Retooloing Undip

Jumat, 03 September 2004

Sekilas Retooling Di Universitas Diponogoro Semarang

Akhir tahun 2001 saya bekerja di Tangerang (site inspector pelebaran jalan tol).. Pak Sarmanto itu adalah supir proyek. Ia baik terhadap saya atau mungkin  juga kasihan... karena saya kala itu hampir tiap hari pulang malam. Rata-rata pulang jam 2  dini hari. Iapun menganjurkan pada saya untuk pulang lebih awal, tapi saya ga enak, Walaupun pada diri saya ingin sekali pulang cepat. Saya kerja disitu memang capai, karena di rumah hanya beberapa jam sisanya berada di proyek. Kakapun sempat kedinginan di pinggir jalan. Tentang pulang malam.. bayangin saja  jika pulang sekitar jam 2an dini hari, kadang juga ada rasa takut di jalan. Kan malam itu rawan, belum jika berpikir keluarga di rumah. Sejak itu saya berpikir “ternyata kerja di sipil seperti ini toohh, apalagi di proyek atau di lapangan”

maka takala saya ikut tes di Totalindo bersama anak-anak PPA. Saya di tesnya paling lama 2 jam kurang 5 menit kira-kira, selain itu di kasih teh manis, sedang yang lainnya tak selama saya dan tidak dikasih tes manis. Makanya ada yang mengganjal saat di tes wawamcara. Yang jadi persoalan yaitu kala ditanya “anda bersedia di tempatkan dimana? Di lapangan atau kanntor?”

kakapun bingung!! Saya tahu yang dibutuhkan disini adalah untuk orang lapangan, sedang saya sudah punya pengalaman kerja di bagian lapangan. Dan saya ingin rasanya kerja di kantor saja.. dan akhirnya saya jawab “di kantor”

hingga pertanyaan ini diulang 3 kali. Sekali kali saya jawab di kantor, satu kali saya jawab terserah yang bersangkutan dan yang terakhir saya jawab bersedia di tempatkan dilapangan.

Kembali ke cerita semula

Pak sarmanto ini sudah berkeluarga. Istri dan anaknya ada di Jawa (Semarang). Anaknya pun masih kecil. Takala kontrak saya sudah hampir habis dan saya ingat akan Pak Sarmanto serta anaknya yang masih kecil, lalu saya kasih kaset dan Vcd Aa Gym sebagai kenang-kenagan. Kala itu Aa Gym belum dikenal seperti sekarang. Pak sarmanto pun tak mengenalnya. Bahkan ia bertanya pada saya siapa Aa Gym itu? Dan saya jelaskan blab la bla…

Pas saya lagi pelatihan di Semarang.. saat itu saya sedang jalan kaki menuju Kampus Undip. Dalam perjalanan itu, ada angkot yang menawarkan saya, lalu kaka jawab tidak. Saya tak melihat jelas siapa sopirnya. Saya tetap berjalan, lalu angkot itu mundur menghampiri saya. Sayapun binggung.. dalam hati.

“kan sudah di jawab tidak!” lalu saya jawab tidak lagi dengan menoleh ke sopirnya sebentar lalu saya membalikan wajah saya ke depan.. Spontan saja, saya berpikiran..

“kayaknya saya pernah melihat wajah orang ini?” saya palaingkan wajah saya lagi ke arah sopir dan ternyata.... saya hampiri dan saya jabat tanganya dengan erat dan hangat serta cukup lama berjabstannya. Karena tak menyangka atau menduga akan juumpa di sini serta ditambah rasa kangen.

“kamu dulu yang di proyek tangerang ya? Sigit apa Singgih?” ungkap sopir tersebut

“Singgihhh...”

“Pak sarmanto yahh”

“ia kamu masih ingat saja...”

lalu masing-masing menayakan kabarnya. Karena takut terlalu lama bagi penumpang yang didalam akhirnya Pak. Sarmanto melanjutkan perjalanan. Sambil berjalan menuju kampus saya, saya berpikiran tak menyangka dan berharap jumpa kembali. Alhamdulillahdi hari-hari berikutnya saya jumpa dia beberapa kali. Sayapun mengundangnya untuk ke tempat kost saya. Tapi ia sibuk karena seharian ia menyupir angkotnya. Iapun juga sempat mengatakan teriamaksih kembali pada saya.

“terima kasih untuk kaset dan vcd Aa Gymnya sampai sekarang masih ada. Sebetulnya disaat saya meninggalkan Semarang saya ingin sekali jumpa dengan Pak. Sarmanto ataupun main kerumahnya. Tapi kala itu tak sempat, karena saya juga pulangnya mendadak (ada panggilan kerja).


Oya Pak sarmanto merupakan supir dari Bapak Ary Suryaman, sedangkan Pak ary Suryaman adalah dosen saya saat saya kuliah dan beliau menagajar Mekenika Rekayasa. Kabar terbaru dari kakak saya bahwa beliau sekarang sudah meninggal dunia ( semoga almarhun di terima di sisi allah aamiin).  Sedangkan kakak saya dan Pak ary Suryawan merupakan teman sekantor.
 




