TELAH BERPULANG.. OM BAMBANG

Minggu, 27 Juli 2014


Om Bambang

Pada hari ini Ahad 27 Juli 2014 bertepatan dengan 29 Ramadahan 1435 H telah meninggal dunia adek ibu saya yang bernama Bambang. Beliau merupakan adek ibu yang paling kecil dan laki laki satu satunya di keluarga ibu. Sedang ibu saya adalah anak pertama.  Yang saya dapat infokan berkaitan dengan Om Bambang yaitu: sakit darah tinggi dan di rawat di rumah kondisi tidak sadarkan diri. Bulik Aman dan Bulik Plumbon bergantian menjaganya (bulik Aman dan Bulik Plumbon adalah kakak dari Om Bambang dan adek adek dari ibu saya). Bergantian karena posisi Om Bambang berada di Pemalang jadi lumayan jauh dari tempat tinggal  bulik. Adapun urutan susunan keluarga ibu adalah Ibu saya, Bulik Plumbon, Bulik Aman dan Om Bambang. Selang beberapa hari saya sempat dapat kabar dari De Yuni ( anak Bulik Aman dan Om Cipto yang pertama) yaitu Om Bambang sempat muntah banyak terus selangnya di cabut dan bisa makan bubur. Dan hari ini Ahad 27 Juli 2014/ 29 Ramadhan 1435 H jam 1 siang meninggal dunia.  Semoga saja arwah beliau di terima di sisiNYA dan keluarga yang di tinggalkannya di beri ketabahan dan kesabaran aamiin.


Pertemuan kami terakhir adalah saat ibunda saya meninggal dunia yaitu tanggal 23 September 2012 dan di awal-awal tahun kami ( ibunda, Mba Ani, saya dan Fikri sempat ke Pemalang dalam acara pernikahan anak Om Bambang pada tanggal 11 Maret 2012.

SEKOLAH ANAKKU

Senin, 14 Juli 2014

Masuk Sekolah dasar dan Play Grup/Bimba

Fikri Irfan Syahmi lahir tanggal 27 November 2007 dan tidak terasa sekarang sudah menginjak usia 6 tahun 6 bulan, itu artinya sudah saatnya melanjutkan ke jenjang berikutnya terutaman di bidang pendidikan. Sebelumnya sempat masuk Paud terus di lanjutkan ke Bimba dan sekarang Bimba sudah selesai dan tentunya berlanjut  untuk mengikuti pendidikan Sekolah Dasar.  Untuki mencari Sekolah dasar di Bekasi cukup binggung pula, karena tidak ada yang di tempuh dengan jalan kaki semuanya menggunankan jasa kendaraan bermotor baik angkot ataupun ojek. Jika bisa di antar sendiri itupun lebih baik sepanjang tidak mengganggu jadwal kerja orang tua. Selain hal di atas juga kami mencermati tetangga yang anaknya sudah masuk SD. Dari amatan tersebut ada plus minusnya. Seperti jadwal yang tidak pasti jam masuk dan pulangnya. Bias berganti-ganti. System pengajaran yang kurang maksimal dalam artian orang tua pun harus maksimal mengajarkan anaknya dan menimbulkan pertanyaan.. loh di sekolah diajarkan apa yaa..? kok ada kesan kita orang tua yang maksimal mengajarkan anaknya sendiri jadi sepeerti kita sendiri yang jadi gurunya. Jika di cermati SD jaman saya dan SD sekarang memang berbeda. SD jaman saya, untuk masuk sekolah tidak harus bias baca tulis dean peran guru sangat berperan dalam hal pengajaran. Orang tua membantu proses pembelajaran terutama dalam hal pekerjaan rumah. Yaa mungkin tidak semua Sekolah dasar seperti ini ada beberapa saja mudah-mudahan. Dan nilai plusnya untuk SD sekarang bebas biaya alias gratis berbeda dengan jaman saya saat SD. selain hal di atas tersebut, ada factor lain dari pendidikan SD yang berkaitan dengan Islam. Kami sebagai orang tua ingin anak-anaknya tidak saja menuntut ilmu dunia saja tapi melainkan ilmu agamapun wajib di pelajari jadi seimbang. Apalagi melihat perkembanagan kedewasaan anak-anak jaman sekarang dapat dikatakan cepat di  dukung dengan media internet yang dapat diakses mudah oleh anak-anak bahkan dengan mudah seperti via HP. Tentunya hal-hal yang seperti ini harus jadi perhatian orang tua terhadap anak-anaknya.



Dengan alasan tersebut di atas maka kami selaku orang tua sepakat untuk menyekolahkan anak di SDIT  (Sekolah Dasar Islam Terpadu). Memang disini dikenakan biaya bulanan tapi jika di lihat dari kurikulum yang ada semoga saja tidak mengecewakan. Harapan kami lainnya adalah semoga sekolah ini sudah dapat mengcover anak dalam hal pendidikan agama yang selama ini masih berjalan masing-masing. Di sekolah biasanya diajarkan  pendidikan biasa dan di luar sekolah ikut pengajian dalam arti pendidikan agama. Tapi jika di SDIT sudah dapat mencakup kedua hal tersebut, tentunyan akan sangat membantu sekali. Untuk SDIT yamg kami pilih adalah SDIT Nurul Fallah (NUFA) lokasi di Bumi Anggrek dekat dengan area rumah (Mutiara Gading Riviera). Pilih yang dekat karena terjangkau selain itu untuk proses pemberangkatan sekolah juga tidak masalah karena Fikri bias berangkat bareng dengan papahnya dan memang serah jalan ke kantor papahnya bahkan jamnyanpun sama dengan jam berangtkat papahnya. Alhamdulillah di mudahkan.


Itu cerita mengenai Sekolah Dasar anak  kami yang pertama (Fikri Irfan Syahmi) sedang untuk anak kami yang kedua (Faris Ridwan Syahmi lahir 10 Desember 2010) juga punya cerita. Pada tahun ini (2014) dia juga sudah mulai masuk Play Grup hanya saja kami dalam hal ini tidak memasukan Faris di Play Grup melainkan di BIMBA ( Bimbangan Minat Baca dan Belajar Anak Usia Dini) karena ada beberapa alasan dianataranya: di Bimba to do point, tidak masuk setiap hari, durasi waktu lebih pendek, tidak terikat dengan seragam, di tuntut dapat baca tulis yang nantinya sebagai modal masuk SD walaupun terlihat seperti dipkasakan di usia dini, tapi setelah di jalankan ternyata tidak demikian. Anak masih punya waktu main dan berkreasi selepas dari Bimba, biaya lebih murah tapi tidak mengurangi kualitas pengajaran. Itulah kurang lebihnya perihal di Bimba dan bukan berarti di PAUD itu tidak bagus. Di Play Grup pun bagus, Cuma bagi kami, kami lebih cendrung di Bimba. Akhirnya kamipun memasukan Faris di Bimba.

Alhamdulillah kedua-duanya sudah aktif belajar baik di SDIT ataupun Bimba apalgi keduanya juga sudah khitan, setidaknya sudah terbebas dari kegiatan khitan ke depannya. (baca edisi khitanan anak). Semoga saja semuanya berjalan dengan lancar karena niat kami baik memeberikan pendidikan kepada anak. Dimana menuntuut ilmu itu di wajibkan atas setiap anak laki-laki maupun perempuan.