanggup menciptakan sebuah terobosan, ledakan, keberuntungan, bahkan sebuah keajaiban. Seluruh Alam Semesta akan membantu dan mendukung kita didalam proses tersebut. dalam bahasa Joe Vitale, "Maka alam semesta akan menyusun ulang untuk dirinya sendiri". Akumulasi dari energi fisik, emosional, mental, dan spiritual yang kita lakukan akan muncul dalam sebuah bentuk yang biasa disebut sebagai Takdir atau Nasib. Bisa berupa sebuah Keberuntungan atau Kemalangan.
Dalam
dunia Psikologi dikenal istilah efek Pygmalion. Efek ini adalah sebuah ramalan
yang terbukti dengan sendirinya karena faktor kepercayaan yang sangat besar.
Apa yang kita percaya, itulah yang akan terjadi. Efek Pygmalion membuktikan
bahwa segala sesuatu dimulai dari pikiran. Seseorang menjadi sehat atau sakit
juga karena dari pikiran. pikiran bisa mendatangkan kebaikan ataupun keburukan
dalam kehidupan seseorang. Dari pikiran itu pula nasib seseorang ditentukan.
Orang yang dalam hidupnya cenderung memiliki pikiran-pikiran positif akan
memiliki kemungkinan yang besar mendapatkan keberuntungan. Tetapi orang yang
selalu dipenuhi pikiran negatif, maka kesialan dan nasib buruk akan selalu
menyertainya. Sama halnya dengan hukum Law of Attraction, bahwa sesuatu yang
serupa menarik hal yang serupa pula. Jadi penting sekali bagi kita untuk selalu
menjaga agar pikiran, tindakan, dan perasaan kita selalu positif kapanpun dan
dimanapun kita berada.
(Sumber:
Liberty)