RASA SAYANG DAN CINTA

Senin, 07 Juni 2004

RASA SAYANG DAN CINTA

Setidaknya rasa sayang dan cinta itu memang fitrah manusia. Ia timbul di dalam hati kita, dan kita pun tak bisa memungkirinya. Kalau toh hendak dihapus ataupun dilupakan, tapi dihati masih tetap sayang dan cinta.. amatlah sulit. Jadi menurut saya jalan yang tepat adalah bagaimana kita menyikapi rasa sayang dan cinta itu. Mungkin pembaca juga bertanya.. Untuk menyikapi rasa sayang dan cinta itu yang bagaimana siiih. Sayapun susah untuk menjelaskannya. Tapi jika kita ambil contoh kasus yang lain, mungkin akan lebih mudah untuk di cerna. Sebagai contoh Jika kita mempunyai suatu barang yang berharga, serta barang itu satu-satunya lalu barang tersebut hilang. Bagaimana perasaan kita? Tentunya merasa kehilangan lalu berusaha untuk mencarinya. Jika mencarinya juga tidak ada, katakanlah barang tersebut sudah hancur cur, apaksah yakin akan ketemu? Apa  yang harus kita lakukan dan bagaimana kita menyikapinya? Apakah kita akan terus mencari hingga dapat? nah jika memang barang itu benar-benar tak ada bagaimana. Tentunya dengan kata lain jika kita tetap mencarinya maka akan sia-sia saja dan buang-bunag energy sehingga apa yang kita usahakan semaksimal mungkin, bisa jadi tak akan hasilnya. Toh dicari atau tidak hasilnya sama saja. Tentunya yang lebih tepat mengiklaskan apa yang telah terjadi, dan mengambil pelajaran apa yang telah terjadi. 

Sedangkan ada barang yang sama dengan barang yang hilang tapi dengan merek yang berbeda serta variasinya banyak tersedia. Kenapa kita tak mencari alternatif ini saja. Jika kita hanya memikirkan yang hilang terus, tentunya akan menjadi beban pikiran dan tidak efektif dalam menjalani hidup. Dipikirkan dan tidak dipikirkan toh barang tersebut juga tetap hilang dan tak kembali. Apakah dengan dipikirkan barang tersebut dapat hadir kembali. Jadi intinya dipikir dan tak dipikir hasilnya toh sama, jadi lebih baik terima saja kejadian yang ada dan mencari alternatif pilihan yang lain. Itu mungkin  gambaran secara umumnya, walaupun tak dapat di sejajarkan dengan peristiwa rasa sayang dan cinta terhadap manusia, apalagi menjurus  untuk berumah tangga. Tentu masih jauh . Saya yakin jika hal tersebut terjadi pada barang tentunya pembaca bisa menyikapinya, tapi inikan terjadi pada manusia, yang berbeda dengan barang.. , lagi pula hati manusia itu kan kadang berbolak balik dan tidak konstan. ya saya juga ga tahu harus menjelaskan bagaimana, saya juga bingung .

Kesimpulan

Intinya kita harus menerima sesuatu yang telah terjadi dengan iklas (qonaah). Sebab biar bagaimanapun itu sudah terjadi. Dan bagaimana kita ambil hikmahnya atau pelajaran dari peristiwa tersebut. Adapun kejadian yang kita masih penasaran (dalam tanda “), kita dapat bermohon pada Allah agar memberikan ketetapan hati pada kita, karena dialah yang membolak-balikan hati kita. 

Orang tak akan bisa memberikan sesuatu jika ia tak memiliki sesuatu itu... 

orang tak akan dapat memberikan dua buah jika ia hanya memiliki satu buah.... 

orang tak akan memberikan rasa sayang dan cinta jika ia tak memiliki rasa sayang dan cinta itu pula. 

Ada gambaran mengenai hal di atas:

“Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang serta Mencintai umatNYA, jika rasa Sayang dan Cinta Allah itu di curahkan kepada kita, lalu kita menolak rasa sayang dan Cinta dari Allah... bagaimana jadinya...!? hebat sekali kita. Mungkin pembaca binngung.. kenapa saya tak terima saja rasa sayang dan cinta orang yang menyatakan cintanya? Untuk hal ini saya juga ga tahu .. tapi intinya saya menerimanya walaupun sebagai teman ataupun ade saya. Saya rasa ini lebih baik . Karena saya pernah alami kata-kata menolak dengan kata lain ia mengatakan menolak cinta saya. Mungkin kata-kata menolak itu jika salah memahami atau di tujukan bukan pada orang yang tepat dapat menimbulkan salah paham. Jadi untuk kedepannya jika pembaca dihadapkan oleh persoalan tersebut di atas alangkah bijaknya jangan ada kata-kata menolak. Itu menurut saya sendiri loohh. Bisa jadi pemahaman saya yang salah.

“Yakinlah akan janji Allah”

“Allah akan memmberikan hal yang terbaik bagi hambanya. Persoalannya apakah kita ini sudah termasuk hamba Allah?”

“yakinlah akan kekuatan doa”

“Esensinya setiap doa itu di kabulkan, jika memenuhi syarat, hanya waktu dan wujudnya saja di luar kemampuan kita”

“Serahkanlah hasil doa sepenuhnya pada Allah, karena ia tahu yang terbaik bagi kita”



*****************