Sekilas Retooling Di Universitas Diponogoro Semarang
Akhir tahun 2001 saya bekerja di Tangerang (site inspector pelebaran jalan tol)..
Pak Sarmanto itu adalah supir proyek. Ia baik terhadap saya atau
mungkin juga kasihan...
karena saya kala itu hampir tiap hari pulang malam. Rata-rata pulang jam 2 dini hari. Iapun menganjurkan pada saya untuk
pulang lebih awal, tapi saya ga enak, Walaupun pada diri saya ingin sekali pulang cepat. Saya
kerja disitu memang capai, karena di rumah hanya beberapa jam sisanya berada di
proyek. Kakapun sempat kedinginan di pinggir jalan. Tentang pulang malam..
bayangin saja jika pulang sekitar jam
2an dini hari, kadang juga ada rasa takut di jalan. Kan malam itu rawan, belum
jika berpikir keluarga di rumah. Sejak itu saya berpikir “ternyata kerja di
sipil seperti ini toohh, apalagi di proyek atau di lapangan”
maka takala saya ikut tes di Totalindo bersama anak-anak
PPA. Saya di tesnya paling lama 2 jam kurang 5 menit kira-kira,
selain itu di kasih teh
manis, sedang yang lainnya tak selama saya dan tidak dikasih tes manis. Makanya ada
yang mengganjal saat di tes wawamcara. Yang jadi persoalan yaitu
kala ditanya “anda
bersedia di tempatkan dimana? Di lapangan atau kanntor?”
kakapun bingung!! Saya tahu yang dibutuhkan disini adalah
untuk orang lapangan, sedang saya sudah punya pengalaman kerja
di bagian lapangan. Dan saya ingin rasanya kerja di kantor saja.. dan akhirnya saya jawab “di kantor”
hingga pertanyaan ini diulang 3 kali. Sekali
kali saya jawab di
kantor, satu kali saya jawab terserah yang bersangkutan dan yang terakhir saya
jawab bersedia di tempatkan dilapangan.
Kembali ke cerita semula
Pak sarmanto ini sudah berkeluarga. Istri dan anaknya ada
di Jawa (Semarang). Anaknya pun masih kecil. Takala kontrak saya sudah hampir
habis dan saya ingat akan Pak Sarmanto serta anaknya yang masih kecil, lalu
saya kasih kaset dan Vcd Aa Gym sebagai kenang-kenagan. Kala itu Aa Gym belum dikenal seperti sekarang. Pak sarmanto pun
tak mengenalnya. Bahkan ia bertanya pada saya siapa Aa Gym itu? Dan saya
jelaskan blab la bla…
Pas saya lagi pelatihan di Semarang.. saat itu saya sedang jalan kaki menuju
Kampus Undip. Dalam perjalanan itu, ada angkot yang menawarkan saya, lalu kaka
jawab tidak. Saya tak melihat jelas siapa sopirnya. Saya tetap berjalan, lalu angkot itu mundur menghampiri saya. Sayapun
binggung.. dalam hati.
“kan sudah di jawab tidak!” lalu saya jawab tidak lagi dengan menoleh ke sopirnya sebentar lalu saya membalikan wajah saya ke depan.. Spontan saja, saya berpikiran..
“kayaknya saya pernah melihat wajah orang ini?” saya
palaingkan wajah saya lagi ke arah sopir dan ternyata.... saya hampiri dan saya
jabat tanganya dengan erat dan hangat serta cukup lama berjabstannya. Karena tak menyangka atau menduga akan juumpa di sini
serta ditambah rasa kangen.
“kamu dulu yang di proyek tangerang ya? Sigit apa
Singgih?” ungkap sopir tersebut
“Singgihhh...”
“Pak sarmanto yahh”
“ia kamu masih ingat saja...”
lalu masing-masing menayakan kabarnya. Karena takut
terlalu lama bagi penumpang yang didalam akhirnya Pak. Sarmanto melanjutkan perjalanan. Sambil
berjalan menuju kampus saya, saya berpikiran tak menyangka dan berharap
jumpa kembali. Alhamdulillahdi hari-hari berikutnya saya jumpa dia beberapa kali. Sayapun mengundangnya
untuk ke tempat kost saya. Tapi ia sibuk karena seharian ia menyupir
angkotnya. Iapun juga sempat mengatakan teriamaksih kembali pada saya.
“terima kasih untuk kaset dan vcd Aa Gymnya sampai sekarang masih ada. Sebetulnya disaat saya meninggalkan
Semarang saya ingin sekali jumpa dengan Pak. Sarmanto ataupun main kerumahnya. Tapi kala itu tak
sempat, karena saya juga pulangnya mendadak (ada panggilan kerja).
Oya
Pak sarmanto merupakan supir dari Bapak Ary Suryaman, sedangkan Pak ary
Suryaman adalah dosen saya saat saya kuliah dan beliau menagajar Mekenika
Rekayasa. Kabar terbaru dari kakak saya bahwa beliau sekarang sudah meninggal
dunia ( semoga almarhun di terima di sisi allah aamiin). Sedangkan kakak saya dan Pak ary Suryawan
merupakan teman sekantor.